Mohon tunggu...
Farida Fitrani
Farida Fitrani Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tak Seharusnya Aku, Kau Berikan Benda Ini Kepadaku

4 April 2018   20:15 Diperbarui: 4 April 2018   20:17 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Satu bulan yang lalu aku menyesal sebagai ibu yang belum bisa memilih untuk memberikan permainan yang baik bagi anak. Dhila namanya, cantik, lucu, dan sangat mungil sebagaimana anak kecil perempuan seumurannya. 

Pada usia satu tahun dia sudah saya kenalkan apa itu yang namanya HP dan TV, yang seharusnya seusia dia tak boleh di perkenalkan alat-alat elektronik. Memang aku adalah seorang ibu yang disebut dengan wanita karir sehingga sangat sibuk pastinya dalam kesehariannku.

Ketika aku pulang kerja di sore hari, Dhila yang tadinya di gendong oleh Bi Siti penjaga di rumah sekaligus merawat Dhila mulai pagi hari ketika aku sudah berangkat kerja sampai aku pulang kerja. 

Ku gendong anakku untuk masuk ke dalam kamar, ku tidurkan dia di atas Kasur dan kunyalakan TV agar dia tidak merasa kesepian ketika ku tinggal ke kamar mandi ganti baju. Setelah selesai kutidur di sampingnya kuperlihatkan video anak-anak di HP untuknya agar dia tetap diam dan tersenyum lugu yang aku sukai itu. Setiap hari ku lakukan itu untuk anakku tercinta, memang aku tak ambil pusing untuk menenangkan anakku karena akau sendiri setiap harinya yang selalu capek kerja setelah pulang.

Memang aku belum pernah tau akan berdampak apa dengan anakku itu jika dia sebelum umur dua tahun sudah mengetahui dan melihat layar di TV dan HP. Waktu terus berjalan, karena dia sangat senang dan gembira jika aku sudah menunjukkan Vidio yang ada di HP. Aku sering melakukan hal itu terhadap Dhila anakku sebab aku sangat senang jika dia tersenyum.

Tak terasa sudah Dua tahun umur Dhila sekarang. Aku sangat bangga dengan dia. Tapi tak tahu mengapa akhir-akhir ini dia sering terkena sakit panas dan kepalanya. Ku periksakan ke dokter, katanya dia sakit radang dalam kepalanya sehingga harus di rawat di rumah sakit. Waktu itu aku sangat sedih mengapa anakku yang di rawat di rumah sakit mengapa bukan aku saja atau suamiku yang sakit.

Setelah satu minggu di rumah sakit kami pulang. Dhila tetapku jaga dengan sepenuh hati dan kasih sayang. Dua jam sudah dia tertidur, tapi aku harus membangunkannya karena untuk makan dan minum obatnya. 

Dia tak bisa bangun masih saja tertidur sangat pulas, sebenarnya aku tak tega melakukan ini terhadapnya. Tapi semua ini juga untuk kesehatan Dhila. Aku tak bisa berbuat apa-apa. Aku langsung menelfon Dokter untuk ke rumah. 

Lima belas menit kemudian dokter keluar dari kamar. Dokter mengabarkan bahwa Dhila tak bisa di tolong kembali itu artinya dia sudah telah tiada di dunia ini. Aku menangis sejadi-jadinya. Ya Allah mengapa anakku yang Kau ambil duluan sebelum aku. Dia sangatlah lucu dan mungil yang masih di usia dua tahun ini.

Kejadian satu bulan yang lalu itu aku sangat menyesal dan sedih mengapa aku melakukan itu terhadap anakku sendiri. Penyebab dia sering sakit kepala dan panas, karena terkena radiasi di dalam TV dan HP. kata Dokter mengatakan sebelum anak di usia dua tahun sangatlah tidak baik jika sudah di perkenalkan alat elektronik seperti TV, HP, dan lainnya. 

Karena, anak di usia itu belum bisa menerima gambar-gambar yang secara cepat bergerak dan bentuk-bentuknya, dan juga tidak baik dalam pancaran sinar di dalamnya. Sekali lagi sebelum umur dua tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun