Mohon tunggu...
Farhan Adi Saputra
Farhan Adi Saputra Mohon Tunggu... Administrasi - Ilmu Administrasi Publik

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dou Mbojo Berperadaban

1 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 1 Desember 2024   10:03 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perempuan Bima memakai Rimpu (Sumber Foto: wordpress.com/Dinamika Mbojo)

Bangsa-bangsa yang sedang atau pernah mencapai kejayaan adalah bangsa yang Manusianya hidup berperadaban. Peradaban yang berasal dari kata adab identik dengan kualitas keilmuan, keluhuran serta kemuliaan sifat dan singkatnya keunggulan kehidupan manusianya. Dalam banyak catatan sejarah yang mencatat dan membahas terkait Dou Mbojo (Orang Bima) bahwa Dou Mbojo merupakan bangsa yang telah hidup berperadaban sehingga dihormati dan disegani oleh bangsa lain sejak dari zaman dahulu. Adapun beberapa catatan tersebut sebagai berikut:

1. Dalam kitab Negara kertagama karya Empu prapanca mencatat Dompo, Bima, Sapi dan Sanghyang (Mbojo) merupakan wilayah-wilayah yang secara eksistensinya diakui kuat dan berdaulat, sehingga Mahapatih Gajah Mada yang merupakan panglima perang Kerajaan Majapahit di Jawa perlu mengikrarkan Sumpah Palapa dalam usaha menaklukannya

2. Pernah memiliki Kerajaan/Kesultanan yang kuat dan berdaulat atas bentangan alam wilayah kekuasaan dari ujung barat gunung Tambora hingga ujung timur Reo tanah Manggarai-Nusa Tenggara Timur. Jenderal VOC menyebut Kesultanan Bima adalah bagian dari segitiga kekuatan Indonesia timur bersama dengan Kesultanan Gowa Tallo dan Kesultanan Ternate-Tidore

3. Sultan pertamanya yaitu Sultan Abdul Khair Sirajuddin (Raja Bima) bersama Karaeng Bonto Maranu pernah diangkat jadi panglima perang pasukan Kesultanan Gowa Tallo dalam mempertahannkan benteng Somba Opu dari serangan VOC, Sehingga Raja Bima disebut menjadi orang yang paling dicari oleh VOC sebagaimana bunyi salah satu pasal dalam Perjanjian Bongaya

4. Sebelum negara barat atau negara lain mengenal dan menerapkan konsep Demokrasi Parlementer, Mbojo sudah lebih dulu menerapkan konsep Demokrasi Parlementer yang tercermin lewat sistem para Ncuhi sejak masa kepercayan Animisme dan Dinamisme

5. Sebelum pakaian Cadar dikenal dan dipakai perempuan muslim Indonesia, di Dana Mbojo (Tanah Bima) sudah mengenal pakaian seperti cadar yaitu disebut dengan "Rimpu", sebagai bentuk penghormatan terhadap martabat kaum perempuan

6. Dalam salah satu bukunya, Buya Hamka menyebut bahwa "Bima adalah daerah Serambi Makkahnya Indonesia Timur". Sebuah pengakuan atas masyarakatnya yang hidup bernafaskan agama dan berbudaya tinggi

7. dan lainnya...

Dalam catatan diatas menerangkan Dou Mbojo adalah suatu kaum bangsa yang punya martabat dan berperadaban. Tulisan ini dapat dijadikan sebagai pemantik untuk semakin lebih dalam mempelajari kebudayaan dan identitas lokal wilayah Bima dan daerah-daerah lainnya yang ada di Indonesia pada umumnya. Mengingat perkembangan jaman dan kebudayaan yang begitu cepat, secara tidak sadar dapat mengikis budaya lokal kita serta ingatan kita terhadap hasil budaya lokal kita sendiri yang sudah tertanam sejak dahulu 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun