Hampir setiap tahun kenaikan cukai rokok menimbulkan polemik di tengah masyarakat. Pihak pro dan kontra saling beradu argumen di media sosial. Pihak yang mendukung tentu dari kelompok anti-rokok yang ingin jumlah perokok ditekan. Pihak yang menentang beralasan kesejahteraan petani dan masyarakat umum dipertaruhkan.
Mengutip situs Kementerian Perindustrian, industri hasil tembakau menyerap tenaga kerja sebanyak 5,98 juta orang mulai dari produksi hingga distribusi. Angka ini tentu tidak dapat diabaikan.
Pemerintah menaikkan cukai rokok hampir setiap tahunnya. Tujuan cukai rokok adalah mengurangi konsumsi rokok sekaligus menambah pendapatan negara. Namun seberapa efektif cukai rokok mencapai tujuan tersebut?
Perokok yang Terus Meningkat
Merujuk data BPS, persentase perokok pada penduduk berusia lebih dari 14 tahun selama 2016-2021 relatif stagnan di angka 29%. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah, persentase yang stagnan ini mengindikasikan jumlah perokok yang cenderung meningkat.
Sementara itu, di periode yang sama, cukai rokok meningkat sebesar 187% atau hampir dua kali lipatnya. Melihat data sederhana ini saja kita sudah dapat mempertanyakan efektivitas cukai dalam mengurangi angka perokok.
Mengurangi jumlah perokok perlu pendekatan yang komprehensif. Pendekatan ekonomi makro saja tidak cukup, diperlukan kampanye budaya yang masif. Tanpa adanya upaya komprehensif, cukai rokok hanya akan menimbulkan masalah baru, yaitu rokok ilegal.
Cukai Rokok = Pajak Orang Miskin
Menaikkan cukai rokok tanpa adanya kampanye anti rokok sama saja pengenaan pajak orang miskin. Salsabila (2022) dalam penelitiannya menemukan bahwa 95% perokok di Indonesia adalah laki-laki. Sementara itu, Â 79% perokok merupakan kelompok ekonomi rendah.
Persentase 79% perokok dari kalangan ekonomi rendah ini merupakan angka yang memperihatinkan. Menjamurnya rokok ilegal pasca kenaikan cukai rokok adalah konsekuensi logis dari statistik ini. Perokok tidak dapat begitu saja berhenti. Akibatnya, masyarakat miskin akan beralih ke rokok ilegal.