Mohon tunggu...
Farhan S. Afifi
Farhan S. Afifi Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa

Jadilah seseorang yang berbeda, karena yang berbeda itu istimewa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Turki Utsmani dan Runtuhnya Imperium Mamluk di Timur Tengah

24 Juli 2020   07:34 Diperbarui: 24 Juli 2020   20:49 5896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Sultan Salim dengan Pasukan Yanissari. realmofhistory.com

Meskipun telah berkahirnya kedaulatan Dinasti Abbasiyyah, kekuasaan tidak sepenuhnya mutlak milik Baghdad. Para sultan penguasa di berbagai wilayah juga memiliki kekuasaan yang sama.

Kesultanan yang berdiri di dalam Dinasti Abbasiyyah disebabkan oleh menurunnya peran bani Abbas dalam menjaga kestabilan sosial, politik maupun ekonomi. 

Oleh karenanya kekuasaan dapat didirikan di pusat maupun di daerah yang jauh dari pusat pemerintahan dalam bentuk dinasti-dinasti kecil independen. Dan dalam perjalanannya, ada tiga kesultanan yang memiliki eksistensi dan pengaruh tinggi terhadap keberlangsungan Dinasti Abbasiyyah.

Pertama, Kesultanan Seljuk merupakan dinasti bangsa Turki yang memiliki peranan penting dalam menjaga wilayah perbatasan dari serangan musuh. 

Dikarenakan wilayahnya berseberangan langsung dengan Kekaisaran Bizantium, Keduanya sering terperosok dalam konflik dan peperangan. Dalam hal ini Sultan Alp Arslan berhasil memenangkan Pertempuran Manzikert pada 1071 yang konon menjadi cikal bakal Perang Salib. 

Kedua, Kesultanan Mamluk yang sejatinya kepanjangan tangan dari Dinasti Abbasiyyah memiliki peranan yang penting dalam menjaga dua kota suci dan mengusir tentara Salib dari tanah Islam. Mamluk adalah suksesor dari dinasti pendahulunya yaitu Dinasti Ayubiyyah yang berhasil mengambil kembali Yerusalem dari tangan pasukan Salib. 

Ketiga, Kesultanan Buwaihi yang berhasil mempengaruhi Dinasti Abbasiyyah selama kurang lebih 113 tahun. Kesultanan Buawihi merupakan kesultanan yang beraliran Syiah dan pada masanya khalifah Abbasiyyah hanya tinggal nama saja, karena semua pelaksanaan pemerintahan ditangani langsung oleh para amir Dinasti Buawihi.

Perlu kita garis bawahi diantara ketiga dinasti ini, dua diantaranya saling berseteru pasca jatuhnya Baghdad yaitu Dinasti Seljuk dan Dinasti Mamluk. Keduanya memang beraliran Islam Sunni, namun dalam keadaan vacum of power (kekosongan khalifah).

Keduanya terseret dalam konflik dan persaingan yang berkepanjangan. Sebagaimana yang saya paparkan diatas, bahwa kondisi ini diakibatkan oleh lemahnya peran khalifah Abbasiyah dalam menjaga stabilitas dalam negeri. 

Kondisi ini semakin memburuk setelah berdirinya Dinasti Utsmaniyah. Sebagai kerajaan Islam di Anatolia (asia kecil) yang terlibat aktif dalam peperangan melawan Kekaisaran Bizantium sepanjang abad ke-14 dan ke-15.

Dinasti Utsmaniyah berhasil menyatukan kerajaan turki lainnya dan menaklukkan wilayah Bizantium, baik di wilayah Anatolia maupun di Semenanjung Balkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun