Mohon tunggu...
Farah Mauida
Farah Mauida Mohon Tunggu... Lainnya - This is my life

Loss

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Efektivitas Bimbingan Belajar untuk Meningkatkan Kemandirian dalam Menyelesaikan Tugas Peserta Didik

5 Desember 2020   12:33 Diperbarui: 5 Desember 2020   12:38 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Nama : Farah Mauida
NIM: 191330000447
Kelas : 3 PGSD A1

EFEKTIVITAS BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN DALAM MENYELESAIKAN TUGAS-TUGAS BELAJAR PADA PESERTA DIDIK
Pendahuluan
Dalam kehidupan suatu negara pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia, upaya peningkatan pendidikan berkaitan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia, kualitas sumber daya manusia disini merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan yang dilakukan suatu bangsa.
Dari pendidikan akan dilahirkan manusia---manusia yang berkualitas, Perwujudan masyarakat berkualitas tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan, terutama dalam mempersiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri dan professional pada bidangnya masing-masing. Oleh karena itu tidaklah heran bila bidang pendidikan memperoleh perhatian, penanganan, dan prioritas dari pemerintah, pengelola pendidikan, masyarakat dan keluarga.
Keberhasilan dalam proses belajar mengajar adalah peserta didik sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan, dan keterlibatan peserta didik, maka proses belajar mengajar tidak akan berhasil. Dengan demikian dalam proses belajar mengajar, siswa dituntut memiliki sikap mandiri, artinya siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri peserta didik dan bukan semata-mata tekanan atau paksaan guru maupun pihak lain.
Dengan adanya sikap mandiri dalam diri peserta didik maka tujuan belajar akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan, Jadi kemandirian seseorang dalam belajar akan menentukan arah belajar dan prestasi belajar seseorang, kemandirian akan membuat seseorang peserta didik mampu belajar sendiri tanpa disuruh oleh pihak luar dalam kondisi ujian atau tidak ujian, hal ini termasuk mengembangkan konsep untuk diaplikasikan dalam kehidupan nyata dengan kemandirian yang dimiliki peserta didik diharapkan dapat memanfaatkan waktu di sekolah dan di rumah untuk belajar.
Akan tetapi dalam persaingan pendidikan sekarang ini kemandirian peserta didik dalam belajar sangatlah kurang, banyak peserta didik di sekolah sulit menerapkan kemandiriannya dalam belajar contohnya banyak peserta didik yang tidak mampu mengerjakan tugas-tugas belajarnya dengan mandiri dan tidak mampu mempertanggung jawabkan apa yang ditugaskan oleh gurunya. Hal ini disebabkan karena kurangnya kemandirian peserta didik dan kepercaya dirian peserta didik terhadap ide-ide atau hasil kemampuan yang dimilikinya, rendahnya pengetahuan awal, rendahnya minat dan motivasi belajar belajar peserta didik.
Bimbingan belajar merupakan bimbingan yang memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah-masalah belajar, baik di sekolah maupun diluar sekolah. Dalam meningkatkan kemandirian belajar peserta didik, maka sangat penting penerapan bimbingan belajar bagi peserta didik di sekolah serta pentingnya peran guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapi peserta didik terutama masalah belajar peserta didik. Oleh karenanya penelitian ini bermaksud menerapkan bimbingan belajar untuk meningkatkan kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas belajar peserta didik.
Pembahasan
Pengertian Efektivitas
Efektivitas berarti ketepatan guna, hasil guna, atau menunjang tujuan (Pius dan Dahlan, 1994: 128). Efektivitas adalah keberhasilan guna dalam pelaksanaan tugas dan fungsi rencana atau program ketetentuan atau aturan dan tujuan kondisi ideal (Aswarni, 1989: 154).
Kemandirian adalah kebebasan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, melakukan sesuatu dengan tepat, gigih dalam usaha, dan melakukan segala sesuatu tanpa bantuan orang lain, Watson dan Lindgen dalam Nurhayati (2011: 131). Sedangkan menurut Johnson dan Medinus dalam Nurhayati (2011: 131) menyatakan bahwa: Kemandirian adalah salah satu ciri kematangan yang memungkin anak berfungsi otonom dan berusaha kearah prestasi pribadi dan tercapainya suatu tujuan.
Sementara itu menurut Sunaryo dalam Nurhayati (2011: 31-32) menyatakan bahwa kemandirian sebagai kekuatan motivasional dalam diri individu untuk mengambil keputusan dan menerima tanggung jawab atas konsekuensinya. Kemandirian belajar mengacu kepada kemampuan peserta didik dengan atau bantuan orang lain yang relevan, dan kemampuan menentukan saat kapan membutuhkan bantuan dan kapan tidak membutuhkan bantuan dari orang lain dalam belajar, Kesten dalam Nurhayati (2011:140). Kemandirian belajar dengan self directif learning, yaitu suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau bantuan orang lain dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan mengimplentasikan strategi belajar, dan mengavaluasi hasil belajar. Knowles dalam Nurhayati (2011:140). Aspek-aspek kemandirian dalam belajar menurut Song dan Hill (dalam Sari: 2010) yaitu atribut pribadi, proses dan konteks pembelajaran. Berikut ini dijelaskan secara detail:
Personal Attributes (atribut pribadi) merupakan aspek yang berkenaan dengan Motivation yaitu motivasi dari pebelajar, Resource Use yaitu penggunaan sumber belajar dan Strategy Use yaitu penggunaan strategi belajar.
Processes (proses) merupakan aspek yang berkenaan dengan otonomi proses pembelajaran yang dilakukan oleh pebelajar meliputi planning (perencanaan), monitoring (monitoring/ pelaksanaan) dan evaluating (evaluasi) pembelajaran.
Fokus dari Learning Context adalah faktor lingkungan dan bagaimana faktor tersebut mempengaruhi tingkat kemandirian pebelajar. Ada beberapa faktor dalam konteks pembelajaran yang dapat mempengaruhi pengalaman belajar mandiri pebelajar antara lain Structure (struktur) dan Nature of Task (tugas/ latihan soal) dalam konteks pembelajaran.
Tahapan-tahapan untuk mencapai kemandirian dalam belajar diidentifikasi oleh Hiemstra antara lain sebagai berikut:
Preplanning (aktivitas sebelum proses pembelajaran),
Menciptakan lingkungan belajar yang positif,
Mengembangkan rencana pembelajaran,
Mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai,
Melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring
Mengevaluasi hasil pembelajaran (Nurhayati, 2011: 144).
Kemandirian belajar dengan self directif learning, yaitu suatu proses dimana individu mengambil inisiatif dengan atau bantuan orang lain dalam mendiagnosis kebutuhan belajar, merumuskan kebutuhan belajar, merumuskan tujuan belajar, mengidentifikasi sumber belajar, memilih dan mengimplentasikan strategi belajar, dan mengavaluasi hasil belajar. Knowles dalam Nurhayati (2011:140).  
Pengertian Bimbingan Belajar
Bimbingan belajar merupakan jenis bimbingan yang memberikan bantuan kepada individu dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah-masalah belajar, baik disekolah maupun diluar sekolah (Djumhur dan Surya, 1975: 35). Bimbingan belajar adalah jenis bimbingan yang memberikan bantuan kepada murid dalam memecahkan kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan masalah belajar. (Mulyadi (2008: 107). Bimbingan belajar adalah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar disuatu instuti pendidikan. (Sukardi: 1996:40). Teknik-teknik yang digunakan dalam bimbingan belajar ada dua macam, yaitu secara kelompok dan secara individu. Bimbingan kelompok adalah teknik yang dipergunakan dengan membantu murid dalam memecahkan masalah-masalah melalui kegiatan kelompok, artinya masalah itu dirasakan oleh kelompok atau oleh individu sebagai anggota kelompok (Umar dan Sartono, 1998: 150). Bimbingan ini merupakan salah satu teknik pemberian bantuan secara individu dan secara langsung berkomunikasi dalam teknik ini pemberian bantuan dilaksanakan dengan cara face to face relationship (hubungan langsung muka kemuka, atau hubungan empat mata), antara pembimbing dengan siswa" (Umar dan Sartono, 1998: 152).
Menurut Jones (1963:77), bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam kehidupannya. Kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat mengantarkan kita berhasil dalam belajar. Konsentrasi dalam belajar adalah pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu. Dengan konsentrasi kita dapat mengerjakan pekerjaan lebih cepat dan dengan hasil yang lebih baik. Sebab kurang konsentrasi hasil pekerjaan biasanya tidak dapat maksimal dan diselesaikan dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, konsentrasi sangat penting dan perlu dilatih. Pikiran kita tidak boleh dibiarkan melayang-layang karena dapat menyebabkan gangguan konsentrasi. Pikiran harus diarahkan kesuatu titik dalam suatu pekerjaan. Sehingga dengan begitu pikiran kita makin hari akan semakin kuat. Konsentrasi berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan mempunyai dampak yang besar terhadap keberhasilan belajar. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan konsentrasi belajar adalah pemusatan pemikiran kepada suatu objek tertentu. Semua kegiatan siswa membutuhkan konsentrasi. Dengan konsentrasi siswa dapat mengerjakan pekerjaan lebih cepat dan dengan hasil yang lebih baik.
Penutup
Kepala sekolah selalu menjalin kerjasama yang baik dengan guru bidang studi, wali kelas dan guru pembimbing, orang tua/wali murid, serta pihak-pihak lainnya dalam rangka meningkatkan kemandirian peserta didik dan guru BK meningkatkan bimbingan belajar secara terprogram, sesuai dengan kebutuhan dan tingkat permasalahan siswa dalam belajar secara mandiri. Orangtua/wali peserta didik terus mendorong dan mengarahkan anak-anaknya dengan sebaik-baiknya dalam belajar sehingga anak memiliki kemandirian dalam menyelesaikan tugas-tugas belajarnya. Peserta didik dengan sungguh-sungguh memanfaatkan bimbingan belajar yang diberikan oleh guru pembimbing serta peserta didik juga harus mencari berbagai informasi pendidikan secara mandiri guna menambah wawasan pengetahuan belajar tentunya.

Daftar pustaka
Djumhur dan Surya, Moh. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: Ilmu.
Jones, A.J. 1963. Principles of Guinance. 5th.Ed. New York. McGraw-Hill Book Company, Inc.
Mulyadi. 2008. Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap kesulitan Belajar Khusus. Yogjakarta: Nuha Litera.
Nurhayati, Eti. 2011. Psikologi Pendidikan Inovatif. Cirebon: Pustaka Remaja.
Sujud, Aswarni, 1989. Matra Fungsional Administrasi Pendidikan. Yogyakarta: Purbasari.
Sukardi, Dewa Ketut.1996. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Tabanan: PT. Rineka Cipta.
Umar, M dan Sartono.1998. Bimbingan dan Penyuluhan. Bandung: C.V Pustaka Setia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun