Mohon tunggu...
Fariha Qonita Salma
Fariha Qonita Salma Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Seorang pelajar yang mendedikasikan dirinya bukan hanya sekedar menjadi pembelajar yang baik, tetapi bisa menuangkan aspirasinya sebagai wujud kepeduliannya terhadap masa depan anak bangsa.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Tentang Anak Perantauan dan Segala Stigma di Masyarakat

25 Juni 2022   15:16 Diperbarui: 25 Juni 2022   15:36 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Pantang Pulang Sebelum Berhasil"

Itulah slogan berupa stigma yang sering dilantunkan para anak rantauan. Mereka tak berani pulang ke rumahnya sebelum memberikan kabar baik terhadap semua keluarganya.


Keluarga mereka percaya bahwa anak rantauan nantinya dapat memberikan hasil yang terbaik. Hasil terbaik yang bisa membahagiakan keluarga maupun dirinya sendiri.


Saya terkadang miris dengan fenomena tersebut.


Dalam hati, saya ingin membenarkan stigma itu. Bukan mustahil orang rantauan bisa sukses, namun tidak semudah itu untuk mencapai suatu hal yang diinginkan.


Sekelas Thomas Alva Edison pun harus melalui langkah yang sangat panjang. 9.955 percobaan. Bagi orang awam, 9.955 percobaan adalah suatu hal yang sangat berat. Mencoba melakukan sesuatu dari nol lagi dengan berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Kita sebagai manusia tidak bisa memprediksi apapun yang akan terjadi. Usaha kita adalah memperbanyak usaha dan perbaiki ibadah kepada-Nya.


Bagi orang yang sudah sukses, mereka akan melihat  bahwa 9.955 percobaan adalah suatu hal yang kecil. Mereka sudah merasakan getir pahitnya perjuangan. Jatuh lalu bangun lagi. Belum tentu juga ketika bangun kita bisa langsung sukses. Sukses mendapatkan apa yang kita inginkan.


Saya hanya ingin berkata, "Mohon kepada semua orang yang sedang menunggu seseorang dalam merantau, Janganlah cepat-cepat engkau meminta cerita suksesnya. Karena mereka pun memiliki cerita tersendiri dalam berjuang dari pahit manisnya kehidupan."


Saya disini mewakili anak rantauan ingin mengatakan bahwa kami disini mencoba untuk melakukan hal semaksimal mungkin yang kami bisa. Kami bekerja siang malam, tanpa kenal lelah hanya karena ingin membahagiakan kalian semua.


Terkadang kami pun terpaksa harus berbohong atas kondisi kami di sini. Berbohong tentang kesehatan kami, berbohong tentang finansial kami, dan berbohong tentang kesehatan mental kami. Kami hanya ingin, kalian semua tidak khawatir terhadap kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun