Mohon tunggu...
Farida Dewi Maharani
Farida Dewi Maharani Mohon Tunggu... Lainnya - Hidup sederhana berkecukupan

Bekerja untuk yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Sikap Presidensi G20 Indonesia di Tengah Konflik Rusia-Ukraina

9 April 2022   06:13 Diperbarui: 10 April 2022   01:41 2088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peserta delegasi negara G20 mengikuti rapat pertemuan "Trade, Industry, and Investment Working Group (TIIWG) G20. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/YU

Presidensi G20 kali ini menjadi ujian bagi Indonesia untuk menunjukkan kehandalan diplomasi politik Indonesia di kancah internasional. Konflik Rusia Ukraina saat ini menyebabkan pecahnya kebersamaan di antara anggota G20. 

Sebagian negara G20 seperti Rusia, AS, Jerman, Turki, Prancis, Kanada, Inggris dan Jepang merupakan anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang mendeklarasikan dukungan kepada Ukraina. 

Bentuk dukungan mereka antara lain berlomba-lomba menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Rusia. Anggota G20 lain seperti Cina dan India memberikan dukungannya secara implisit terhadap Rusia.

Indonesia di awal konflik Rusia Ukraina jelas telah menyatakan sikap netral untuk tidak berpihak kepada salah satu kubu yang berkonflik. Melalui pernyataan Presiden Joko Widodo pada tanggal 21 Februari 2021 melalui akun twitter resmi @jokowi menyampaikan bahwa, "semua pihak yang terlibat harus menahan diri dan kita semua harus berkontribusi pada perdamaian. Perang tidak boleh terjadi". 

Melalui pernyataan ini Presiden mengajak semua pihak untuk bersatu dan fokus pada masalah pemulihan ekonomi global yang memberikan dampak pada kelangkaan pangan dan meminta agar penyelesaian konflik segera diwujudkan.

Konflik berkepanjangan ini berbuntut pada tuntutan Amerika Serikat dan Blok Barat agar Indonesia mempertimbangkan kembali untuk mengundang Rusia dalam perhelatan besar G20 pada bulan Oktober atau November 2022 di Bali. 

Desakan itu muncul mengatasnamakan kemanusiaan di Ukraina. Desakan-desakan yang disusupi kepentingan politik dari pihak bertikai ini perlu ditanggapi secara hati-hati agar tujuan dari Presidensi tetap fokus pada pemulihan kondisi ekonomi dan sosial global. 

Indonesia harus memastikan agar Presidensi G20 ini tidak menjadi kendaraan politik yang dapat memperkeruh dan memperlebar konflik Rusia Ukraina.

Tujuan awal Presidensi G20

Adalah satu kehormatan bagi Indonesia ditunjuk sebagai tuan rumah Presidensi G20. Anggota G20 mempercayai Indonesia sebagai penyelenggara G20 2022 dan juga memberikan mandat untuk memimpin agenda-agenda rapat penting level internasional. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun