Mohon tunggu...
Farid Wadjdi
Farid Wadjdi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bekerja di perusahaan kontraktor nasional, memiliki minat khusus di bidang arsitektur dan konstruksi, tapi juga ingin beceloteh dan curhat tentang apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kudeta Mesir: Video Detik-detik Pembantaian Subuh

24 Juli 2013   21:28 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:05 2123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada tulisan terdahulu (baca di sini), saya membahas tentang headline harian Kompas edisi tanggal 09/07/2013 yang berjudul “Pendukung Mursi Ditembaki”. Judul tersebut adalah berita tentang tragedi penembakan massa pendukung Mursi oleh militer pada tanggal 08/07/2013, yang menyebabkan sedikitnya 42 orang tewas dan 322 orang luka-luka. Aksi penembakan terjadi saat massa pendukung Mursi melakukan shalat subuh. Demikian dilaporkan oleh wartawan Kompas Musthafa Abd Rahman, dari Kairo.

Sementara itu versi militer mengatakan bahwa tragedi tersebut merupakan buntut bentrokan antara militer dengan demonstran pro Mursi. Bahkan menurut sumber Kompas online, pihak militer berkilah bahwa semua berawal dari "serbuan" pendukung mursi ke Markas Garda Republik. Ikhwanul Muslimin menyatakan serangan militer dilakukan ketika para pendukung Mursi sedang beribadah pagi. Namun, militer bersikukuh insiden terjadi karena "sekelompok teroris" berusaha menyerbu gedung yang diduga menjadi tempat penahanan Mursi itu.

Saat itu berbagai versi di berbagai media yang bertentangan tidak dapat segera dikonfirmasi kebenarannya. Di Kompasiana sendiri, yang pertama melaporkan peristiwa ini adalah Pak Masykur A. Baddal pada artikelnya yang berjudul "Mesir Geger, Sedikitnya 42 Orang Massa Pro Mursi Tewas dalam Pembantaian Garda Republik". Berbagai komentar pun bermunculan, dalam dua kutup pendapat, antara yang mempercayai versi Ikhwanul Muslimin atau versi militer.

Namun video yang telah ditonton setengah juta orang berikut ini menjadi bukti kebiadaban sekaligus kebohongan militer Mesir yang telah mengkudeta Presiden Mursi. Video yang diambil pada Senin (8/7) pagi sebelum Subuh ini menunjukkan para tentara mulai menyerang dengan menembakkan gas air mata, tanpa didahului dengan adanya provokasi kawanan pengendara motor seperti yang dituduhkan militer. (Silakan klik videonya di sini)

Beberapa menit kemudian, tembakan mulai dilepaskan tentara ke arah peserta aksi damai di Garda Republik yang mayoritas tengah menunaikan shalat Subuh berjamaah. Akibat kebrutalan tentara itu, sedikitnya 51 pendukung Presiden Mursi syahid dan 453 lainnya luka-luka. Video ini akhirnya mengubah istilah pemberitaan media Barat seperti Guardian, dari yang sebelumnya menyebut “bentrokan” menjadi “pembunuhan.”

Dan berikut ini adalah video yang meggambarkan situasi setelah pembantaian itu. Dalam video ini kita dapat melihat korban-korban kebiadaban militer Mesir dan terlihat sisa-sisa peluru di tempat kejadian. (Silakan klik ideonya di sini. Bagi yang tidak kuat melihat darah dan korban yang terluka berat, dimohon tidak melihat video ini)

Kini pihak militer Mesir tak bisa lagi menutupi kebohongan-kebohongannya. Selalu ada orang-orang jujur dan berhati nurani yang akan mengabarkan kebenaran. Rakyat Mesir semakin menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Massa Ikhwanul Muslimin pun tetap istiqomah dengan demonstrasi damainya. Berbagai provokasi yang dilakukan pihak militer dan preman-preman bayarannya, tetap tidak dapat memancing terjadinya anarkisme. Sekali lagi massa pro Mursi tetap dalam demonstrasi damainya. Mata dunia pun semakin terbuka melihat kebenaran dan apa yang sebenarnya terjadi di Mesir .............



Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun