Mohon tunggu...
Farid Wadjdi
Farid Wadjdi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bekerja di perusahaan kontraktor nasional, memiliki minat khusus di bidang arsitektur dan konstruksi, tapi juga ingin beceloteh dan curhat tentang apa saja.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ketika Kang Emil dan Koh Ahok Bikin Survei

5 Februari 2016   02:41 Diperbarui: 17 Februari 2016   04:41 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga hari yang lalu, melintas di timeline Facebook saya postingan fanpage Ridwan Kamil, atau yang lebih akrab disapa Kang Emil. Isi postingannya sih sederhana saja. Di situ Kang Emil  cuma bilang, "Iseng ingin survey, warga FP ini dari kota mana saja. Mohon posting nama dan kotanya. Status gak usah, kecuali emergency. Hatur nuhun." Ya, intinya sih Kang Emil pingin tahu, dari mana saja sih member fanpagenya. Ya, hal yang wajar saja jika Kang Emil, sebagai public figure ingin mengetahui dari mana saja Facebooker yang menjadi member fanpage-nya.

Dengan member sebanyak 1.564.201, adalah hal yang wajar jika postingan kang Emil selalu mendapatkan respon yang meriah dari para member fanpagenya. Tapi postingan kali ini benar-benar luar biasa. Responnya jauh lebih heboh dari postingan-postingan sebelumnya. Saat saya lihat pertama kali (dua jam setelah diposting), postingan tersebut telah dikomentari oleh 16 ribuan membernya. Dan hingga kini (saat artikel ini ditulis), jumlah komentarnya mencapai 29.714 komentar. Postingan itu juga mendapat like 40.639 dan di-share 197 kali. Wuih, sangat luar biasa responnya. Fanpage SBY dan Jokowi pun belum pernah mendapat respon seheboh ini pada postingannya. Bahkan fanpage Prabowo yang jumlah membernya jauh lebih banyak (9.092.932), juga belum pernah mendapat respon sebanyak ini pada postingannya.

[caption caption="Survei Kang Emil di Facebook (capture)"][/caption]

Saya mencoba membuat analisa, apa yang menyebabkan kehebohan pada postingan tersebut? Setelah saya baca-baca komentarnya, saya mulai mendapat benang merahnya. Saya menduga, ini ada kaitannya dengan topik Pilgub DKI yang kini tengah menghangat. Dan kebetulan kini tengah diangkat di Kompasiana sebagai topik pilihan. Meskipun isi postingannya tidak ada hubungannya dengan politik (dalam hal ini Pilgub DKI), tapi dari komentar-komentar yang muncul, saya melihat para komentator merasakan nuansa itu. 

Pada awalnya, memang banyak komentar yang masih "lempeng", dalam arti menjawab apa adanya postingan Kang Emil yang berupa survei itu. Mereka menjawab dari mana asal mereka, yang kemudian diiringi dengan ungkapan keakraban seperti biasanya. Tapi akhirnya muncul pula komentar yang mulai menyenggol soal Pilgub DKI. Banyak yang kemudian memberikan dukungan bagi karir politik Kang Emil menuju DKI-1. Ada juga yang berkomentar supaya tetap fokus di Bandung, atau di Jabar saja. Tapi tak sedikit pula yang memberikan support lebih jauh, yaitu doa dan harapan bagi Kang Emil menuju RI-1.

Lalu kenapa sambutannya begitu luar biasa? Dari perkembangan berita politik terkait Pilgub DKI, terasa nuansa yang kuat bahwa banyak pihak sangat menunggu-nunggu sikap politik Kang Emil. Hingga saat ini, meskipun banyak berita, pendapat pengamat politik dan hasil polling yang menempatkan Kang Emil sebagai calon kuat penantang Ahok, namun Kang Emil tetap belum menyatakan sikap politiknya, apakah mau maju atau tidak. Saya melihat, banyak yang penasaran dengan pilihan sikap kang Emil ini, baik dari pendukung Kang Emil, maupun dari pendukung Ahok. 

Saya memprediksi bahwa kedua pihak sedang berancang-ancang, dalam penantian terhadap pilihan politik Kang Emil. Para pendukung Kang Emil siap-siap merapatkan barisan dan mengumpulkan segenap potensi untuk memberikan dukungan penuh jika Kang Emil menyatakan dirinya maju ke Pilgub DKI. Sedangkan para pendukung Ahok juga akan merapatkan barisan dan mengumpulkan segenap potensi untuk lebih serius mengkampanyekan Ahok. Dan mengapa Kang Emil begitu ditunggu-tunggu? Karena dalam beberapa kali polling oleh beberapa lembaga survei, selalu menempatkan Kang Emil sebagai penantang kuat Ahok di Pilgub DKI 2017. Diakui atau tidak, para pendukung Ahok pun juga memandang hal yang sama, bahwa kang Emil adalah calon lawan yang paling berat di ajang DKI-1 nanti.

Tenyata Ahok Sudah Lebih Dahulu Bikin Survei

Ahok sendiri sebagai Gubernur DKI, jauh hari sebelumnya telah mensosialisasikan dirinya untuk maju pada Pilgub DKI 2017. Melalui relawan teman Ahok, dilakukan gerakan pengumpulan KTP untuk mendukung Ahok maju ke DKI-1 pada periode keduanya sebagai calon independen. Gerakan relawan Teman Ahok ini telah dimulai sejak bulan Juni 2015, seperti dapat dilihat pada websitenya www.temanahok.com. Dari website tersebut, dapat diikuti perkembangan pengumpulan KTP tersebut. Hingga kini telah terkumpul sebanyak 663.296 KTP dari target sebayak 1 juta KTP, sebagai dukungan untuk kampanye Ahok.

Terkait survei oleh Kang Emil di atas, ternyata pada tanggal 27 Januari 2016, melalui fanpage Facebooknya, Ahok telah terlebih dahulu membuat survei, dengan isi yang lebih tegas. Hal ini wajar, karena survei tersebut adalah kelanjutan dari kampanye yang telah dimulai sebelumnya. Berikut adalah capture postingan berupa survei tersebut :

[caption caption="Survei Ahok di Facebook (capture)"]

[/caption]Hingga artikel ini ditulis, postingan tersebut telah mendapatkan respon berupa komentar sebanyak 1.702, like sebanyak 4.291 dan dibagikan oleh 166 membernya. 

Saya tidak akan membandingkan jumlah respon terhadap survei Kang Emil dan Koh Ahok tersebut. Yang lebih terpikir dalam benak saya justru pada isi postingan Ahok. Pada postingan berupa survei tersebut terlihat ada foto Ahok, tulisan Jalur Partai, tulisan Jalur Independen dan tanda tanya. Kok saya justru merasakan bahwa Ahok tengah bimbang. Bingung mau milih jalur partai atau jalur independen. Makanya bertanya kepada audience-nya di Facebook. Kenapa saya bilang bahwa Ahok bimbang? Nah, bukankah pengumpulan KTP oleh relawan Teman Ahok itu adalah penegasan bahwa Ahok akan maju ke DKI-1 2017 melalui jalur independen? Kenapa sekarang justru bingung dengan munculnya pilihan jalur partai?

Tanggapan member fanpage Ahok sendiri ternyata cukup beragam. Saya lihat, yang dominan menyatakan harapan agar Ahok tetap memilih jalur independen. Ada pula yang meminta untuk mempertimbangkan jalur partai untuk memperluas dukungan. Ada lagi yang menyatakan jalur independen atau jalur partai tidak masalah. Tapi ada yang unik, ketika ada yang bilang, "Seandainya Ahok dan Jokowi bikin partai sendiri ...... dst."

Nah, pilihan Ahok ini pun juga sangat ditungu-tunggu, baik oleh pendukung Ahok maupun pendukung calon lainnya. Sama halnya dengan pilihan politik Kang Emil, mau maju ke DKI-1 atau tidak. 

Dan, pendukung Ahok dan pendukung Ridwan Kamil pun kini sama-sama menunggu pilihan politik tokoh yang didukungnya ......

 

 

 

 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun