Mohon tunggu...
Muhammad Ibnu Faqih Wijaya
Muhammad Ibnu Faqih Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Lulusan Ekonomi Pembangunan yang terjun di Dunia Penulisan (harusnya jadi analis malah jadi penulis)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nenek Maafkan Aku

13 Maret 2023   15:25 Diperbarui: 13 Maret 2023   15:35 644
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi U-Report

Di sebuah desa kecil yang terpencil, hiduplah seorang nenek yang telah menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam kesulitan ekonomi. Namun, meskipun hidupnya penuh dengan kesusahan, nenek itu selalu tersenyum dan berusaha memberikan yang terbaik bagi cucunya yang semata wayang, seorang gadis kecil yang masih duduk di bangku sekolah dasar.

Setiap pagi, nenek itu akan bangun lebih awal untuk mempersiapkan sarapan dan memastikan cucunya telah siap untuk berangkat ke sekolah. Meskipun mereka sering kali tidak memiliki banyak makanan, nenek itu selalu memastikan bahwa cucunya tidak pernah kekurangan makanan dan selalu memiliki pakaian yang layak.

Suatu hari, di meja makan, nenek dan cucunya sedang bersama-sama sarapan. Cucunya memandang keluar jendela dan bertanya dengan nada sedih, "Nenek, kenapa kita tidak memiliki banyak makanan?"

Nenek dengan senyuman lembut, "Kita tidak punya banyak uang, sayang. Tetapi jangan khawatir, nenek selalu akan membuat kamu kenyang dan sehat."

Cucunya menjawab, "Tapi teman-teman sekelas saya selalu membawa camilan enak dan mereka terlihat senang. Saya merasa cemburu."

Nenek menggenggam tangan cucunya dengan lembut, "Ingatlah, sayang, uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Kami mungkin tidak memiliki banyak uang, tetapi kita memiliki cinta dan kasih sayang yang cukup untuk membuat hidup kita bahagia. Dan kamu selalu menjadi kebahagiaan nenek."

Namun, hidup mereka bukanlah hal yang mudah. Sang cucu sering kali dibully oleh teman-teman sekelasnya karena keadaan keuangan keluarga mereka yang sulit. Hal itu membuat sang cucu merasa sedih dan terkadang membuatnya tidak ingin pergi ke sekolah. Nenek itu pun merasa tidak berdaya melihat cucunya menderita.

Suatu hari, ketika cucunya pulang dari sekolah, ia meminta uang untuk membeli makanan ringan. Nenek itu merasa kesal dan mulai memarahi cucunya. Mereka bertengkar dan itu menjadi puncak dari semua masalah yang telah mereka hadapi. Sang nenek merasa sedih karena telah membuat cucunya menangis.

Beberapa hari kemudian, nenek itu jatuh sakit. Cucunya sangat khawatir dan merawat nenek itu dengan sebaik-baiknya. Namun, setelah beberapa minggu, sang nenek meninggal dunia. Cucunya merasa sangat sedih dan menyesal karena pernah bertengkar dengan neneknya.

Setelah kematian sang nenek, cucunya mulai mengubah hidupnya. Dia berusaha lebih keras di sekolah dan menjadi lebih baik dalam hubungannya dengan teman-temannya. Dia juga mulai berpikir tentang masa depannya dan bagaimana ia bisa membantu keluarganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun