Mohon tunggu...
Faradila EmaNur
Faradila EmaNur Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN MALANG

jangan putus asa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Esensi Bimbingan Konseling pada Jalur Pendidikan Formal, Non Formal dan Informal

31 Mei 2022   11:31 Diperbarui: 31 Mei 2022   11:43 4437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Secara hakikat proses layanan bimbingan dan konseling tidak hanya bisa kita temui pada jalur Pendidikan saja, namun juga ada bimbingan dan konseling pada bidang karir, lingkungan masyarakat dan lain sebagainya, namun berikut ini adalah pembehasan secara spesifik terkait esensi bimbingan konseling pada jalur Pendidikan.

Esensi Bimbingan Konseling pada Jalur Pendidikan Formal

Bimbingan konseling jalur pendidikan formal biasanya diterapkan pada lingkungan sekolah dengan cara memberikan pelayanan kepada murid secara mandiri maupun secara bersama-sama supaya bisa berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku baik dalam kehidupan pribadi, sosial, belajar dan karir di masa yang akan datang. 

Peranan bimbingan konseling dalam pendidikan formal sangat penting karena berpartisipasi dalam perkebangan karakteristik dari mulai sedak dini hingga dewasa (TK - Perguruan Tinggi) dalam lingkungan sekolah. Di dalam perkembangannya baik secara fisik maupun psikis didalam pendidikan formal memiliki karakteristik tersendiri seperti halnya sebagai berikut:

  1. Pendidikan pada jenjang TK/RA, Pendidikan pada tingkatan ini biasanya merupakan wadah bagi anak berumur 4-6 tahun. Memiliki tujuan dalam dasar perkembangan dan pertumbuhan baik dalam sikap, pengetahuan, ketarampilan, kreativitas. Dalam jenjang ini juga terlihat bahwa anak anak lebih senang bermain, sehingga menjadi keunikan tersendiri. Perkembangan yang tampak jelas pada anak anak diantaranya: Pada anak usia 4-5 sangat terlihat aktif dalam bermain mengembangkan ide ide seperti berlari, memasak, dan lain sebagainya. Pada perkembangan anak usia 5-6 mereka akan lebih mengembangkan idenya menjadi yang lebih kreatif dan lebih banyak melakukan sesuatu dengan gerakan tubuhnya.
  2. Pendidikan pada jenjang SD/MI, Pendidikan pada tingkatan ini biasanya bagi anak berumur 6-12 tahun. Memiliki tujuan memantangkan peranan peserta didik dalam jenjang selanjutnya. Bimbingan konseling pada SD ini lebih terbatas kepada aktifitas yang lebih baik mengenai penyimpangan sehingga dalam proses keberlangsungannya dapat sesuai dengan tujuan. Selain itu ada tahapan tahapan penugasan dalam pencapaian proses perkembangan pada peserta didik diantaranya sebagai berikut: Berperilaku yang mencerminkan beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, memiliki dasar dalam proses belajar, memilah konsep yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari hari, bersosialisasi dengan orang lain, memiliki sifat yang mandiri, terampil dalam simulasi kehidupan, mengembangkan sifat empati, menciptakan suasana damai, serta toleransi yang tinggi
  3. Pendidikan pada jenjang SMP/MTs, Pendidikan pada tingkatan ini bagi remaja awal yang berusia 12-15 tahun. Pada tahapan ini biasanya melalui berbagai perubahan baik dalam proses pembelajaran hingga pembinaan terhadap peserta didik. Selain itu ada tahapan tahapan penugasan dalam pencapaian proses perkembangan pada peserta didik diantaranya sebagai berikut: menjadikan remaja berperilaku beriman dan bertaqwa kepada tuhan YME, menerima adanya perubahan psikis dan fisik, menerapkan kehidupan yang baik dalam bertingkah laku, mengetahui potensi diri, mengenal pola dan sistem kehidupan hingga perkembangannya.
  4. Pendidikan pada jenjang SMA/MA/SMK, Pendidikan pada tingkatan ini bagi remaja akhir yang berusia 16-18 tahun. Pada tahapan ini harus lebih bersungguh sungguh dan lengkap dari pada jenjang sebelumnya namun lebih diutamakan bimbingan dalam karir. Selain itu ada tahapan tahapan penugasan dalam pencapaian proses perkembangan pada peserta didik diantaranya sebagai berikut: proses lebih matang mengenai keimanan dan ketaqwaan kepada tuhan YME, proses interaksi terhadap sebaya, pertunbuhan secara fisik, ilmu, teknologi, persiapan karir, dalam komunikasi dalam kehidupan yang matang sesuai nilai yang berlaku. Ruang lingkup pada pendidikan formal ini dapat meliputi: pengembangan karakteristik dalam kehidupan sehari hari bagi masing masing individu, pengembangan karakteristik didalan kehidupan sosial, pengembangan karakteristik dalam proses belajarnya di tiap jenjangnnya, pengembangan karakteristik dalam pemilihan karir sesuai bidangnya.

Esensi Bimbingan Konseling pada Jalur Pendidikan Non Formal

Pada jalur pendidikan nonformal proses belajar sudah tersusun sesuai konsepnya yaitu sebagaimana tujuan dari pendidikan non formal menjadikan pribadi yang lebih mandiri terhadap perkembangan anak. 

Perkembangan pada minat dan potensi anak bisa didapatkan lebih dari yang di dapatkan pada saat disekolah atau pada pendidikan formal. Pendidikan non formal dapat diikuti bagi sesorang yang memiliki keterbatasan fisik maupun ekonomi. 

Dalam karakteristiknya usia dan latar belakang pada pendidikan non formal sangat bervariasi dan proses pembelajaran sangatlah singkat. Adanya perbedaan antara non formal dan formal ini lah membutuhkan pelayanan konseling yang harus benar benar diperhatikan prosesnya dalam menyelesaikan masalah.

Ruang lingkup pada pendidikan non formal yaitu meliputi pengembangan pada masing masing individu baik dalam kehidupan sehari hari, sosial, pembelajaran, proses karir, serta kehidupan dalam berkelompok hingga berkeluarga. Pada jalur non formal lebih mendekatkan terhadap jalan keluar di setiap permasalahan maka diperlukan pelayanan dan bimbingan lebih lanjut.

Esensi Bimbingan Konseling pada Jalur Pendidikan Informal

Lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap gaya hidup individu di dalam lingkungan masyarakat, salah satu pengaruhnya seperti masalah penyimpangan. Ada beberapa individu yang tidak dapat mencari jalan keluar dalam masalahnya maka diperlukan bimbingan dan konseling pada pendidikan informal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun