Mohon tunggu...
Farid Irfanudin
Farid Irfanudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - isfp

Saya merupakan salah satu dari sekian banyak mahasiswa di Universitas Pamulang yang sedang bekerja

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Fenomena Campur Kode Bahasa menurut Sulistia Wargi, Finalis Duta Bahasa 2020

24 Juli 2021   23:05 Diperbarui: 24 Juli 2021   23:16 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sejak dahulu bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud/tujuan tertentu kepada orang lain. Dengan bahasa, kita bisa menyampaikan seluruh isi yang ada di pikiran kita dengan jelas tanpan ada kekeliruan sedikitpun.

Dewasa ini semakin banyak kosakata yang bermunculan, apalagi dikalangan remaja dimana mereka menggabungkan bermacam kosakata menjadi satu kata yang baru. "Secara umum, banyak yang mengkombinasikan berbagai jenis bahasa dan kosa kata dalam berkomunikasi, atau dalam istilah bahasa dikenal dengan 'campur kode'." Ujar Sulistia Wargi, salah satu finalis Duta Bahasa Nasional 2020.

Campur kode sendiri merupakan suatu keadaan dimana terdapat penggabungan 2 bahasa atau lebih yang bertujuan untuk memperluas gaya bahasa dengan menyelipkan suatu kata/klausa. Contohnya bahasa anak Jaksel dimana mereka sering menyelipkan kata/klausa berbahasa Inggris ke dalam pembicaraannya yang pada dasarnya menggunakan Bahasa Indonesia. Selain itu akhir-akhir ini banyak bermunculan kata yang berawalan meng-, contohnya mengsedih, mengakak, mengcape, dan meng-meng lainnya. Menurut Sulis keadaan ini merupakan salah satu dari konsekuansi sifat bahasa yang arbitrer sehingga menimbulkan peluang untuk pergeseran ejaan yang pada dasarnya menciderai kaidah kebahasaan sendiri.

Sesuai dengan isi dari Trigatra Bangun Bahasa "Utamakan Bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing". Kita sebagai penerus harus mampu menjaga Bahasa Nasional kita yang telah menyatukan seluruh rakyat Indonesia dari sekian banyak perbedaan bahasa disamping belajar bahasa asing untuk memperluas pengetahuan kita. Sulistia memaparkan 3 hal mengapa bahasa itu penting bagi kita.

  1. Sebagai alat komunikasi

Dengan belajar bahasa, kita jadi mampu menempatkan diri untuk berkomunikasi dengan cara yang lebih persuasif dan bermoral. Kita harus bisa memposisikan bagaimana kita berbicara dengan orang tua atau teman sebaya.

  1. Sebagai bentuk nasionalisme

Bahasa bagian dari identitas diri, menjadi cinta negara salah satunya diwujudkan dengan mencintai bahasa negara.

  1. Sebagai medium untuk membuka pengetahuan

Ilmu pengetahuan di dunia sangatlah luas, sayangnya tidak semua literatur dapat diakses dengan menggunakan bahasa kita. Jadi mempelajari bahasa asing juga penting untuk mengumpulkan berbagai informasi dan pengetahuan.

Di era globalisasi ini kita harus mampu mempertahankan bahasa kita disamping masuknya bahasa asing yang mencoba melebur ke dalamnya. Belajar bahasa asingpun tidaklah salah, ruang lingkup global yang sangatlah luas mampu kita jangkau dengan segala isinya. Kita juga bisa melakukan campur kode bahasa asal kita mampu menempatkan etika bahasa yang berlaku dan tujuan mengapa kita melakukan campur kode tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun