Mohon tunggu...
Farijal
Farijal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Bukan siapa-siapa.

Kadang nulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Opor Ayam dan Rintik Hujan di Kampung Halaman

12 Mei 2022   10:27 Diperbarui: 11 Juli 2022   11:52 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dialog kopi (Dokumentasi pribadi)

Sebuah kebahagiaan di lebaran tahun ini, saya bisa menikmati ketupat dan opor ayam di kampung halaman. Ketupat dan opor menjadi jamuan khas setiap edisi lebaran.

Potongan daging ayam dimasukkan dalam kuah berwarna kuning pekat semakin mengikat aroma, apabila disajikan dalam kondisi hangat.

Begitu pulang, beberapa agenda silaturahmi baik dari keluarga maupun alumni datang silih berganti. Di momen lebaran, adalah waktu yang sangat tepat untuk mengadakan perkumpulan.

Berkumpul bersama kawan ketika mondok (Dokumentasi pribadi)
Berkumpul bersama kawan ketika mondok (Dokumentasi pribadi)
Yang merantau jauh, entah itu untuk menuntut ilmu atau mencari nafkah pasti akan mendapatkan cuti. Walaupun, tak seberapa lama, libur lebaran tetap dinanti.

Di agenda terakhir, kebanyakan kami habiskan di sebuah warung kopi yang tak jauh dari rumah. Beberapa kawan merekomendasikan 'Dialog Kopi'.

Baik makanan atau minuman disini dari segi harganya cukup merakyat. Soal rasa dari menu yang disajikan, jika ditanya nilai antara 1-10. Maka saya akan memberikan nilai 8. 

Tempatnya adem dan nyaman, menjadi nuansa yang berbeda. Beberapa pepohonan yang ditanam menambah daya tarik warung kopi ini.

Inilah yang menjadi efek daya pikat, untuk menarik pelanggan tipikal seperti saya. Dedaunan hijau, serta desir suara ombak yang bertabrakan dengan bebatuan menjadi sore hari itu kian khidmat. 

Alunan gitar yang dimainkan kawan saya juga tak mau ketinggalan. Lagu dengan judul Sunset di Tanah Anarki mengawali. Lagu ini, sering kami dengar dari kawan saya.

Salah satu kawan saya, adalah Outsider sejati (sebutan fans band Superman Is Dead). Setiap hari kami mendengar lamat-lamat cuplikan lagu tersebut dari kawan saya menyanyikan.

Saat menjelang matahari terbenam, rintik hujan mulai datang. Hujan deras mengguyur jalanan Lamongan bagian Utara yang semenjak siang tadi, matahari sangat terik menyengat.

Warung kopi ini berdiri dengan beragam fasilitas. Mulai dari: kamar mandi dan Musala. Inilah harus diperhatikan warung kopi atau kafe. 

Aspek-aspek religius harus diperhatikan. Bangunan yang tidak memperhatikan aspek religius, pasti kurang diminati masyakarat. Terbukti dari beberapa tempat arena liburan atau warung kopi atau sejenisnya.

Dedaunan hijau yang ada di warung kopi ini, juga turut basah. Lampu temaram warna oranye dinyalakan pertanda hari kian gelap. Es kopi Vietnam yang saya pesan kini hanya berisi gelas kosong.

Sekian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun