Semarang, (28/07/2021)-KKN TIM II Universitas Diponegoro pada tahun ini kembali dilaksanakan dengan sistem KKN mandiri di kampung halaman masing-masing dikarenakan adanya pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia hingga saat ini. Waktu pelaksanaan KKN ini sendiri dimulai sejak 30 Juni 2021 dan akan berakhir pada 12 Agustus 2021, dengan mengusung tema "Sinergi Perguruan Tinggi dengan Masyarakat di Masa Pandemi COVID-19 Berbasis pada Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG's) Melalui Kegiatan Kuliah Kerja Nyata".
Kota Semarang termasuk kedalam kota di Jawa Tengah yang memiliki kasus COVID-19 cukup tinggi dengan jumlah yang masih terkonfirmasi COVID-19 per 5 Juli 2021 mencapai 2.330 jiwa, sementara itu daerah Kecamatan Ngaliyan mencapai 177 jiwa dan kelurahan Purwoyoso yang merupakan lokasi dalam KKN ini mencapai 19 jiwa masih terkonfirmasi COVID-19 per 5 Juli 2021, sesuai data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Semarang.
Dalam menyelesaikan masalah COVID-19 ini diperlukan sinergi dari pihak manapun baik masyarakat maupun pemerintah. Pemerintah telah mengeluarkan kebijakan berupa program JOGO TONGGO yang merupakan produk kebijakan dari Pemprov Jawa Tengah. Program ini merupakan program gotong royong yang dilakukan untuk menghadapi COVID-19 dengan memanfaatkan kebersamaan. Dengan melihat hal tersebut, mahasiswa KKN TIM II UNDIP bernama Farhan Fastabikhul Khoir daru jurusan Administrasi publik Fakultas Ilmu Sosial dan Politik berinisiatif untuk melakukan sosialisasi mengenai Satgas Kesehatan dalam program Jogo Tonggo Pemerintah Jawa Tengah kepada warga RT.09/RW.10 kelurahan Purwoyoso.
Dalam melaksanakan sosialisas tersebut, mahasiswa melakukan sosialisasi secara langsung dengan tetap menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Sosialisasi dilakukan dengan membagikan poster kepada masyarakat beserta penjelasan mengenai Satgas Kesehatan dalam program Jogo Tonggo yang termuat dalam SE GUBERNUR NO.440/000732 TAHUN 2020. Didalam sosialisasi Satgas Kesehatan Jogo Tonggo tersebut, terdapat empat poin yang dijelaskan mahasiswa kepada masyarakat. Pertama, memastikan status warga dan pendatang, ODP maupun OTG. Kedua, penyediaan tempat cuci tangan di tempat yang strategis. Ketiga, memastikan warga selalu memakai masker diluar rumah. Keempat, memastikan warga untuk hidup bersih. Dalam mendukung sosialisasi tersebut, mahasiswa telah menyediakan beberapa alat cuci tangan yang ditempatkan pada titik-titik strategis di wilayah RT.09/RW.10.
Sosialisasi yang dilakukan ditengah situasi pandemi seperti sekarang ini tentu memiliki beberapa kendala, seperti beberapa warga yang tidak dapat menerima sosialisasi secara langsung atau tatap muka karena sedang menjalankan isolasi mandiri. Sebagai upaya mensiasati hal tersebut, mahasiswa juga telah melakukan sosialisasi secara online dengan memanfaatkan group WhatsApp. Sosialisasi dilakukan dengan mengirimkan gambar poster beserta penjelasannya, serta memberi tahu lokasi penempatan alat cuci tangan yang telah disediakan. Dengan demikian maka seluruh warga RT.09/RW.10 dapat menerima dan memahami materi yang terdapat dalam sosialisasi baik secara langsung ataupun melalui media online. Selama proses sosialisasi tersebut, terlihat warga RT.09 menunjukkan antuasias yang cukup baik dengan memberikan pujian serta tanggapan dan saran yang disampaikan saat proses edukasi. Selain itu, setelah dilakukannya sosialisasi tersebut beberapa warga RT.09/RW.10 terlihat sudah menerapkan poin-poin yang ada dalam sosialisasi, seperti mencuci tangan ditepat yang sudah disediakan, memakai masker diluar rumah, serta menunjukkan pola hidup bersih.
Dosen Pembimbing: Ojo Kurdi, S.T., M.T., PhD
