Mohon tunggu...
Farhan Fakhriza Tsani
Farhan Fakhriza Tsani Mohon Tunggu... Akuntan - Seorang Pelajar

Tertarik pada sastra, isu sosial, politik, dan ekonomi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Depresi, Wabah di Milenium Baru

24 Agustus 2019   09:00 Diperbarui: 24 Agustus 2019   11:13 640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya hidup zaman modern yang cenderung terisolasi secara sosial menjadi salah satu pemicu depresi. Sumber gambar: pixabay.com/skitterphoto

Dan setiap menjelang pembagian rapor otaknya tak pernah luput dari kecemasan setiap detiknya. Hormon berhamburan tak terkendali. Bayangkan jika kondisi tersebut berlangsung bertahun-tahun, betapa parahnya "radang otak" yang mereka derita.

Maka pemahaman satu sama lain antara anak dan orangtua sangat penting dalam konteks ini, agar si anak dapat keluar dari zona pemicu RSR tanpa henti itu. Jika anda berada dalam posisi seorang anak, komunikasikanlah dengan baik kepada orangtua. 

Bahwa anda memang kesulitan dalam menghapal buku pelajaran, bahwa anda punya ketertarikan pada hal lain di luar tembok-tembok kelas, bahwa tekanan yang selama ini anda terima sangat berbahaya bagi kesehatan anda. Jika anda berada dalam posisi orangtua, berhentilah menekan. 

Cari tahu kelebihan anak anda di balik rendahnya nilai rapor dia. Setiap tekanan yang meluncur dari mulut anda tidak ada bedanya dengan cambukan yang melukai fisiknya, bahkan mungkin lebih mematikan. Ketika seseorang melakukan bunuh diri, sejatinya depresilah yang membunuhnya, sama seperti sel-sel kanker membunuh penderitanya.

Itu adalah contoh dalam ruang keluarga, yang memang cukup banyak menjadi penyebab depresi. Contoh lainnnya tentu banyak: di ruang kerja, di ruang kuliah, dan ruang-ruang lainnya. Intinya, hindari segala kondisi yang menjebak anda dalam ruang RSR itu. 

Mulailah belajar untuk menjadi diri sendiri, untuk tidak terlalu mendengarkan kata-kata orang lain, untuk melihat mana yang baik dan mana yang buruk untuk anda. Pahami kelebihan anda, lakukan hal yang anda senangi, jangan terjebak dalam rutinitas yang tidak membuat anda nyaman. 

Jangan berambisi memperbanyak harta jika itu mengorbankan kehidupan nyaman anda. Jangan berlari mengejar jabatan jika anda harus merasakan tekanan setiap paginya sebelum berangkat bekerja.

Selain itu, di samping kita harus mencari kenyamanan dalam hidup yang penuh tekanan ini, Ilardi menyebtukan bahwa kita harus mengubah gaya hidup kita, terutama bagi penduduk perkotaan.

Ilardi mengutip penelitian yang dilakukan terhadap suku Kaluli di Papua New Guinea, yang mana menyimpulkan bahwa masyarakat mereka memiliki tingkat depresi (depresi klinis) 100.000 kali lebih rendah daripada masyarakat modern. 

Apakah suku Kaluli tidak merasakan kesedihan? Sama sekali tidak demikian. Mereka menghadapi tingkat kematian yang tinggi, baik itu dari penyakit maupun kekerasan. Mereka banyak bersedih, namun mereka tidak terpapar depresi. Lalu apa yang melindungi mereka? Ilardi melanjutkan, lifestyle.

Dunia telah sangat berubah secara radikal sejak revolusi industri. Dengan perubahan radikal tersebut, berapa banyak perubahan telah terjadi pada gen manusia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun