Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Bernostalgia di Kota Tua Jakarta

10 Desember 2021   18:30 Diperbarui: 14 Desember 2021   21:58 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Indra Guide Kondang dalam acara Jakarta walking tour. Foto : koleksi pribadi

Usai berfoto, kami meneruskan perjalanan melewati berbagai bangunan tua yang pernah difungsikan sebagai restoran, seperti resto "Raja Kuring" dengan tulisan di tembok "Gedoeng Belanda Tempo Doeloe since 1602" dan masih melayani tamu hingga saat ini.

Jembatan Kota Intan (lokasinya berada di ujung Bastion Diamant dari Kastil Batavia)
Jembatan Kota Intan (lokasinya berada di ujung Bastion Diamant dari Kastil Batavia)

Perjalanan dilanjutkan ke Jembatan Kota Intan yang menurut Wikipedia, Jembatan Kota Intan adalah jembatan tertua di Indonesia yang dibangun pada tahun 1628 oleh pemerintah "Vereenigde Oostindische Compangnie" atau "VOC", atau masyarakat kita lebih familiar dengan sebutan Kumpeni. Jembatan itu terletak di Kali Besar kawasan kota tua wilayah Jakarta Barat.

Jembatan Kota Intan telah berganti-ganti nama sesuai pergantian zaman. Secara singkat, setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, jembatan ini berganti nama menjadi Jembatan Kota Intan, sesuai dengan nama lokasi setempat, di mana pada masa awal pembangunannya terletak persis di ujung "Bastion Diamant" (bastion adalah bangunan sudut yang menjorok ke luar melebihi dinding benteng dan biasanya ditempati oleh penjaga, diamant artinya intan) dari Kastil Batavia.

Jembatan Kota Intan sudah tidak dapat digunakan, material kayu diganti dengan baja dan jembatan gantung ini tidak dapat dibuka tutup lagi di bagian tengahnya agar kapal dapat berlayar jauh ke hulu sungai seperti awal masa dibangunnya di abad 17.

Dari Jembatan Kota Intan, kami berjalan kaki memulai rute ke-2 yaitu kunjungan ke daerah Kampung Tongkol, Jalan Krapu di mana terdapat reruntuhan dari "Kasteel Batavia", yang dibangun awal abad 17 dan pernah diupayakan untuk merevitalisasi tepian sungai (kalau ini diusahakan secara konsisten maka akan menjadi objek wisata seperti di Korea maupun di China dan akan meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar yang dapat berjualan kebutuhan wisatawan terutama minuman), namun tidak dilanjutkan dan reruntuhan Kastil Batavia ditumbuhi tanaman semak.

Reruntuhan Kastil Batavia di Jl. Krapu - Kampung Tongkol. Foto : koleksi pribadi
Reruntuhan Kastil Batavia di Jl. Krapu - Kampung Tongkol. Foto : koleksi pribadi

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Bekas gudang VOC.
Bekas gudang VOC.

Foto: Dokumentasi Pribadi
Foto: Dokumentasi Pribadi

Kami terus berjalan menuju tembok Kota Batavia yang sangat rawan runtuh, dan di area yang sama dibangun juga gudang-gudang makanan untuk menyediakan bekal bagi kapal-kapal yang hendak berlayar ke Negeri Belanda. Gudang-gudang itu sudah runtuh karena satu dan lain hal, dan saat tulisan ini dibuat, masih tersisa sebagian kecil dari Gudang Timur yang dulu dinamakan "Graanpakhuizen" yang berarti gudang gandum atau biji-bijian. Lokasi bangunan ini sekarang sangat memprihatinkan karena digunakan oleh banyak usaha ekspedisi untuk bongkar muat barang ke truk, mencuci kendaraan, bahkan tempat penimbunan kendaraan rusak dan banyak dari mereka mendirikan bedeng-bedeng sementara sehingga menutupi banyak bagian sisi tembok bangunan yang nyaris runtuh itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun