Mohon tunggu...
Fariza ika cahyani
Fariza ika cahyani Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswi uin maliki

Halo selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Cocolan Petis Kupang Menambah Rasa Maknyus Saat Memakan Gorengan

29 Januari 2022   21:20 Diperbarui: 29 Januari 2022   21:24 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gorengan sering kita jumpai dalam setiap stan stan bazar. Seperti hal nya pada hari ini yang bertepatan pada ulang tahun Sidoarjo yang ke 163 dan selain itu juga bertepatan pada hari minggu yang mana adalah sebuah hari libur bagi kebanyakan orang baik pekerja maupun siswa sekolah. Kegiatan tersebut banyak stan stan bazar yang menetap di Alun-Alun, yang menjadikan sekian banyak orang sebagai wisata kuliner. Stan stan bazar tersebut didominasi oleh penjual gorengan baik berupa tahu isi, ote-ote, mendoan dan masih banyak lagi.

Gorengan yang disajikan oleh para penjual di stan stan bazar Alun-Alun Sidoarjo ini kebanyakan hanya didampingi oleh lombok lalapan atau yang biasa berwarna hijau. Penjual gorengan kebanyakan tidak menyajikan petis sebagai makanan pelengkap makan gorengan. Sehingga hal ini menjadikan sebuah inisiatif para mahasiswa KKM-DR UIN Malang untuk menjual beberapa petis yang merupakan sebuah UMKM Warga Desa Balonggabus. Kegiatan menjual beberapa petis hasil UMKM Desa Balonggabus ini merupakan sebuah tujuan agar hasil UMKM petis ini dapat dikenal oleh masyarakat.

UMKM petis kupang ini merupakan sebuah produk rumahan yang diolah pribadi oleh masyarakat Desa Balonggabus. Produk ini diolah dengan memakan waktu yang lumayan lama. Sehingga untuk mengahasilkan petis kupang ini harus diolah sehari sebelum dijualkan.

Produk UMKM yang akan di distribusikan oleh mahasiswa KKM-DR UIN Malang ini bernamakan petis kupang Bu Asmaul yang mana bertepatan satu RT dengan Bapak Kepala Desa Balonggabus. Produk petis kupang Bu Asmaul ini merupakan sebuah olahan petis yang dimasak oleh Bu Asmaul sendiri. Sehingga Bu Asmaul menjual olahan petis kupang ini hanya dirumah nya saja tidak menjual di beberapa tempat.

Petis kupang Bu Asmaul ini dibandrol dengan harga 5000 dengan berat 400 gram, yang mana dalam pengemasan petis ini hanya dikemas sederhana dengan menggunakan plastik dan ditali oleh karet. Sehingga hal ini menarik perhatian mahasiswa KKM-DR UIN Malang untuk memberi sebuah kemasan beserta label lalu dijual kembali. Inisiatif tersebut membuahkan hasil untung yang lumayan, yang mana hanya dengan diberikan sebuah kemasan berupa wadah dengan berat sekitar 250 gram dan tak lupa diberi stiker sebagai identitas sebuah produk dapat menarik perhatian masyarakat untuk membeli produk UMKM petis kupang Bu Asmaul ini.

Upaya yang dilakukan oleh mahasiswa KKM-DR UIN Malang ini tidak membuahkan hasil penjualan yang lumayan untuk mahasiswa itu tersendiri. Melainkan membuahkan hasil yang baik pula untuk Bu Asmaul, yakni memiliki beberapa pesanan yang dilakukan pada via online atau chat pada WhatsApp. Sehingga hal ini dapat menjadikan UMKM petis kupang yang dilakukan oleh masyarakat Desa Balonggabus dapat dikenal oleh masyarakat secara luas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun