Mohon tunggu...
Faradila Aulia Kurniawan
Faradila Aulia Kurniawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Undergraduate Student of Public Health, Airlangga University

Currently Studies in Airlangga University, Major in Public Health

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Berkenalan dengan Hipertensi, Si Pembunuh dalam Diam

13 Juni 2022   12:46 Diperbarui: 13 Juni 2022   13:51 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Siapa yang tidak mengenal hipertensi? Penyakit jantung koroner, gagal jantung, strok, diabetes, dan gagal ginjal merupakan beberapa penyakit akibat komplikasi hipertensi yang tidak ditangani dengan serius. Bahkan, hipertensi mendapat julukan "The Silent Killer" atau pembunuh dalam diam. Bagaimana bisa? sesungguhnya semengerikan apa kondisi hipertensi ini?

Hipertensi merupakan suatu kondisi dimana seseorang memiliki tekanan darah baik sistolik dan diastoliknya cukup tinggi atau bahkan sangat tinggi. Tekanan darah sistolik disebabkan karena aktivitas jantung yang memompa darah ke seluruh tubuh, sedangkan tekanan darah diastolik disebabkan oleh aktivitas istirahat jantung sebelum kembali memompa darah. 

World Health Organization (WHO) mendefinisikan angka normal tekanan darah seseorang berada pada kisaran 120 mmHg untuk sistolik dan 80mmHg untuk diastolik. Tekanan darah yang melewati batas 120/80mmHg dapat dikategorikan menjadi hipertensi. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu :

  1. Hipertensi Esensial, merupakan hipertensi yang tidak dapat diidentifikasi sumber penyebabnya dan memiliki kemungkinan sifat multifactor (Smeltzer, 2013; Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2014)
  2. Hipertensi Sekunder, merupakan hipertensi yang disebabkan karena penyakit atau kondisi yang khusus, seperti kehamilan atau penyempitan arteri renalis. Perlu diwaspadai bahwa kondisi hipertensi sekunder ini dapat dicurigai sebagai tanda adanya perubahan pada kondisi jantung (Ignatavicius, Workman, & Rebar, 2017)

Hipertensi seringkali datang tanpa gejala atau keluhan, inilah asal mula kenapa hipertensi disebut sebagai The Silent Killer atau pembunuh dalam diam karena kebanyakan dari penderita tidak tahu bahwa dirinya mempunyai tekanan darah tinggi, tetapi di kemudian hari mendapati dirinya terkena penyakit akibat komplikasi hipertensi yang kebanyakan mengancam nyawa seperti penyakit jantung koroner. Hipertensi dapat menyerang siapa saja, tua atau muda, laki -- laki maupun perempuan. 

Namun, terdapat beberapa penelitian yang menjelaskan bahwa faktor genetik dan usia berpengaruh terhadap resiko seseorang menderita hipertensi.

Penelitian menunjukkan bahwa genetik mempengaruhi kejadian hipertensi. Faktor genetik peyebab hipertensi banyak ditemui pada kejadian hipertensi esensial atau primer dan jika hanya disepelekan tanpa intervensi dikhawatirkan hipertensi semakin berkembang dan pada 30 -- 50 tahun mendatang menyebabkan timbulnya gejala. Penelitian ini selaras dengan teori genetik karena genetiknya cukup tinggi untuk menyebabkan hipertensi. 

Gen tersebut bersifat neurologis dan secara genetik menyebabkan perkembangan hipertensi. Adanya faktor genetik dalam keluarga tertentu artinya keluarga tersebut dua kali lebih beresiko mengalami tekanan darah tinggi dibandingkan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan tekanan darah tinggi. 

Studi yang dilakukan di lapangan telah menunjukkan bahwa banyak keluarga yang menderita tekanan darah tinggi diwarisi oleh keturunan mereka (Sari, Y. H., & Majid, M., 2019). 

Faktor usia yang semakin lanjut juga meningkatkan resiko kejadian hipertensi dengan probabilitas kejadian 40% dan kasus kematian di atas 65%. Hal ini karena seiring pertambahan umur, pembuluh darah besar di dalam tubuh semakin menyempit dan dindingnya kaku sehingga berpotensi meningkatkan angka tekanan darah sistolik (Lisiswanti, R., & Aulia Dananda, D. N., 2016).

Lalu, bagaimana cara agar terhindar dari penyakit The Silent Killer ini? Sebagai seorang mahasiswa program studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, penulis melihat hipertensi menjadi salah satu masalah kesehatan yang memerlukan upaya dari berbagai pihak dalam mengatasinya. 

Upaya ini dapat berupa upaya -- upaya pencegahan atau upaya preventif yang berasal dari dalam diri seseorang. Berikut adalah beberapa upaya preventif yang dapat dilakukan untuk meminimalisir resiko terkena hipertensi :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun