Mohon tunggu...
Farah Nadhifah
Farah Nadhifah Mohon Tunggu... -

Farah Nadhifah Teknik Kimia FTI ITS 2012 NRP : 2312100037

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pengertian dan Ciri-ciri Hujan Asam

12 Mei 2013   09:21 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:42 20232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Banyak dari kita sering mendengar hujan asam. Namun banyak dari kita juga tidak mengetahui apa itu hujan asam serta apa perbedaan hujan asam dengan hujan air biasa. Serta tidak mengetahui bahaya dan cara pencegahan hujan asam.

Hujan asam  Sebenarnya sudah lama diselidik. Pada abad 19 di Inggris dilaporkan bahwa hutan yang jatuhnya air hujan searah dengan lokasi sebuah pabrik telah terjadi kerusakan yang berat. Hal ini membuat penasaran seorang ahli kimia Inggris asal Scotlandia bernama Robert Angus Smith (15 February 1817–12 May 1884) di tahun 1852.  Karenanya Ia terkenal sebagai “Bapak Hujan Asam”. Penelitiannya padapolusi udara pada tahun 1852, menemukan apa yang kemudian dikenal sebagaihujan asam. Hujan asam adalahhujan dengan pH air kurang dari 5,7. Hujan asam biasanya terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat dalam polusi udara. Hal ini biasanya terjadi karena peningkatan emisi sulfur dioksida dan nitrogen oksida di atmosfer

Hujan asam tidak memiliki ciri – ciri khusus yang bisa menjadi pembeda dari hujan air biasa karena warna dan rasa airnya hampir sama. Terkadang hujan asam juga terjadi dalam bentuk lain seperti hujan salju. Namun, beberapa studi kesehatan menyebutkan bahwa polusi yang menyebabkan hujan asam bisa meningkatkan resiko seseorang untuk terserang gangguan jantung dan paru – paru. Tapi kulit bisa merasakan hujan asam jika air hujan yang mengenai kulit langsung membuat gatal-gatal, memerah. Untuk orang dengan kekebalan tubuh rendah akan langsung mengalami pusing.

Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas. Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di mana daerah pegunungan cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini. Tapi polusi yang menyebabkan hujan asam yaitu sulfur dioksida  dan nitrogen oksida dapat membahayakan dan merusak kesehatan manusia.Gas-gas ini di atmosfer berinteraksi untuk membentuk sulfat halus dan partikel nitrat yang dapat dibawa hingga jarak yang jauh oleh angin dan terhirup jauh ke dalam paru-paru manusia.Partikel halus juga bisa menembus ruangan. Banyak studi ilmiah telah mengidentifikasi hubungan antara peningkatan kadar partikel halus dan peningkatan penyakit dan kematian dini karena gangguan jantung dan paru-paru, seperti asma dan bronkitis.Bagi hewan air ditemukan hubungan yang erat antara rendahnya tingkat keasaman pH dengan berkurangnya populasi ikan di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup, sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikantroutuntuk keluar dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernapas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH. Bagi tanaman hujan asam dapat mempengaruhi dalam berbagai macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral penting menjadi hilang.

Pencegahan hujan asamdapat dilakukan dengan langkah-langkah beriku :menggunakan bahan bakar dengan kandungan belerang rendah, mengurangi kandungan belerang sebelum pembakaran, pengendalian pencemaran selama pembakaran, pengendalian setelah proses pembakaran, mengaplikasikan prinsip 3R (Reuse, Recycle, Reduce),memasang filter polusi di setiap pabrik pabrik, serta mengurangi kendaraan yang menghasilkan asap.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun