Mohon tunggu...
Faris Abdurrahim
Faris Abdurrahim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Writer

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

A Word from a Loser

19 April 2021   20:31 Diperbarui: 19 April 2021   20:37 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada hari pertama ramadhan pada tahun 1435 H atau bertepatan pada tanggal 27 juli 2014 , di umur yang masih 12 tahun, saya melakukan perjalanan dari kampung dalam keadaan berpuasa pada hari pertama untuk menuju ke sebuah sekolah ber asrama. 

Ya, pada saat saya telah lulus pada tingkatan sekolah dasar saya pun memilih untuk melanjutkan pendidikan sekolah menengah pertama di sebuah islamic boarding school bernama Ar risalah. Pada hari hari pertama tentu saja terasa berat baginya untuk menjalani kehidupan pesanteren bagi seorang anak kecil yang baru seumur jagung.

Namun begitulah fitrahnya seorang manusia, mereka memiliki kemampuan berdaptasi terhadap lingkungan dan orang baru yang berbeda beda, namun bagi saya waktu itu untuk menerima hal hal baru terasa lebih mudah dengan sesama murid, ustad, maupun orang orang lingkungan asrama. Karena saya dari kampung bersama teman teman saya, sehingga untuk menerima lingkunga asing tak terasa begitu berat karena ada teman teman yang sudah saya miliki dari dulu. Bersama di sana, setelah melakukan kegiatan pondok dan sekolah kami mencari kesibukan dan kegiatan bersama untuk menghilangkan rasa bosan dan rasa rindu akan rumah di kampung halaman.

Disana, di Perguruan islam Ar risalah, terdapat semcam organisasi yang sistem nya mirip dengan organisasi siswa di sekolah lain, Osis. Namun dalam penjalanan nya, orgainsasi ini jauh lebih dalam peran dan pengaruhnya dalam kehidupan di asrama dan sekolah, yang bernama BES- AR, Badan Eksekutif Siswa Ar Risalah. 

Dikatakan lebih dalam peran dan pengaruh nya dikarenakan organisasi ini tak hanya mengayomi siswa dan menegakkan peraturan di sekolah saja, namun juga peraturan peraturan di asrama pun juga terlibat BES AR dalam menegakkannya. Seperti pendisiplinan waktu sholat yang lima berjamaah di mesjid,waktu makan dan mandi, penggunaan bahasa asing Arab dan Inggris  dalam berkomunikasi, penjagaan kebersihan lingkungan kelas, asrama kamar mandi dan tempat makan, serta banyak peran lainnya yang dilakukan oleh organisasi yang satu ini. 

Disamping itu organisasi ini juga mengadakan berbagai event  yang mengisi waktu waktu senggang di antara kegiatan asrama dan sekolah yang dimiliki oleh siswa siswa. Kegiatan yang diselenggakan juga di jalnakan dengan baik dan menyenangkan seperti event perlombaan olah raga, pertunjukan pentas, pasar malam, pameran seni, dan banyak lainnya.

Mengetahui hal tersebut, saya pun yang waktu itu masih menginjakkan pendidikan pada tingkatan kelas tujuh, memutuskan untuk mengikuti dan menjalani tes wawancara penerimaan anggota BES AR, yang dimana pengurus  tahun tersebut baru saja terbentuk. 

Sebagai seorang anak keals satu SMP yang tentu saja tertarik akan hal hal baru, saya pun dengan antusias mencoba mendaftarkan diri di tes wawancara bagian pengurusan acara yang saya sebutkan tadi, yang bernama Kementrian PSDM (Pengembangan Sumber Daya Manusia). Devisi devisi di organisasi ini disebut sebuah kementrian karena sistem organisasi ini memakai dan memasang nama yang mirip ketatanegaraan negara kita, yang dimana dipimpin oleh sepasang presiden dan wakil presiden dan di support oleh kementrian kementrian yang ada. 

Dan juga kementrian ini terdapat enam sampai delapan kementrian dan biasanya berisikan delapan sampai sepuluh pengurus, tergantung kabinet tahun tersebut merncanakan di awal berapa. 

Banyak dari kami atau bahkan bisa dikatakan hampir semua dari siswa kelas 7 yang mencoba untuk melakukan wawancara penerimaan anggota tersebut,  hal ini dibuktikan dengan ramai danpenuh nya siswa yang berada di lokasi wawancara. 

Namun pada saat pengumuman hasil wawancara, hanya tiga anak kelas 7 yang dinyatakan diterima di organisasi tersebut, dan salah satu yang diterima adalah saya, dan pada saaat itu dengan kepolosan yang masih saya miliki posisi sebagai anggota PSDM pun saya terima dengan senang hati, dan tak menyadari apa dampak yang akan terjadi di masa yang akan datang dari menjadi salah satu anggota yang diterima tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun