Mohon tunggu...
Farah Aulia R.
Farah Aulia R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - BK UPI

Anggota KKN UPI 2021 Gelombang 2 Kelompok 15

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pembelajaran Daring: Tidak Lagi Hanya Sekadar Punya Ponsel

19 September 2021   21:06 Diperbarui: 19 September 2021   21:07 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Pandemi Covid-19 sudah satu tahun lebih bersemayam di Indonesia. Kini kita sudah dituntut untuk terbiasa hidup berdampingan dengan teknologi. Bahkan mungkin sudah kita dirasakan bahwa ponsel sudah naik levelnya menjadi bagian dari kebutuhan hidup primer. Semua lini kehidupan memerlukan ponsel sebagai sarana komunikasi termutakhir dan teraman di masa pandemi. Tidak terkecuali dalam bidang pendidikan.

Namun masalahnya, tidak semua sekolah terbiasa dengan pembelajaran daring meski sudah satu tahun lebih pandemi melanda. Jika pada awal pembelajaran daring persoalan "tidak memiliki ponsel" adalah masalah yang cukup umum ditemui, pada saat ini masalah tersebut mungkin sudah bisa teratasi. Berbagai aksi solidaritas untuk menyumbangkan atau membelikan ponsel kepada siswa yang membutuhkan sangatlah membantu mengatasi masalah ini. Sayangnya, hanya memiliki ponsel tidaklah sepenuhnya menyelesaikan masalah.

Berikut beberapa masalah yang masih ditemui dalam proses pembelajaran daring.

1. Kuota

Memang benar bahwa Kemendikbud memberikan tunjangan kuota pada siswa-siswi di setiap jenjang pendidikan. Namun dalam pendaftaran nomor-nomor yang akan diisikan kuota tersebut, ternyata masih ditemui banyak kendala. Mulai dari orang tua/wali dan siswa yang tidak kunjung mendaftarkan nomornya, nomor yang didaftarkan ternyata tidak aktif, hingga akhirnya operator sekolah hanya mendaftarkan nomor yang didapat seadanya karena tidak memiliki waktu lebih untuk menanyakan satu per satu nomor siswa. Hal ini berimbas pada pembelajaran yang tidak optimal karena siswa beralasan tidak memiliki kuota.

2. Spesifikasi Ponsel

Pembelajaran daring didukung oleh banyak aplikasi penunjang yang menarik secara tampilan. Sayangnya aplikasi-aplikasi tersebut hanya kompatibel di beberapa spek ponsel tertentu. Bagi siswa yang memiliki ponsel "jadul", tentu mereka tidak bisa memaksakan diri memasang aplikasi-aplikasi tersebut. Jangankan untuk install aplikasi baru, kamera dan speaker masih berfungsi dengan baik saja mungkin sudah sangat disyukuri.

3. Pemahaman Literasi Digital

Pelaksanaan satu tahun pembelajaran daring ternyata tidak menjamin sekolah-sekolah memiliki pemahaman literasi digital yang baik. Dari pihak guru sendiri biasanya karena dipusingkan dengan seabrek tugas administrasi akhirnya sudah tak tertarik belajar lebih dalam tentang mengajar daring yang variatif.

Sementara itu dari pihak siswa biasanya kurang tertarik mempelajari sendiri berbagai platform pembelajaran daring karena tidak ada tuntutan wajib. Bahkan jika siswa sudah mempelajarinya, bisa jadi hal itu hanya sebatas pengetahuan karena tidak sering dipraktikkan. Akhirnya siswa lebih memilih membuka aplikasi penghilang penat seperti games.

Kedua hal ini seperti lingkaran setan yang saling berkejaran, membuat pembelajaran daring akhirnya hanya diisi dengan mengerjakan tugas dan tugas saja dari LKS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun