Mohon tunggu...
Farent B. Sagala
Farent B. Sagala Mohon Tunggu... Asisten Rumah Tangga - Asisten Rumah Tangga

Manusia yang belajar di jurusan PKn. Saya orangnya sok edgy, sok lucu, hanya soklin pemutih.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Humanity above Religion: Menomorduakan Agama untuk Perdamaian

6 April 2019   14:29 Diperbarui: 30 Juni 2021   08:25 5159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Humanity above Religion, Kemanusiaan di atas agama. Kalimat ini saya temukan di bio Instagram seorang Tretan Muslim, komedian yang memiliki konsern terhadap isu toleransi. Pada awalnya saya menganggap kalimat ini mengada-ngada, namun setelah saya pelajari lebih lanjut justru saya meyakini konsep Humanity above Religion ini.

Pada umumnya agama menduduki posisi paling atas di dalam kehidupan orang-orang. Agama menentukan benar dan salahnya suatu tindakan, memberikan perintah dan larangan, pada intinya adalah memberikan pedoman hidup sesuai kepercayaan masing-masing. 

Baca juga: Pluralistic Ignorance : Humanity's Hidden Enemy

Bahkan Pancasila di sila pertama yang tertulis Ketuhanan yang Maha Esa berperan untuk menjadikan Indonesia menjadi negara yang beragama sehingga setiap rakyat Indonesia wajib memeluk salah satu dari enam agama yang diakui. Hal tersebut ada karena memang agama niscaya membawa kedamaian.

Namun pada kenyataannya banyak sekali permasalahan terjadi karena agama. Dari zaman dulu sampai sekarang. Dari zaman Perang Salib, Perang 30 tahun di Eropa, sampai di zaman sekarang yang saling tuduh teroris, dan perang saudara karena campur tangan politik yang memanfaatkan agama sebagai sebuah komoditas. Hal-hal tersebut sangat jauh sekali dari ajaran setiap agama.

Kesalahan paling utama terjadinya konflik yang berkaitan dengan agama adalah dijadikannya agama sebagai identitas yang melekat sehingga membuat agama sebagai sebuah kelompok. Agama sebagai identitas kelompok membuat orang-orang bangga apabila seseorang tokoh bergabung dengan agamanya dan sebaliknya orang-orang menghujat seseorang tokoh apabila keluar dari agamanya. 

Baca juga: "Artists For Humanity", Solusi Kreatif Anak Muda Boston

Agama sebagai identitas kelompok membuat kita mendukung Israel karena agama kita ini atau mendukung Palestina karena kita agama ini. Agama sebagai identitas kelompok membuat kita mencari-cari kesesatan agama lain dan mendebatkan agama yang paling benar. 

Agama sebagai identitas kelompok membuat kita saling menuduh agama lain sebagai pelaku kejahatan. Agama sebagai identitas kelompok memperbesar peluang kita untuk membenci agama lain. Agama sebagai identitas kelompok membuat hidup ini tidak asik. Untuk melawan hal-hal tersebut Humanity above Religion ada.

Humanity above Religion membuat saya memprioritaskan prinsip kemanusiaan daripada sebuah objek yaitu agama. Saya percaya pada kalimat "setialah pada prinsip bukan kepada suatu objek" karena saat objek tersebut sesuai dengan prinsip yang kita percayai kita akan menjadi lebih setia terhadap objek tersebut. 

Humanity above Religion membuat saya tidak menganggap agama sebagai identitas kelompok. Humanity above Religion membuat saya terhindar dari ajaran-ajaran sesat dan tindakan radikal karena kemanusiaan melarang itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun