Mohon tunggu...
farid wong
farid wong Mohon Tunggu... -

hanya lelaki yang kebetulan lewat, sama sekali tak hebat, tapi suka bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Jalan-jalan dan Menjumpai Momen Berduaan

27 Juli 2016   12:16 Diperbarui: 27 Juli 2016   16:19 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tentu saja saya tidak sedang ngobrolin tentang couple photography, entah itu menyangkut sesi foto pre-wedding, wedding atau sejenisnya, yang memerlukan pemotretan terencana, penataan cahaya canggih dan pengaturan pose subyeknya. Sama sekali tidak. Dan saya memang tak cakap bicara soal itu.

Pemotretan yang saya lakukan hanyalah spontan, tanpa rencana dan serba kebetulan. Intinya, saya hanya suka jalan-jalan dan keluyuran tanpa tujuan, mondar-mandir tak jelas, sembari bawa ponsel berkamera, dan kadang-kadang juga menenteng kamera mirrorless yang tergolong mungil. Biasanya sih di kamera terpasang lensa pancake 22 mm atau 30 mm, yang mungil juga.

=fw=
=fw=
=fw=
=fw=
Jika saja ini dianggap masuk jenis street photography, ya silakan saja. Saya memang menjumpai semuanya di jalanan, tepatnya di ruang publik, dan semua subyeknya anonim. Beberapa kriterianya memang masuk dalam genre fotografi jalanan, seperti pemotretan dilakukan di tempat umum, kejadiannya spontan atawa tak dibuat-buat dan serba kebetulan; pokoknya semua mengalir begitu saja. Foto-foto yang tersaji di sini saya ambil di sejumlah lokasi di Yogyakarta.

Perlu diketahui, tak ada teknik pemotretan canggih yang saya gunakan. Andalannya hanya momen yang terjadi dalam sebuah lingkungan. Asal semua sudah masuk dalam bingkai, sudah fokus, maka langsung dijepret.

Saat jalan-jalan pagi di kawasan Tugu Jogja, tiba-tiba saja melintas seorang pria dan wanita bergandengan tangan. Karena yang ada dalam genggaman kala itu ponsel, saya langsung saja memotretnya dengan kamera ponsel. Jika saya tidak cepat-cepat memotretnya, pastilah latar belakang Tugu Jogja tidak saya dapatkan, sebab pasangan itu beberapa detik kemudian sudah minggir ke trotoar.

=fw=
=fw=
=fw=
=fw=
Dalam fotografi jalanan, momen – yang di dalamnya ada situasi, ekspresi, mood dsb – dan respon cepat kita pada momen tersebut jadi modal utama. Tapi jangan lantas mengabaikan teknik-teknik dasar fotografi, seperti sudut pengambilan gambar, komposisi, pencahayaan dan lain sebagainya.

There is a creative fraction of a second when you are taking a picture. Your eye must see a composition or an expression that life itself offers you, and you must know with intuition when to click the camera. That is the moment the photographer is creative. Oop! The Moment! Once you miss it, it is gone forever,” kata Henri Cartier-Bresson (1908-2004), bapak candid photography dan street photography.

=fw=
=fw=
=fw=
=fw=
Momen berduaan yang menarik juga saya dapatkan di arena Festival Gerobak Sapi pada tahun 2014. Saat itu ada seorang lelaki tua yang sedang mempersiapkan sapinya untuk tampil di festival. Maksud saya akan memotret aktivitasnya, tapi tiba-tiba sapi itu terlihat seolah hendak mencium sang kakek… ya langsung saja saya pencet tombol rana. Kejadian itu berlangsung cepat. Jika tak cepat merespons, pastilah saya kehilangan momen tersebut.

=fw=
=fw=
=fw=
=fw=
Begitulah yang terjadi pada momen-momen berduaan lainnya yang berhasil saya tangkap baik melalui kamera ponsel maupun mirrorless. Dalam memotret, saya memang lebih menyukai momen-momen yang terjadi begitu saja, yang saya jumpai di ruang-ruang publik. Saya bukan fotografer beneran. Saya hanya punya syahwat memotret di jalanan, dan syahwat itu perlu disalurkan… hehehe.

*) Semua Foto adalah koleksi pribadi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun