Mohon tunggu...
Muhammad Ibnu Faqih Wijaya
Muhammad Ibnu Faqih Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Lulusan Ekonomi Pembangunan yang terjun di Dunia Penulisan (harusnya jadi analis malah jadi penulis)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

RUU Pelarangan TikTok di AS

11 Maret 2023   13:41 Diperbarui: 11 Maret 2023   14:08 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dok. AFP/OLIVIER DOULIERY 

Sekelompok senator bipartisan memperkenalkan sebuah rancangan undang-undang (RUU) pada hari Selasa (07/03/2023) yang akan memungkinkan pemerintah federal untuk mengatur dan bahkan melarang teknologi yang diproduksi di luar negeri, termasuk TikTok.

Restricting the Emergence of Security Threats that Risk Information and Communications Technology Act, atau UU RESTRICT, akan memberikan kewenangan yang luas kepada Menteri Perdagangan untuk mengatur teknologi yang diproduksi oleh enam negara yang memiliki hubungan permusuhan dengan AS: Cina, Kuba, Iran, Korea Utara, Rusia, dan Venezuela.

Dalam RUU tersebut, para senator mengusulkan pembatasan pada penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak yang diproduksi oleh perusahaan Cina seperti Huawei dan ZTE, karena khawatir dengan potensi ancaman keamanan nasional dan privasi pengguna. Meskipun RUU ini tidak secara khusus membahas TikTok, tetapi langkah-langkah tersebut mungkin berdampak pada perusahaan tersebut dan aplikasinya, termasuk TikTok.

Ketidakpercayaan AS terhadap TikTok

RUU RESTRICT tidak secara khusus menyebutkan nama TikTok, namun para senator yang memperkenalkannya telah menyuarakan kekhawatiran mereka tentang aplikasi tersebut. Mereka khawatir bahwa karena TikTok dimiliki oleh perusahaan Cina, ByteDance, maka data pengguna Amerika dan informasi yang dikumpulkan oleh aplikasi tersebut dapat diakses oleh pemerintah Cina.

Beberapa anggota Kongres AS bahkan telah meminta penyelidikan terhadap TikTok dan perusahaan induknya. Mereka mengklaim bahwa TikTok memiliki hubungan dekat dengan pemerintah Cina dan dapat digunakan untuk mempengaruhi opini publik dan mengumpulkan informasi rahasia tentang pengguna AS.

Namun, TikTok telah membantah tuduhan tersebut dan mengatakan bahwa data pengguna Amerika disimpan di server yang terletak di Amerika Serikat dan Singapura, bukan di Cina. Mereka juga menegaskan bahwa mereka tidak akan memberikan akses ke data pengguna Amerika kepada pemerintah Cina atau pihak ketiga lainnya.

Meskipun begitu, kekhawatiran tentang pengaruh Cina di industri teknologi dan keamanan nasional tetap menjadi perhatian utama bagi para legislator AS, dan RUU RESTRICT sendiri bertujuan untuk memperkuat kontrol AS terhadap investasi asing dan teknologi asing yang mungkin dapat membahayakan keamanan nasional.

Situasi TikTok saat ini di Amerika

Undang-undang ini muncul di tengah-tengah tindakan keras AS yang meluas terhadap TikTok. Gedung Putih telah menginstruksikan semua pegawai federal untuk menghapus aplikasi ini dari perangkat kerja mereka sebelum akhir bulan ini setelah Kongres meloloskan larangan penggunaan aplikasi ini di perangkat pemerintah akhir tahun lalu. Sejumlah pemerintah negara bagian telah melarangnya di perangkat kerja, dan beberapa universitas telah memblokir siswa untuk mengakses situs ini di Wi-Fi sekolah.

Seperti kebanyakan aplikasi ponsel, TikTok memiliki akses dan mengumpulkan data pengguna yang cukup besar, yang menurut perusahaan membantu meningkatkan pengalaman mereka. Pada bulan Desember, mereka mengakui bahwa beberapa karyawan telah memata-matai data lokasi jurnalis dalam upaya untuk mengidentifikasi karyawan mana yang berbicara kepada media.

Meskipun ada dukungan bipartisan yang luas untuk beberapa jenis tindakan keras terhadap TikTok, beberapa senator menyatakan keberatan tentang pendekatan sempit yang tidak menangani keamanan data secara komprehensif, termasuk mengatur pialang data yang beroperasi di AS yang mengikis data orang Amerika dan menjualnya, termasuk kepada perusahaan atau entitas asing.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun