Namanya Senja
Dalam sebuah perjumpaan, kita berjumpa dalam sebuah kesempatan yang berlangsung hanya tiga hari.
Senja begitu mengagumkan, dari caranya berbicara dan semuanya tentangnya.Â
Sesekali menatap senyumnya dari kejauhan.
Dia berasal dari ujung kota perbatasan provinsi. Hutan rindang membalut tempat kami terlibat dalam pertemuan.Â
Suara daun bergesekan, riuh peserta serta gemericik air di kolam, membuat momen tiga hari ini jangan cepat selesai, harapku.
Senja tampak lihai dalam membatik, dia terampil dalam mewarnai batik yang dipegang di tangan kirinya, sedangkan tangan kananya sibuk menari-nari diatasnya.
Diujung perjumpaan, kami terlibat kelompok kecil, bicara tentang kuliner dan kebudayaan masing-masing daerah. Senja ternyata menyukai makanan favorit khas daerah tempat tinggal saya, "Soto Lamongan".Â
Senja mengatakan, selama dia singgah dalam perjalanan, Soto menjadi tujuan utamanya. Akan tetapi, dia belum pernah mencicipi tempat kelahiran Soto sesungguhnya (Lamongan). Â
"Nanti kalau ke Lamongan, kabar-kabar aja, Soto Lamongan menantimu,"Â ucapku.