Mohon tunggu...
Farah Aliyah Syahidah
Farah Aliyah Syahidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Long life learner

Pembelajar yang berkecimpung di dunia psikologi pendidikan, literasi, bisnis dan kerelawanan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Belajar Kehidupan dari Pameran UMKM

29 November 2021   12:08 Diperbarui: 29 November 2021   12:51 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Assalamu'alaikum readers! Apa kabar? Semoga selalu dalam lindungan-Nya ya. Baiklah, di kesempatan kali ini, for the first time, writer akan sharing cuplikan-cuplikan kisah writer dalam membangun bisnis yang semoga nanti membawa manfaat untuk kita semua dan menjadi amal jariyah yang kebaikannya selalu mengalir pada seluruh pembaca aamiin.  

Baiklah, perjalanan penulis dalam membangun bisnis sebenarnya bermula sejak 2020 akhir, ketika penulis menginjak semester tujuh.

Penulis awalnya di Malang karena menempuh studi, namun karena keadaan COVID memburuk, akhirnya memilih pulang kampung karena ada masalah yang penulis tidak dapat ceritakan, di sini penulis mengalami fase terendah dalam hidup karena penulis harus meninggalkan teman-teman di kota rantau, pekerjaan di kota rantau dan berbagai kenyamanan lain. 

Di rumah penulis mencoba untuk daftar beberapa event seperti pengajar perintis program kemendikbud tapi tidak lolos, mentoring juga tidak lolos dan banyak volunteer tapi tidak ada satupun yang lolos. 

Meski seluruh mata kuliah penulis ada tugas turun lapangan untuk penelitian, tapi penulis tetap merasa banyak menganggur, sementara teman-teman penulis di kota rantau banyak yang mengalami progress, sering main dan keluar bareng. 

Penulis bahkan kehilangan teman dekat karena salah faham dan hampir loss contact, maka sejak itu penulis memutuskan untuk menghindari seluruh sosial media, kecuali twitter. Di fase ini, penulis setiap sore sering menangis, merasa gagal, salah dalam mengambil keputusan, tidak punya harapan.

Hingga suatu hari penulis menemukan market place di sosial media yang mana banyak sekali permintaam jasa desain, jadi dari sana penulis mulai merintis bisnis jasa desain, meski tidak pernah ikut peltihan dan tidak kuliah, penulis banyak belajar otodidak dari youtube. Penulis juga dipercaya beberapa customer untuk membuat mockup desain web dan aplikasi. 

Semua hanya berbekal tutorial youtube dan keberanian, langkah demi langkah terlewati. Pada bulan Januari pun, penulis mengembangkan bisnis desain ke bisnis masker, gantungan kunci dan stiker, namun karena value yang membuat penulis harus memberhentikan menggambar karakter dan mengubur mimpi penulis menjadi animator ke hal lain.

Bulan Februari pun penulis mendaftar lomba wirausaha kampus dan lolos. Dari sana penulis diminta untuk membuat pitch deck, hal ini yang menurut penulis menjadi sebuah petualangan yang seru. 

Penulis sama sekali tidak tahu dunia bisnis, tidak tahu cara membangun bisnis, penulis hanya mau melakukan hal yang bisa penulis lakukan. Di tambah, bulan-bulan ini penulis ada masalah di rumah, sehingga penulis melampiaskan kekesalan penulis dengan membeli buku secara impulsif, habis sudah 400.000 dalam sehari untuk membeli 3 buku. 

Dari sana penulis banyak mendapat pembalajaran tentang makna kegagalan dan keberhasilan, ya, kalian bisa juga membaca di tulisan sebelum ini tentang buku self theory. Dari sana penulis secara tidak sadar mengubah mind set penulis dan mulai mencari beberapa pebisnis di kota penulis yang sudah seattle.

Penulis menghubungi beberapa pebisnis, mengajak mereka bertemu dan meminta bimbingan mereka langsung, dari sana penulis mengetahui istilah-istilah bisnis seperti business model canvas, pitch deck, crowdfunding, top mind, BEP dan lain sebagainya. 

Dari sini, penulis bersama tim menyusun pitch deck sebaik mungkin karena pitch deck yang akan menentukan apakah bisnis penulis di danai atau tidak, ya, pitch deck adalah kunci untuk menarik investor. 

Selain itu, penulis juga senang mendengarkan podcast bisnis, membaca buku bisnis, ya, salah satunya lean startup dan buku tentang seorang pengusaha yang terus merasa dirinya kurang belajar dan perlunya sebuah pengabdian sebelum menjadi leader.

Pelan-pelan dengan senang hati, meski lelah tiada tara dalam proses panjang itu terus berjalan. Setelah presentasi pitch deck satu bulan kemudian diumumkan, usaha penulis lolos untuk di danai. 

Sekitar November awal 2021, bisnis penulis makin getol dalam mempromosikan value, visi-misi dan produk usaha penulis dengan hadir di beberapa pameran bisnis, mengadakan webinar dan lain sebagainya. 

Pameran bisnis kota mempertemukan penulis dengan berbagai owner UMKM yang tahan banting dan visioner. Dari sana penulis mendapati kisah-kisah mereka membangun bisnis dan mempertahankan bisnis hingga hari ini.

Jadi, ada banyak hal yang bisa penulis pelajari di luar kampus, sejujurnya, pengalaman ini menurut penulis adalah pengalaman real kehidupan. 

Memang benar, ibaratnya kehidupan kampus adalah aquarium, sementara hidup ini adalah lautan. Di dunia nyata, sekali jatuh, tertindas, terhempas, tidak ada yang bisa menolong, kecuali Allah dan keluarga. Banyak sekali teman yang awalnya selalu bersama, tiba-tiba gelap hati karena harta dan tahta. 

Dari pameran ini penulis bertemu dengan realita, teori yang dulunya hanya dipahami dan diimajinasikan sekarang termpampang begitu nyata. Ada beberapa yang relevan, tapi banyak yang tidak. 

Memang demikian kehidupan. Banyak teori hadir di keadaan sempurna tanpa halangan apapun, bahkan di penelitian eksperimen seluruh gangguan di kontrol agar tidak merusak hasil penelitian, tapi nyatanya kehidupan tidak. Kehidupan keras, dan dinamis. 

Ada banyak variabel yang tidak bisa kita kontrol dan ada banyak kejutan yang memaksa kita terus beradaptasi. BarakAllahufiikum. Terima kasih telah Engkau beri kesempatan bertemu dengan keluarga dan orang-orang kuat. Semoga bermanfaat! Yuk, mulai petualanganmu!~  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun