Disaat krisis global melanda, kubu oposisi memanfaatkan momentum ini untuk menjatuhkan Pemerintah dengan berjualan bahwa "Rupiah melemah, bahan pokok tambah mahal, tempe seukuran kartu ATM". Sementara itu, salah satu langkah konkret Presiden Jokowi adalah melakukan kunjungan bilateral ke Korea dan Vietnam.
Pak Jokowi beserta jajarannya melakukan kunjungan ke Korea Selatan dan Vietnam pada tanggal 9-12 Sepember 2018.
Agenda utama pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Moon adalah:
- Memperkuat hubungan ekonomi kedua negara melalui peningkatan kerja sama di bidang perdagangan, investasi dan industri.
- Penandatanganan sepuluh MoU B to B (business to business) yang meliputi bidang otomotif, energi, transportasi, infrastruktur. Nilai investasi yg ditanamkan di Indonesia bahkan bisa mencapai di atas $1 miliar!!!!. Saat ini, investasi Korea Selatan di Indonesia berada di peringkat keempat dengan nilai $2,2 miliar pada 2017!!! Tentunya semua ini berkat kondisi investasi di Indonesia yang kondusif
- Isu perlindungan WNI di Korea Selatan yang berjumlah sekitar 40 ribu warga.
- Pembahasan mengenai proses perdamaian di Semenanjung Korea.
- Penguatan hubungan antar generasi muda Indonesia dan Korea dengan mendorong Pemerintah Korea untuk memberlakukan BEBAS VISA bagi WNI yang berkunjung ke Korea. Asyiiiikkkk bisa sering sering ketemu oppa dan eonni Korea nih!!!Â
Setelah itu, Presiden Jokowi melaksanakan pertemuan dengan Presiden Vietnam, Tran Dai Quang serta hadir sebagai panelis "World Economic Forum ASEAN: ASEAN Priorities in the 4th Industrial Revolution".
Kunjungan Presiden Jokowi ke Vietnam seakan mengingatkan saya kepada Bung Karno dan Paman Ho Chi Minh yang saling mengunjungi untuk bertukar pikiran.
Hal yang dibahas oleh Presiden Jokowi dengan Presiden Tran Dai Quang adalah:
