Mohon tunggu...
Farizandi Hadi Prasetyo
Farizandi Hadi Prasetyo Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Travel Blogger

Seorang travel blogger yang menuliskan cerita perjalanannya di www.feelfreebackpacker.id dan lebih sering berpergian secara solo atau disebut juga Solo Traveler.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepucuk Surat Untukmu, Ramadan

4 Juni 2019   05:47 Diperbarui: 4 Juni 2019   06:04 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Dokumen Pribadi

Teruntukmu Ramadhan, setelah menanti sekian lama  akhirnya engkau tiba.  Membawa segudang keberkahan, sejuta ampunan, dan yang kami nanti adalah malam dimana yang lebih baik dari 1000 bulan. Semua bersiap menyambutmu dengan gembira. Berbagai tradisi yang hanya dilakukan setiap satu tahun sekali seperti shalat tarawih berbaur dengan orang-orang yang jarang kita temui, bersantap sahur dengan keluarga yang dicintai, berbuka dengan penuh kenikmatan.

Engkau tidak hanya mengajari kami untuk hanya menahan lapar dan haus, tetapi kaulah yang mengajari kami bagaimana cara berbuat baik, cara melawan hawa nafsu, berbagi dengan sesama, dan selalu memohon ampunan kepada Allah. Menantikanmu adalah sesuatu yang sangat berharga. Karenanya aku sangat bersyukur bisa bertemu denganmu lagi di tahun ini. Semoga hidayah dan segala keberkahan datang di bulan suci penuh ampunan-Nya. 

1 bulan akan terasa lama apabila ia tidak menyambutmu dan 1 bulan akan terasa sangat singkat apabila ia menyambutmu dengan penuh harapan. Tetapi walaupun engkau tetap datang bersama insan yang tidak menyambutmu, kau membawakan hidayah yang didatangkan oleh Allah sehingga ia mengerti makna Ramadhan. Dan ketika engkau datang bersama insan yang menyambutmu,  kau membawa keberkahan yang didatangkan oleh Allah kepada ia dengan penuh cinta dan rahmat. Sesungguhnya engkaulah raja dari segala bulan dengan sejuta kebaikan dan keberkahan.

Sebulan penuh aku berpuasa, ketika mendengar kau sudah berada di penghujung, hatiku terasa sedih dan takut apakah aku mendapatkan hidayah dan keberkahan. Dan aku takut apabila aku tidak bisa bertemu lagi denganmu tahun berikutnya. Sungguh aku selalu berdoa kepada-Nya untuk dipertemukan kembali dengan aku yang lebih baik dari sebelumnya.

Kini kau tengah berada di penghujung

Menyambut hari yang fitri, menjadikan insan kembali putih seperti kertas tanpa guratan

Sungguh aku akan sangat merindukanmu nanti.

Terima kasih Ramadhan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun