Mohon tunggu...
faqih alfadlil
faqih alfadlil Mohon Tunggu... Guru - Penyair Malam

Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Wali Murid Mencukur Paksa Rambut Guru

18 Februari 2023   19:38 Diperbarui: 18 Februari 2023   19:48 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: nationalgeographic.grid.id

Menuntut ilmu adalah sebuah kewajiban bagi seorang muslim. Semangat dalam belajar sekiranya sudah ada sejak zaman dahulu hingga dilanjutkan sampai sekarang. Bukti sederhana begitu banyak kampus yang kian lama kian bertambah jumlahnya. Pelajar dan sarjana tentunya juga semakin banyak pula. 

Tujuan pendidikan di negeri kita pun jelas untuk mencetak orang-orang yang bertakwa dan beriman kepada Tuhan yang Maha Esa. Bukan hanya mencetak orang yang cerdas dan pintar saja. Seperti yang orang-orang kebanyakan sekarang kejar.

Cerita teladan datang dari Imam Syafii ketika diperintah ibunya agar belajar adab dari Imam Malik terlebih dahulu sebelum belajar ilmu. Hasilnya sangat luar biasa. Imam Syafii menjadi orang yang terkenal dan diikuti banyak orang. Mungkin orang yang lebih pintar dan cerdas dari beliau banyak. Hanya saja yang orang-orang pilih untuk dijadikan panutan adalah beliau.

Maka sebab kebermanfaatan ilmu adalah karena ada keberkahan di dalamnya. Ilmu yang tidak berkah tidak akan bisa tersebar dengan baik. Lalu bagaimana datangnya keberkahan? Dengan adanya adab yang baik dalam mencarinya. Tak sedikit ulama yang sangat memperhatikan bagaimana adab seseorang dalam majlis. Itu sangat berkaitan dengan keberkahan ilmu dan kebermanfaatannya di masa depan.

Masalah terbesar saat ini adalah semangat pelajar dalam menuntut ilmu tapi tidak memperhatikan adab. Yang lebih parah ada yang malas belajar juga tidak punya adab. Beberapa kasus seorang siswa memukul dan membentak guru. Ada pula siswa dan bapaknya memukuli guru secara bersama-sama. 

Kejadian serupa seorang siswa yang dicukur rambutnya oleh guru. Lantaran tidak terima, sang siswa lapor ke orang tua dan malah datang ke sekolah dan mencukur balik si guru. Lalu keberkahan apa yang akan didapatkan dari belajarnya dengan tindakan seperti itu?

Mungkin ada beberapa kejadian guru bertindak keras dan kasar. Tentu saja jika hal itu melampaui batas maka salah. Namun jangan sampai memukul sedikit lalu dilaporkan ke pengadilan dengan alasan kekerasan. Hal demikian banyak terjadi di beberapa pesantren. Karena wali murid kaya dan punya uang, dikerasi sedikit langsung main hukum. 

Hal itu tentu merupakan tindakan yang tidak baik. Membuat seorang guru atau mualim marah dan sakit hati. Padahal keberkahan ilmu terletak pada keikhlasan seorang guru ketika mengajarkan ilmunya. Pantaslah KH Hasyim Asyari membuat buku yang bertemakan adab seorang Alim (guru) dan Mutaalim (murid). Hasilnya beberapa pesantren yang mempelajari buku tersebut kita dapati santrinya sangat memperhatikan adab, terutama kepada ustadz dan kiainya.

Jika memang yang terjadi dalam dunia pendidikan adalah guru yang bersikap keras berlebihan atau bahkan sampai melecehkan, itu juga tidak baik. Menghukum seorang murid pun ada kadar dan batasnya. Tidak sembarang main pukul saja. Ketika itu terjadi, hati mungkin tidak sedang mendidik melainkan bernafsu untuk menyiksa.

Adab sangat penting. Semoga pendidikan di Indonesia memperbaiki nilai adab yang kita junjung sekian lama. Tidak hanya berkutat pada perkara intelektual saja, melainkan meramba ke dalam sikap dan akhlak. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun