Mohon tunggu...
faqih alfadlil
faqih alfadlil Mohon Tunggu... Guru - Penyair Malam

Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Penyakit Sekolahisme

20 Juli 2022   16:04 Diperbarui: 22 Juli 2022   19:25 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang pemikir Islam yang sangat saya kagumi, Dr. Adian Husaini. Membaca beberpa buku beliau dan juga mendengarkan ceramah dan seminarnya di youtube adalah hal yang sangat menyenangkan. Bahasa yang digunakan sederhana walau ilmiah. Sangat berbobot dan mudah dicerna untuk orang awam seperti saya. 

Pembahasan beliau yang sering saya dengarkan adalah soal pendidikan. Beliau mengatakan bahwa orang-orang zaman sekarang terjangkit penyakit Sekolahisme. Yaitu sangat memikirkan sekolah atau kampus. Padahal dalam pendidikan yang paling penting adalah guru. Orang-orang lebih suka dengan gedung dan nama  ketimbang pendidik itu sendiri. Padahal dahulu para sahabat tidak punya gedung besar seperti sekarang saat dididik dan digembleng oleh nabi Muhammad sallahualaihiwasallam. 

Formalitas seperti ijazah itu penting. Namun jangan sampai kita tergerus oleh arus "budaya formalitas". Isi dan kualitas itu harus jauh lebih diutamakan. Apabila orang-orang sudah tenggelam terlalu jauh dengan kebiasaan formalitas, maka tempat-temat pendidikan hanya berisi lembaran-lembaran kertas. 

Maka di mana pun belajar, yang terpenting adalah gurunya. Bukan gedung apalagi nama. Orang-orang hebat seperti M. Natsir, Buya Hamka, Ir. Soekarno, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy'ari, memiliki guru-guru yang hebat pula. Karena orang-orang hebat terlahir oleh orang hebat. 

Saya pribadi tidak pernah terkecoh oleh nama lembaga pendidikan. Apalagi hanya sekadar iklan di sosial media. Kata guru kehidupan saya, Jika ingin tahu kualitas lembaga pendidikan, maka lihatlah lulusannya. Itu adalah cermin pendidikan di dalamnya. 

Apabila ingin terlahir kembali sosok seperti Muhammad Al-Fatih, maka siapkan juga Aq Syamsuddin. Bila ekspektasi tinggi, maka modal juga harus sebanding. Kalau mau bintang lima dengan modal kaki lima, cukup bermimpi saja. Wallahuaalam. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun