Mohon tunggu...
farid wong
farid wong Mohon Tunggu... -

hanya lelaki yang kebetulan lewat, sama sekali tak hebat, tapi suka bersahabat

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ada "Jazz Gue Jual" di Stage Bus Jazz Tour Yogya

27 September 2017   15:42 Diperbarui: 27 September 2017   16:09 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Minggu (24/9) malam lalu saya kembali menonton pertunjukan musik berkonsep bus berpanggung, yang digelar di halaman sebuah mal di Yogyakarta. Sebelumnya, tahun 2016, saya juga menonton hal yang sama di halaman mal yang lain. Ini merupakan event tahunan yang bertajuk "Stage Bus Jazz Tour" (SBJT) di bawah bendera MLD Spot.

Berkait konsep pentas keliling dengan bus berpanggung ini, tentunya tak dapat dilepaskan dari Rene van Helsdingen, seorang pianis jazz sekaligus komposer berkebangsaan Belanda yang lahir di Jakarta. Rene, begitu dia akrab disapa, pernah berkeliling dunia mementaskan jazz dengan stage bus, menjelajahi kota-kota di benua Eropa, Asia, Australia dan Amerika pada dasawarsa 1990an; dan Yogyakarta menjadi salah satu kota yang disinggahi kala itu, dan saya pun menontonnya.

Singkat cerita, tak perlu diragukan lagi pengalaman dan keandalan Rene dalam hal tersebut. Kalau tak salah, tahun 2015 MLD Spot merangkulnya untuk menggelar pertunjukan musik serupa. Lantas, saya pun menonton SBJT 2016 yang singgah di Yogyakarta untuk pertama kalinya. Saat itu ada 15 kota di Indonesia yang disinggahi.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Pada SBJT 2017 saya melihat busnya baru. Kalau pada tahun lalu setirnya masih di sisi kiri, kini setirnya di sisi kanan sebagaimana umumnya kendaraan di negeri kita. Ukuran panggungnya terasa sedikit lebih besar. Selain itu, jumlah kota yang dikunjungi lebih banyak, sekitar 19 kota yang tersebar di empat pulau: Sumatera, Jawa, Bali dan Lombok; untuk kedua kalinya Yogyakarta menjadi persinggahan SBJT.

Pentas musik yang membawa konsep "bring the music to the people" ini gratis, tak dipungut biaya bagi penontonnya. Padahal, sebagian penampilnya adalah grup musik/penyanyi/pemusik yang sudah terkenal di tanah air. Penampilnya berbeda-beda di tiap kota. Silakan klik di sini untuk jadwal masing-masing kota dan penampilnya.

Di Yogyakarta, panggung SBJT 2017 menyuguhkan Kua Etnika, Monita Tahalea, Barasuara, MLD Jazz Project dan satu grup musik yang saya tak tahu namanya; dan juga satu penampil stand-up comedy. Kebetulan, dari semua itu, saya hanya menonton dua yang pertama.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Kelompok musik asal Yogyakarta yang dikomandani seniman musik Djaduk Ferianto, Kua Etnika, tampil sekitar pukul tujuh malam. Seperti biasa, penampilan mereka selalu menghadirkan peranti-peranti musik tradisional/etnik Nusantara di samping yang modern. Dan inilah yang saya suka karena lanskap bunyi yang saya tangkap menjadi kian luas, dan tentunya menghibur dan memanjakan telinga saya.

Atmosfer fusion dan bumbu-bumbu etniknya terasa menggugah selera. Improvisasi-improvisasi yang dilontarkan oleh sejumlah pemain sungguh nikmat, bahkan kreatif, masif dan sistematis... hahaha (just joking). Bagi saya, gaya bermusik Kua Etnika selalu unik.

koleksi pribadi
koleksi pribadi
Mereka menyodorkan beberapa repertoar yang kesemuanya menyertakan vokal dari dua perempuan vokalisnya. Di antara repertoar-repertoar itu ada yang bikinan sendiri, ada pula milik orang lain yang disuguhkan dalam interpretasi musikal khas Kua Etnika. Salah satunya adalah respertoar yang mereka beri judul Jazz Gue Jual. Bagi orang Jogja yang biasa bermain plesetan, tentunya sudah menduga dari mana muasal lagu tersebut. Ia tak lain adalah lagu Just the Way You Are karya Billy Joel -- lagu yang sudah banyak dibawakan oleh pemain-pemain jazz, tentu saja dengan aransemen yang berbeda-beda. 

Kua Etnika pun menyuguhkannya dengan gaya mereka. Sebagai informasi tambahan, Kua Etnika akan merilis album baru mereka. Dalam album tersebut, "Kua Etnika mencoba menyentuh pada isu yang saat ini sedang berkembang seperti membicarakan Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, dengan cara memilih lagu-lagu daerah yang jarang muncul," ungkap Djaduk seperti dikutip gudeg.net. Jika masih ingin menyaksikan aksi Kua Etnika, Anda bisa datang ke panggung SBJT 2017 di Solo (29/9), Magelang (30/9) dan Semarang (1/10).

Monita Tahalea tampil seusai penampilan Djaduk dan kawan-kawan. Penyanyi kelahiran Jakarta 21 Juli ini tampil memesona dengan balutan pakaian warna merah. Lagu-lagu yang dibawakannya diambil dari album-albumnya seperti "Dream, Hope & Faith" dan "Dandellion." Ketika ia menyanyikan lagu-lagunya yang populer, sontak penonton turut bernyanyi bersamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun