Mohon tunggu...
Inovasi

Ancaman Disintegrasi di Tengah Kemajuan Informasi

16 September 2016   17:28 Diperbarui: 17 September 2016   13:39 1466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era teknologi seperti saat ini, informasi begitu mudah kita dapatkan. Kita begitu dimanjakan dengan kemudahan yang ditawarkan internet. Internet menyuguhkan semua jawaban dari pertanyaan yang ada dibenak kita. Mulai dari bidang politik, ekonomi, kesehatan, pendidikan, fashion, gaya hidup, olahraga, hiburan dan berbagai macam hal lainnya dapat kita cari di internet.

Internet tak hanya menyuguhkan informasi dari dalam negeri saja, tapi informasi dari berbagai penjuru dunia dapat kita dapatkan di genggaman kita. Dunia seolah tiada batas di zaman sekarang ini. Jarak dan waktu tak lagi jadi hambatan untuk memperoleh informasi. Batas negara seolah sirna dengan adanya internet. Hal ini tentu memberikan kepuasan bagi kita yang haus akan informasi.

Tak hanya sekadar mendapatkan informasi, kita juga dapat berperan sebagai pemberi informasi. Berbagai media sosial memberikan kita kemudahan untuk menyalurkan informasi ke khalayak umum.  Kita dapat berbagi pengetahuan, pengalaman, gagasan atau sekadar menunjukan bakat kita. Semua itu hanya butuh waktu hitungan detik saja.

Namun sayangnya dengan segala kemudahan untuk mendapatkan dan menyalurkan informasi, banyak orang yang salah dalam penggunaannya. Tak sedikit informasi yang beredar belum jelas kebenarannya. Atau justru kita salah menyikapi informasi yang tengah berkembang. Hal ini yang kadang kita jumpai di masyarakat. Dimana suatu informasi yang berkembang luas dapat menjadi bahan perdebatan banyak orang dengan argumennya masing-masing. Terlebih jika informasi yang diangkat adalah hal yang sangat krusial atau menyangkut orang yang namanya tak asing lagi di telinga masyarakat Indonesia. Tentu akan menimbulkan reaksi yang lebih kompleks dari masyarakat. Contoh sederhana yang dapat kita temui di media sosial adalah ketika public figure atau artis yang memposting aktivitas yang mereka lakukan atau memposting suatu pernyataan, yang kemudian menjadi bahan pembicaraan para nitizen. Mereka melontarkan beragam komentar. Ada yang memuji tapi tak sedikit pula yang mencela. Mereka saling beradu argumen seolah merekalah yang paling benar. Kini hal demikian bukan lagi menjadi ‘pemandangan’ yang mengejutkan di media sosial. Pengguna media sosial seolah menerima hal tersebut sebagai hal yang umum.

Wajar ketika kita memberi pandangan yang berbeda pada suatu masalah, asalkan itu bisa membawa efek positif bagi kita menjadi lebih kritis dan tanggap terhadap suatu masalah. Yang menjadi masalah adalah ketika perbedaan tersebut membawa polemik di masyarakat. Bukan tidak mungkin jika itu akan membawa perpecahan bagi bangsa Indonesia. Jangan sampai kita salah dalam menyikapi informasi yang beredar dan lalai memilah informasi yang ada. Menelan semua informasi mentah-mentah tanpa melihat kebenaran dari informasi tersebut.

Hal yang harus selalu kita ingat bahwa kita adalah satu kesatuan, satu bangsa dan satu negara. Jangan sampai karena perbedaan pendapat kita melupakan identitas kita bersama. Kita menganggap pendapat kita yang lebih baik dan berusaha menjelekkan orang lain. Jangan sampai perbedaan tersebut membawa kita pada perpecahan.

Inilah kenapa pelajaran pendidikan kewarganegaraan tentang globalisasi selalu ada di berbagai jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Tujuannya tidak lain agar kita para generasi penerus bangsa sadar bahwa kita hidup di zaman yang informasi di dapat tanpa batas. Dimana semua informasi dapat dengan mudahnya didapatkan. Banyak manfaat yang kita dapat dari perkembangan informasi. Namun, tak sedikit pula kerugian yang didapat bila kita salah dalam menyikapinya. Kita harus selalu memfilter dengan baik setiap informasi yang ada. Jangan sampai terbawa arus mengikuti perkembangan zaman hingga melupakan identitas bangsa kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun