Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Dreaming of Winter in Wonderland: Yamagata, Ginzan Onsen

17 Mei 2021   19:30 Diperbarui: 18 Mei 2021   21:42 1693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kereta api menuju Murayama Station. Sumber : koleksi pribadi
Kereta api menuju Murayama Station. Sumber : koleksi pribadi

Tiba di Yamagata Station, kami melanjutkan perjalanan dengan kereta juga sekitar 30 menit ke Murayama Station karena penginapan yang kami pilih dari aplikasi AirBnb berada di daerah Murayama. 

Dari sini kami naik taxi sekitar 7 menit saja menuju KOMEYAKATA GUESTHOUSE, Jepang, 〒995-0014 Yamagata, Murayama, 2, 楯岡鶴ヶ町2−2−6. Sebenarnya bisa berjalan kaki sekitar 30 menit, namun salju turun tiada henti, dingin nya udara dan perasaan takut nyasar menambah enggan kami melangkahkan kaki.

Berpose dengan salah satu staff dan anak pemilik penginapan. Sumber : koleksi pribadi
Berpose dengan salah satu staff dan anak pemilik penginapan. Sumber : koleksi pribadi

Well… here we are… di tengah pedesaan. Ternyata Guest House itu adalah juga toko beras yang sudah diturunkan dari ayah kepada anak-anaknya. Mantappp… bisa melihat mereka bertransaksi jual beli. Banyak produk beras, jam/selai dan sebagainya yang sebagian besar diproduksi sendiri dan tentunya organik. Staff nya ramah dan helpful. Minuman teh kopi air sudah termasuk dalam biaya penginapan. Bahkan jika mau bisa masak nasi juga, tapi lauknya beli sendiri.

Petunjuk cara menggelar dan membereskan perlengkapan tidur dan futton/kasur. Sumber : koleksi pribadi
Petunjuk cara menggelar dan membereskan perlengkapan tidur dan futton/kasur. Sumber : koleksi pribadi

Setelah ngobrol sejenak dengan para staff, kami diantar ke kamar, ternyataaaaa… kamarnya tidak ada daun pintu dan daun jendela hahahahahahaha…. Hanya ada tirai khas Jepang… sampai bingung mau ganti baju di mana? Tidur juga serasa diliatin para penonton hahahahaha…. Semua kamar tamu di penginapan ini terletak di mezzanin, tepatnya di attic (di bawah atap). 

Namun demikian… kamar nya homey, tipe tatami dengan futon (kasur lipat tipis) dan sprai yang disarankan untuk disiapkan sendiri (ada kartu petunjuk untuk menggelar kasur). Ada meja kecil dan lampu tidur juga. Kamar kami memiliki jendela yang menghadap ke jalan yang kadang tertutup salju.

Pemandangan dari jendela kamar loteng penginapan. Sumber : koleksi pribadi
Pemandangan dari jendela kamar loteng penginapan. Sumber : koleksi pribadi

Penginapan ini hanya menyediakan toilet (laki dan perempuan dipisah) tetapi tidak menyediakan kamar mandi, so… jika mau mandi mereka menyediakan free shuttle car (mobil kecil dikemudikan oleh staff nya) setiap jam 18.00 menuju ke permandian umum (public bath) dengan membayar sekitar JP¥ 300. 

Kami janjian jam berapa akan dijemput lagi. Dalam keadaan dingin di bawah nol derajat Celcius, pastinya jarang orang mau mandi tiap hari ya hahahahaha…sebagai informasi bahwa musim turis paling ramai di daerah ini adalah saat musim dingin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun