Mohon tunggu...
Farid Wadjdi
Farid Wadjdi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bekerja di perusahaan kontraktor nasional, memiliki minat khusus di bidang arsitektur dan konstruksi, tapi juga ingin beceloteh dan curhat tentang apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Demo di Mesir Hari Ini, Apakah Akan Terjadi Pembantaian Jilid Kedua?

30 Agustus 2013   05:07 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:37 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1377818279526221590

[caption id="attachment_275309" align="aligncenter" width="518" caption="The murderer : Tomorrow you"][/caption]

Mesir Menuju Negara Militer

Pasca kudeta militer, yang berujung pada peristiwa pembantaian di Rabiah Al Adawiyah tanggal 14 Agustus 2013, kini Mesir semakin jelas mengarah menjadi negara militer, dengan semakin kuatnya posisi militer dan lepas dari kontrol negara atau pemerintah sipil. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan terakhir tentang adanya dekrit yang dikeluarkan oleh Presiden interim Adly Mansour, pemimpin sipil Mesir yang didudukkan di tampuk kekuasaan oleh militer setelah penggulingan Muhammad Mursi pada 3 Juli lalu (baca Kompas Online 29/08.2013).

Isi dekrit tersebut menyatakan bahwa, militer Mesir tidak akan lagi mengucapkan sumpah setia kepada presiden. Dalam sumpah prajurit baru itu terdapat kalimat sumpah yang berisi "melaksanakan tugas dari pemimpin saya". Kalimat ini mengganti frasa: "saya akan loyal kepada presiden Republik Mesir".

Pakar Mesir dari Universitas George Washington, AS, Nathan Brown menjelaskan bahwa naskah dekrit itu dibuat berdasarkan materi yang diserahkan Jenderal Abdel Fattah Al-Sisi kepada presiden. "Saya kira tak ada yang percaya dekrit ini adalah inisiatif Presiden Mansour," kata Brown. Pendek kata, lanjut Brown, dekrit ini adalah sebuah inisiatif militer dan disahkan oleh presiden. Brown menambahkan, di sebagian besar negara, militer menyatakan kesetiaannya terhadap konstitusi dan undang-undang.

Apakah Ikhwanul Muslimin Tiarap?

Artikel kompasianer Opa Jappy pada tanggal 28/08/2013 menyatakan bahwa sikon terbaru Ikhwanul Muslimin. Ikhwanul Muslimin (IM) yang lama dilarang di Mesir, kemudian menjadi benalu liar pada kelompok-kelompok rakyat yang meruntuhkan Honi Mubarak, kini tiarap di lorong-lorang gelap Mesir. Benarkah IM menjadi benalu liar? Benarkah IM kini tiarap?

Kenyataannya adalah sebaliknya. Yang paling konsisten dan menyadari betul arah revolusi Mesir 25 Januari 2011 adalah IM. Bukti mengatakan bahwa kelompok liberal tidak menyadari plot lain yang dikendalikan oleh militer. Akhirnya terbongkar kedok ambisi militer, dengan memanfaatkan kebencian kelompok liberal kepada Ikhwanul Muslimin. Fakta yang pertama adalah mundurnya wakil presiden Elbaradei, pasca pembantaian di Rabiah Al Adawiyah. Elbaradei menyatakan tidak dapat memikul tanggung jawab terhadap peristiwa pembantaian itu. Kini Elbaradei telah berada di Wina. Ironisnya, Elbaradei yang disebut sebagai lokomotif gerakan revolusi 25 Januari itu justru dituduh berkhianat dan akan diadili bulan depan.

Sementara itu  situasi terakhir menunjukkan bahwa beberapa elemen gerakan Tamarrud yang berdemo menggulingkan presiden Mursi pada tanggal 30 Juni lalu, kini justru menyatakan bergabung dengan kelompok perlawanan terhadap kudeta militerGerakan Tamarrud Helwan yang mewakili 150 pemuda mengumumkan pembelotan mereka pada hari Selasa lalu dan memutuskan bergabung dengan kelompok para pendukung legitimasi dan menolak Kudeta militer.

Shobir Muhammad, koordinator Tamarrud di Helwan, mengungkapkan “alasan bergabung dengan kelompok pendukung legitimasi adalah pembantaian berdarah yang dilakukan oleh kudeta militer dan penangkapan setiap hari yang mempengaruhi seluruh  simbol-simbol Negara.”

Gerakan menentang kudeta militer tiarap? Kenyataannya para aktivis anti kudeta justru sedang mempersiapkan unjuk rasa besar-besaran di seluruh provinsi  Mesir pada hari Jumat (30/08), sebagai bentuk kemarahan rakyat terhadap pihak militer yang telah menggulingkan kekuasaan sipil yang sah. Ajakan ini akan direspon oleh seluruh kelompok politik dan masyarakat di Mesir, sejumlah kelompok politik dan masyarakat seperti Aliansi Nasional, Gerakan Pemuda 6 April, Gerakan Tamarroud, akan ikut turun ke jalan menumbangkan pemerintahan militer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun