Mohon tunggu...
Farida Azzahra
Farida Azzahra Mohon Tunggu... Konsultan - Law Student

A learner and hard worker person. Have an interest in law and political issues.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Membaca Arah Kemarahan Jokowi

15 Juli 2020   20:41 Diperbarui: 17 Juli 2020   19:27 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo (kanan) meminpin rapat kabinet terbatas (ratas) di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (6/7/2020). Ratas tersebut membahas kelanjutan kerja sama penurunan emisi gas rumah kaca antara Indonesia dan Norwegia dan kebijakan instrumen nilai ekonomi karbon. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/Pool/wsj.(ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A via KOMPAS.com)

Skenario Reshuffle

Penyebar luasan video pidato kemarah Jokowi diketahui baru diunggah oleh akun Youtube Sekretariat Presiden pada 28 Juni 2020 lalu.

Padahal, sidang tersebut telah berlangsung 10 hari sebelumnya, yakni pada 18 Juni 2020. Celah pengunggahan video tersebut kemudian menimbulkan pertanyaan dan berbagai persepsi di kalangan publik dan pengamat politik.

Bahkan tak sedikit yang kemudian menganggap bahwa aksi kemarahan Jokowi tersebut merupakan rekayasa yang sengaja dilakukan sebagai bentuk pengalihan isu.

Terlebih, saat Jokowi menggunakan teks saat menyerukan pidato kemarahan tersebut. Timbul anggapan bahwa kemarahan Jokowi sesungguhnya merupakan sesuatu yang dibuat-buat.

Jika dikatakan bahwa kemarahan Presiden Jokowi pada Sidang Kabinet lalu merupakan sebuah rekayasa, kiranya hal tersebut tidak tepat.

Sebagaimana ditegaskan oleh pengamat politik Yunarto Wijaya, bahwa kemarahan Jokowi merupakan bentuk kemarahan pemerintahan, sementara kemarahan yang dilakukan tanpa teks merupakan bentuk kemarahan spontan yang dilakukan oleh pihak oposisi. 

Hal tersebut bahwasanya merupakan hal yang relevan, sebab sebagaimana diketahui bahwa Sidang Paripurna Kabinet 18 Juni lalu merupakan agenda sidang tatap muka pertama kalinya setelah sebelumnya Presiden menggelar sidang secara virtual karena penyebaran Pandemi Covid-19.

Artinya, segala sesuatu pasti sudah dipersiapkan dan direncanakan, termasuk teks pidato kemarahan yang memang sudah dirancang sebelumnya.

Penyusunan teks pidato kemarahan tersebut bahwasanya dapat dikatakan sebagai bentuk respons penilaian Jokowi terhadap lambannya kinerja kabinet di tengah situasi darurat saat ini.

Kemarahan yang telah dipersiapkan tersebut bahwasanya bukan merupakan suatu rekayasa, melainkan hal yang telah lama dirasa namun menunggu momentum dalam penyampaiannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun