Mohon tunggu...
Faradina Sabita Kurniawan
Faradina Sabita Kurniawan Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengamat perkembangan dan pertumbuhan kota

Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Money

Negara Berutang US $ 4,3 Miliar Demi Atasi Covid-19

10 April 2020   20:57 Diperbarui: 10 April 2020   21:28 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Penerbitan obligasi internasional/ global bond digadang-gadang dapat mengatasi resiko defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di Indonesia. 

Frekuensi penerbitan global bond harus diatur untuk mengurangi pengeluaran negara. Penertbitan tersebut juga harus dilakukan pada saat yang tepat. Jika jarak waktu penerbitan global bond dilakukan dalam waktu yang relatif singkat, situasi tersebut tentu akan menyulitkan pemerintah karena surat-surat tersebut pasti memiliki jarak waktu jatuh tempo yang saling berdekatan.

Saat ini Indonesia akan menerbitkan global bond dengan nilai yang sangat fantastis untuk upaya penanganan dan pemulihan covid-19 serta sebagai tambahan cadangan devisa bagi Bank Indonesia (BI). Nampaknya pandemi corona ini masih saja menjadi  suatu persoalan utama di negeri ini. 

Pemerintah masih meramu penanganan yang tepat untuk mengatasi penyebarannya dan berupaya semaksimal mungkin untuk menuntaskan permasalahan lanjutan yang timbul akibat virus corona. Masalah tersebut hadir dalam berbagai bidang, seperti pada bidang kesehatan, finansial, kesejahteraan, lingkungan, dll.

Kekalutan yang tercipta akibat virus corona membuat pemerintah Indonesia memutuskan untuk menerbitkan global bond. Global bond/ obligasi internasional adalah surat utang negara yang diterbitkan oleh suatu negara dalam valuta asing yang dapat meminimalkan resiko utang negara tersebut dan memiliki jangka menengah atau jangka panjang yang dapat diperjual belikan. Untuk menangani kasus corona, Indonesia menerbitkan tidak hanya satu tetapi ada tiga global bond. Ketiga global bond tersebut memiliki nominal dan tenor yang berbeda-beda.

Global bond pertama memiliki seri RI1030, global bond yang kedua memiliki seri RI1050, sedangkan yang ketiga memiliki seri RI0470. Ketiga global bond tersebut diterbitkan pada tanggal 15 April tahun 2020 serta berdenominasi dollar Amerika Serikat (US). Global bond seri RI1030 bertenor 10,5 tahun, artinya tanggal jatuh tempo adalah tanggal 15 Oktober 2030. Nominal global bond seri RI1030 adalah sebesar US $ 1,65 Milyar serta memiliki yield sebesar 3,90%.

Global bond yang kedua, dengan seri RI1050 bertenor 30,5 tahun. Hal ini berarti waktu jatuh tempo adalah 30,5 tahun kedepan tepatnya pada 15 Oktober 2050. Global bond seri RI1050 memiliki nominal sebesar US $ 1,65 Milyar dan memiliki yield sebesar 4,25%.

Global bond yang ketiga dengan seri RI0470 memiliki tenor telama dan nilai terkecil jika dibandingkan dengan dua global bond sebelumnya. Global bond dengan seri RI0470 memiliki tenor selama 50 tahun sehingga tanggal jatuh tempo berada pada tahun 2070 tepatnya di tanggal 15 April. Nilai global bond ini sebesar US $ 1 Milyar dengan yield 4,50%.

Dari ketiga global bond tersebut dapat dilihat bahwa Indonesia menerbitkan surat utang senilai total US $ 4,3 Milyar. Nilai tersebut tentu merupakan suatu nominal yang fantastis. Jika angka tersebut dilihat dengan nilai rupiah dengan kurs dollar saat ini yaitu Rp. 15,830.95, maka besar ketiga global bond tersebut adalah senilai 68,037 Triliun Rupiah.

Melansir dari situs berita bisnis dot com, ketiga seri global bond tersebut diperkirakan akan mendapatkan peringkat Baa2 dari Moody's, lalu BBB dari standard & Poor's serta BBB dari Fitch* dan akan dicatat pada Singapore Stock Exchange dan Frankfurt Stock Exchange. Selanjutnya yang bertindak sebagai co-Managers adalah PT Danareksa Sekuritas dan PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk.

Penerbitan global bond pada saat ini dinilai positif ditengah kacaunya kondisi pasar keuangan global sekarang. Selain itu pertimbangan untuk menerbitkan ketiga global bond ini adalah agar beban utang negara tidak terlalu membebani anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) di masa yang akan datang. 

Menurut Ramdhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugrah Sekuritas, menyatakan bahwa penerbitan ketiga global bond tersebut dapat menarik perhatian investor global unutk membantu negara mengatasi pandemic corona. Sehingga dapat 'menjual' nilai kemanusiaan didalamnya. 

Nilai tambah lain yang dapat mendorong investor untuk tertarik dengan ketiga global bond tersebut adalah tingkat kupon yang ditawarkan pemerintah yang sesuai dengan kondisi pasar saat ini.

Proses penerbitan ketiga global bond tersebut disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi bangsa saat ini. Penerbitannya dilakukan secara elektronik untuk menghindari adanya pertemuan yang melibatkan banyak orang. Lalu dengan pemilihan tenor 50 tahun, pemerintah bisa mendapatkan nilai yield yang cukup  baik. 

Menurut Sri Mulyani, Menteri Keuangan, memberikan keterangan bahwa tenor 50 tahun lebih rendah dibandingkan dengan tenor 10 tahun yang telah diterbitkan Indonesia sebelumnya pada tahun 2018. Artinya adalah save lebih banyak untuk tenor panjang dengan suku bunga yang rendah.

Lalu kemungkinan terpahit apa yang akan terjadi jika negara tidak dapat melunasi utang pada saat tanggal jatuh tempo? Negara tersebut tentu akan kehilangan kepercayaan dari investor, masyarakat ikut terkena getah pahitnya karena bisa jadi dana yang diperuntukan untuk pembangunan ke desa-desa harus dipakai untuk melunasi utang negara sehingga ada beberapa aspek yang harus tertinggal, kemungkinan terburuknya bahkan suatu negara bisa dalam kondisi yang sangat kacau karena tidak ada dana yang dapat dipakai untuk menjalankan suatu negara.

Meskipun global bond menciptakan pertolongan yang baik untuk bangsa Indonesia namun tentu ada dampak negatifnya, seperti yang terjadi pada Indonesia di tahun 2008 tepatnya pada bulan Januari. Pada saat itu yield sangat tinggi dan premium tiga persen diatas treasure bonds sehingga hal tersebut membebani anggaran negara . Oleh karena itu pemerintah harus dapat mengatur, mengolah dan menetapkan penertbitan global bond dengan tepat agar manfaatnya dapat difungsikan secara optimal untuk bangsa, pemerintah dan masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun