Mohon tunggu...
Farhan Medio
Farhan Medio Mohon Tunggu... Freelancer - -

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tetaplah Berbeda, Teruslah Bermanfaat

30 Oktober 2018   22:24 Diperbarui: 30 Oktober 2018   22:49 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"... kamu harus rajin belajar, supaya pintar kaya dia. Buat apa menjalani hobimu yang itu? Contoh dia pintar dibidang itu, kamu juga harus bisa..."

Sepertinya kita semua sudah tidak asing dengan pernyataan diatas, atau pernah mengalaminya sendiri? Seberapa sering kamu mengalaminya? Isi dari pernyataan diatas mungkin seringkali dianggap sepele. Hanya sekedar membandingkan antara dirimu dengan orang lain. Seringkali membandingkan perbedaan yang ada bisa membuat kita menyadari ada sesuatu hal yang perlu kita kejar supaya memiliki pencapaian yang sama dengan orang lain. Maksud awal adalah memotivasi, tetapi apakah ini akan baik -- baik saja apabila terus berlanjut? Setiap manusia memiliki hati dan pikiran yang berbeda, kondisi dan kemampuan yang berbeda, jalan hidup dengan berbagai proses yang berbeda. Lantas hal ini membuat kita berpikir, memang apa salahnya jika kita berbeda dengan orang lain?

Apa jadinya apabila astrofisikawan Subrahmanyan Chandrasekhar membandingkan kesuksesan dirinya dengan orang lain? Ide -- idenya dianggap aneh dan tidak diterima oleh ilmuwan lain. Beliau bekerja dalam ketidakjelasan relaif, datang dengan model evolusi bintang yang menjadi dasar bagi teori lubang hitam. Saat itu sebagai pengajar di Universitas Chicago beliau mengampu mata kuliah astrofisika. Berbeda dengan kelas lainnya, jumlah murid dari kelas ini hanya dua orang. Betul, jumlah tersebut tidak salah dan memang bisa dibilang sangat sedikit. Jumlah murid yang sedikit ini mungkin dianggap lucu bagi pengajar lain dari kelas populer dimana jumlah muridnya tentu lebih banyak.  Tempat perkuliahan kelas yang diampu oleh Subrahmanyan Chandrasekhar berada di observatorium astrologi yang letaknya sejauh 80 mil dari kampus utama. Jarak yang cukup jauh untuk mengajar dua orang murid. Tapi apakah beliau mengubah pikirannya untuk menjalankan perkuliahan sama seperti dosen yang lain? Jawabannya adalah tidak, meskipun dengan jumlah yang sedikit mereka tetap menikmati mata kuliah tersebut. Akan tetapi, siapa sangka kelas yang diejek dan ditertawakan ini dalam beberapa tahun kemudian menghasilkan dua mahasiswa yang memenangkan Hadiah Nobel diikuti oleh gurunya yaitu  Subrahmanyan Chandrasekhar juga mendapatkan penghargaan yang sama dibidang fisika.

"Everybody is born with the same potential, but not everybody lives in environment that enables them to unleash their true potential"

- Muhammad Yunus

Orang miskin itu tidak creditworthy, tidak layak mendapatkan kredit perbankan karena tidak akan mampu memenuhi salah satu syarat utama, yaitu memiliki aset berharga untuk dijadikan jaminan, itulah keyakinan para bankir saat itu. Orang miskin tidak memiliki jaminan sehingga dianggap berisiko tinggi dan tidak layak memperoleh kredit. Semua itu mulai berubah ketika muncul  banker untuk orang miskin, ya julukan tersebutitu tidak salah. Berbeda dengan pandangan mainstream yang menganggap bahwa orang miskin tidaklah cocok untuk mendapatkan layanan dari lembaga keuangan, atau mereka dianggap unbankable. Beliau adalah Muhammad Yunus, menerobos kebiasaan apa yang dilakukan bank pada umumnya.

Lahir pada 1940 di kota pelabuhan Chittagong, berkat kecerdedasan Profesor Yunus berhasil menerima beasiswa Fulbright untuk belajar ekonomi di Vanderbilt University. Ia menerima gelar Ph.D. di bidang ekonomi dari Vanderbilt. Kemudian kembali ke Bangladesh, Yunus memimpin departemen ekonomi di Universitas Chittagong. Seiring berjalannya waktu ia akhirnya perlu melakukan hal yang berbeda sebagai seorang pengajar. Akhirnya Profesor Muhammad Yunus mendirikan Grameen Bank di Bangladesh pada tahun 1983, didorong oleh keyakinan bahwa kredit adalah hak asasi manusia yang fundamental. Tujuannya adalah untuk membantu orang miskin keluar dari kemiskinan dengan memberikan pinjaman dengan syarat yang cocok bagi mereka dan dengan mengajari mereka beberapa prinsip keuangan yang sehat sehingga mereka dapat membantu diri mereka sendiri. Berawal dari pinjaman sederhana, Bank Grameen telah maju ke garis terdepan dari gerakan dunia yang sedang berkembang menjadi pemberantas kemiskinan melalui pinjaman mikro. Replika model Bank Grameen beroperasi di lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Berkay jasanya inilah Muhammad Yunus akhirnya mendapatkan penghargaan nobel di bidang perdamaian.

Melihat kisah kedua peraih nobel tersebut ada beberapa pelajaran yang bias kita ambil. Pertama, mereka berani menjadi berbeda dengan kebanyakan orang lain meskipun perbedaan tersebut awalnya diragukan oleh banyak pihak. Kedua, usaha yang mereka lakukan yang membedakan diri mereka dengan orang lain tidaklah mudah, butuh perjuangan dan usaha lebih. Terakhir, meskipun mereka berbeda tapi terdapat kesamaan yaitu bahwa hal -- hal yang mereka lakukan memiliki tujuan yang jelas dan sederhana, yaitu mereka tetap bermanfaat untuk orang lain. Akan tetapi, kesederhanan tujuan berupa bermanfaat untuk orang lain memiliki dampak yang sangat besar dan dibuktikan dengan layaknya mereka diberikan penghargaan nobel tersebut. Oleh karena itu, entah siapapun kalian, meskipun kalian berbeda dengan orang lain, melakukan hal yang tidak sama dengan apa yang orang lain lakukan, Jangan ragu, yakinlah untuk tetaplah berbeda, selama perbedaan tersebut memang anda yakini pada akhirnya  memberikan manfaat yang lebih luas untuk banyak pihak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun