Mohon tunggu...
Farah Aliyah Syahidah
Farah Aliyah Syahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long life learner

Pembelajar yang berkecimpung di dunia psikologi pendidikan, literasi, bisnis dan kerelawanan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mindset dan Depresi

5 Juni 2022   18:37 Diperbarui: 5 Juni 2022   18:43 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"You will make mistakes. Some of your plans will fail. That's ok. Grow from each failure and learn. Do your best with what you do know. Find what strategies fit you and don't discouraged. You are never alone."

Educator James Kerr

Assalamu'alaikum readers! Selamat malam. Semoga selalu dalam lindungan-Nya, di kesempatan kali ini, penulis akan berbagi mengenai mindset, beberapa kutipan dan pesan yang melekat dan penulis ingat ketika membaca buku karangan Dweck berjudul mindset yang sudah menjadi mega best seller di dunia.

Oke sebelum ke sana, kita akan membedah mindset dulu ya, sebenarnya apa sih makna mindset itu sendiri? Di tulisan ini, penulis akan memadukan pemahaman penulis mengenai topik ini serta pandangan dari buku ini ya, jadi ini bukan semata-mata review buku saja. 

Menurut penulis setelah memahami beberapa sumber bacaan dan menonton beberapa video mengenai mindset, mindset dimaknai sebagai kerangka pikiran. Dimana masing-masing orang tentu memiliki mindset berbeda-beda menyikap setiap kondisi yang ditemui.

Nah, kemudian, kenapa mindset ini menjadi variabel yang terus dibahas dan dikaji sampai hari ini? Bahkan ada ilmu pengetahuan yang mengembangkan terus mendalam ke arah neurosains, neurolinguistik, otak, psikologi kognitif, bahkan sampai partikel terkecil yang memengaruhi mindset seperti saraf pada sisi biologis dan lingkup budaya, adat, norma, agama pada sisi sosial. 

Mengapa hal ini terus dikaji dalam forum ilmiah? Terus diteliti dan dikembangkan? Yups! Tentu saja karena hal ini penting, karena itulah buku-buku dengan tema mindset seringkali laku keras dipasaran. Mindset inilah yang akan menggerakkan kita, mulai dari cara berfikir hingga terelaisasi menjadi perilaku.

Penulis pernah menemui sebuah kutipan di sebuah buku bahwa kejadian yang terjadi di dunia ini bersifat netral, tidak ada yang positif, negatif, sial, beruntung, manusialah yang memaknainya, maka dari itu ada pepatah berkata "Kita dapat melihat suatu kejadian dari kacamata yang berbeda-beda." Lantas dari situlah nanti banyak terbentuk perilaku.

Baiklah, di buku Dweck ini, mindset sendiri terbagi menjadi dua, yakni fixed mindset dan growth mindset. Dimana orang-orang yang memiliki fixed mindset cenderung enggan berkembang karena mindset nya seolah diberi pagar pembatas untuk enggan mencoba hal-hal baru, sementara orang dengan mindset bertumbuh akan cenderung mencoba hal-hal baru dan berani mengalami kegagalan karena bagi mereka, kegagalan adalah kewajaran dalam proses belajar. 

Tentu saja kegagalan itu dapar ditoleransi jika kita mau menganalisa, belajar dari kegagalan tersebut sehingga kita sebisa mungkin meminimalisasi kegagalan yang sama dimasa depan.

Nah, bagi orang-orang memiliki fixed mindset yang selalu berpikir bahwa kegagalan merupakan hal yang buruk, mencoreng nama baik, menghancurkan reputasi, membuat malu dan bahkan pada dampak paling parah berakibat depresi disebabkan karena kita seringkali menganggap kegagalan sebagai label diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun