Mohon tunggu...
Farianty Gunawan
Farianty Gunawan Mohon Tunggu... Lainnya - Smart Traveller, Travel Consultant, Christian-Holyland Expert, Happy Baking Learner,

A wife for best husband and a mother of wonderful best two grown up daugther and son. Being in Travel Industry since 1992. Love to learn the new right things. Pray first and do the best

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Saksi Bisu Kejayaan Masa Lalu, Lebih Jauh di Banda Neira

3 April 2021   13:00 Diperbarui: 7 April 2021   03:32 1339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini tulisan ke-3 saya tentang Banda Neira yang sejak abad ke-17 bahkan mungkin jauh sebelumnya sudah menjadi incaran penjelajah Eropa.

Kemilau itu belum hilang tetapi agak meredup di tengah kesibukan manusia modern di kota metropolitan. Kiranya tulisan ini dapat menggugah pembaca untuk mendukung Neira yang pernah diperebutkan bangsa-bangsa Eropa pada masanya.

Bagi yang baru membaca artikel ini, silahkan mampir di halaman tulisan saya yang pertama tentang Neira di tautan berikut ini.

Dan bagi yang ingin melihat lebih jauh Pulau Hatta, sebagai tulisan kedua tentang Banda, silahkan mampir di tautan berikut ini.

Mengutip sejarah singkat yang ditulis di setiap papan nama di lokasi masing-masing, ada tiga bangunan bersejarah yang wajib dikunjungi ketika berada di Banda Neira (selain bekas rumah pengasingan Bung Hatta).

1. Gereja Tua Neira

Pada tanggal 20 April 1873, telah dibangun sebuah bangunan gereja yang kemudian diresmikan pada tgl 23 Mei 1875 oleh dua orang Misionaris asal Belanda yaitu Maurits Lantzius dan John Hoeke. 

Bangunan gereja ini dibangun di atas pusara 30 prajurit Belanda yang gugur dalam perang penaklukkan Banda, hal ini dibuktikan dengan adanya 30 batu nisan lengkap dengan identitas para prajurit tersebut pada lantai gereja. Hingga sekarang gereja ini masih digunakan untuk pelayanan umat Nasrani di Banda Neira.

Selain waktu ibadah terjadwal, maka gereja tidak dibuka setiap waktu karena tidak ada yang menjaga. Kalau ada pengunjung, maka pemandu akan menelpon pemegang kunci atau ada perjanjian lebih dulu. 

Menurut saya, bangunan ini tidak hanya sebagai tempat berkumpulnya umat nasrani untuk beribadah, tapi juga sebagai tempat bersejarah untuk banyak orang belajar tentang apa yang pernah terjadi di Neira.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun