Mohon tunggu...
Farida
Farida Mohon Tunggu... Sekretaris - bless to blessed

menulis adalah bagian hidup saya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perayaan Kathina Puja Dalam Agama Buddha

27 Oktober 2021   11:00 Diperbarui: 27 Oktober 2021   12:21 3821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan Kathina di Vihara Avalokitesvara Kota Tangerang - Banten

penulis : Farida

Kathina merupakan salah satu hari raya dari empat hari raya yang ada dalam agama Buddha. Kathina adalah hari bhakti umat Buddha kepada anggota sangha (perkumpulan para bhiksu dan bhiksuni) yang dilaksanakan selama sebulan penuh. Kathina dirayakan oleh umat Buddha dengan cara berdana atau memberikan persembahan empat kebutuhan pokok para bhiksu dan bhiksuni. Empat kebutuhan pokok terdiri dari; jubah, makanan, obat-obatan, dan tempat tinggal. Kathina dirayakan sebagai upaya umat untuk mendukung kelestarian ajaran Buddha. Dengan adanya sangha, maka ajaran Buddha dapat terus dikumandangkan demi kebaikan dan kebahagiaan semua umat manusia dan semua makhluk di alam semesta. Terdapat syarat yang harus dipenuhi dalam perayaan kathina.  Yaitu minimal lima bhiksu yang menjalankan vassa bersama sama di satu Vihara  (tempat ibadah umat Buddha). Karena persyaratan itu di Indonesia, sebagian besar vihara keterbatasan jumlah biksu, maka tidak merayakan "Kathina-dana" tetapi Sangha-dana (berdana kepada komunitas biksu/biksuni) di bulan Khatina. Dengan demikian Vihara dapat merayakan kathina puja.

Perayaan kathina dilaksanakan setelah para bhiksu dan bhiksuni menyelesaikan masa vassa (berdiam dimusim hujan dengan melatih diri). Masa vassa merupakan tradisi yang diwariskan oleh guru Buddha di India. Pada setiap musim hujan tiba, para bhiksu dan bhiksuni tidak bepergian dan melaksanakan latihan secara intensif selama tiga bulan penuh (Juli, agustus, September) dengan mempraktikan sila (kemoralan), samadhi (konsentrasi), dan panna (kebijaksanaan). Buddha bersabda bahwa, “Dengan perbuatan, pengetahuan, dan Dhamma, dengan sila dan gaya hidup mulia, dengan hal-hal ini setiap makhluk dimurnikan, bukan dengan silsilah atau kekayaan.” (M 3.262). Praktik sila (kemoralan) membawa seseorang pada kemuliaan hidup. Dengan sila yang murni, seseorang akan mampu menghargai diri sendiri dan juga dapat menghargai kehidupan orang lain, bahkan semua makhluk. Bentuk penghargaan itulah yang akan membawa pada kemuliaan bagi diri setiap orang yang menjalankan sila dengan baik. Hal terdekat yang dapat langsung dirasakan bagi mereka yang mempraktikan sila, yaitu; dicintai banyak orang, dan senantiasa hidup dalam kedamaian dan kebahagiaan.

Makna yang terkandung pada perayaan kathina yaitu adanya hubungan yang saling bergantungan antara umat perumah tanggga dengan sangha. Umat Buddha memiliki hubungan yang sangat erat terhadap anggota sangha, salah satunya adalah menyokong kebutuhannya (Sigalovada sutta, DN. III,31). Dalam agama Buddha, sangha sebagai pewaris ajaran Buddha memiliki semangat untuk belajar dan berpraktik. Melalui hasil praktik yang dijalankan maka sangha memberikan pelayanan kepada umat Buddha agar dapat memahami ajaran dan meningkatkan kualitas batin dan memperoleh kebahagiaan dalam hidup. Guru Buddha pernah bersabda, “Barang siapa dengan jalan mampu berbuat kebajikan dan meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk yang pernah dilakukan, maka ia akan menerangi dunia ini, seperti rembulan yang terbebas dari awan (Dhammapada. 173. Artinya, jika seseorang dapat memahami ajaran Buddha dan menggunakan pemahaman yang benar untuk melakukan perbuatan baik. Maka seseorang tersebut akan memiliki kesadaran sebagai wujud sifat belaskasih kepada sesama dan semua makhluk di dunia. Dengan adanya kesadaran dan belaskasih seseorang dapat memiliki rasa malu untuk berbuat jahat dan takut akan akibat perbuatan jahat. Sehingga kedamaian dan kebahagiaan tercipta dalam lingkungan keluarga, masyarakat, juga bagi bangsa dan negara.

Demikian pula umat Buddha, mereka bekerja dan berjuang untuk memperoleh hasil guna memenuhi kebutuhan dan mencapai segala cita-cita yang dimiliki di dunia. Dengan berbagai hasil yang diperoleh melalui cara yang bajik, mendukung sangha dengan berderma kebutuhan pokok sangha sehingga dapat bertahan hidup dan mampu berlatih secara optimal. Makna yang lebih mendalam dari perayaan kathina adalah praktik melepas, bahwa setiap manusia memiliki tabiat keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin. Melalui praktik berdana umat Buddha diajarkan untuk melepas agar terbebas dari lingakaran penderitaan. Sehingga dengan kebajikan yang dilakukan mampu meningkatkan kualitas batin yang sempurna dan mampu membuahkan kebahagiaan bagi mereka yang berbuat kebajikan. Seperti sabda Buddha tentang manfaat berdana, yaitu; “Bagi mereka yang gemar berdana maka akan memperoleh buah dari hasil perbuatan baik yang dilakukan, berupa: paras cantik, suara merdu, kemolekkan, kejelitaan, dan kekuasaan, serta mempunyai banyak pengikut.” (Nidhikanda Sutta, SN. 1;8)

Sumber: (Data hasil wawancara dengan Bhikkhu Bhadra Natha)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun