Mohon tunggu...
Farida Fitrani
Farida Fitrani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Yang Terlihat Hanya Ayah dan Bunda, Aku Hanyalah Bayangan dari Mereka Berdua

18 Oktober 2018   21:36 Diperbarui: 18 Oktober 2018   22:24 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pinterest.com/aimeeabm

Aku memang anak tunggal. Yang kata orang selalu dimanja di penuhi apa yang aku inginkan oleh kedua orang tuaku. Dan di bebaskan apa yang akan aku lakukan diluar rumah maupun didalam rumah. Tetapi dengan fakta apa yang aku alami sendiri tanpa menurut pandangan orang lain. Semua itu hanyalah bayangan semu yang tidak akan terjadi dalam kamus dunia ku sendiri.

Bahkan untuk mengungkapkan apa yang aku inginkan saat ini dan saat yang akan datang saja aku tak berani mengungkapkan kecuali, dengan Ahmad teman dimana masa itu mencari ilmu yaitu di sekolah dari kecil sampai sekarang dan karena kebetulan sekali dia juga menjadi tetanggaku. Sudah kebayanglah bagaimana kita sedekatnya itu. Sahabat terbaik.

Ketika aku di rumah kuhabiskan waktu itu dikamar, ruang keluarga untuk menonton tv bersama, ruang makan, dan belajar di ruang kerjanya Ayah. Yah kemungkinan besar aku selalu melakukan kegiatan itu di depan Ayah dan Bunda. 

Karena ketika bosan dirumah aku hanya di kamar untuk membaca novel dan menulis itulah hobiku untuk mengungkapkan rasa bahkan semua rasa yang belum pernah terungkap. Sebab itu kenapa aku belajar di tempatnya Ayah karena agar beliau tau aku ini belajar apa saja dan apabila yang belum tau harus ditanyakan kepada Ayah.

Ketika hari libur di hari minggu aku meminum secangkir kopi hangat dari Bunda, sambil ditemani koran yang mempunyai berita baru pekan baru ini. Di bagian bawah baris kanan koran ada yang berbeda sehingga membuatku tertarik untuk mampir membacanya dan ternyata isinya pun tidak menghianati memnag benar sangat bagus. Yaitu, dibuka beasiswa S1 di Australia prodi arsitek. 

Aku berfikir seribu kali untuk membicarakan ini kepada Ayah dan Bunda agar aku di izinkan mengambil study disana. Karena, selain hobiku membaca dan menulis yang lainnya adalah menggambar.

Ayah boleh tidak aku mengambil study di Australia karena Rani suka sekali dengan menggambar dan Rani pun mempunyai impian menjadi seorang Seniman. Dan ternyata percakapan itu hanya ada dalam hati ku belum sempat ku utarakan kepada Bunda dan Ayah. Karena belum sempat kubicarakan hal itu saja Ayah sudah memanggilku untuk masuk kedalam dan membicarakan tentang study ku di Bandung saja. Di kota kelahiranku sendiri.

Memang betul apa kata Ahmad aku ini orangnya belum PD untuk berinteraksi kepada orang lain dan untuk mengungkapkan apa yang ada dalam hatiku sendiri. Aku hanya bisa mengungkapkan semua itu dengan jelas dan luas hanya di buku, dengan menggambar atau menulis, dan satu lagi untuk menceritakan tentang semua kepada siapa lagi kalau bukan Ahmad.

Dengan berfikir positif dan berdoa. Mungkin memang itu hal yang terbaik menurut kedua orang tuaku, untuk pola asuh otoriter terhadap aku Rani. Karena semua akan indah pada waktunya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun