Mohon tunggu...
faqih alfadlil
faqih alfadlil Mohon Tunggu... Guru - Penyair Malam

Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sifat Munafik

27 Mei 2022   09:22 Diperbarui: 27 Mei 2022   09:52 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I. Sumber: today.line.me

Ada tiga tipe manusia. Mukmin, kafir, dan munafik. Mukmin sudah jelas. Kafir sudah jelas. Tapi seorang munafik tidak jelas. Sebenarnya dia seorang mukmin atau kafir. Seakan dia berwana abu-abu. Tidak hitam juga tidak putih. Dari kulit, dia terlihat seorang muslim. Shalat, puasa, zakat, baca al-Quran, dan lain sebagainya. Tapi dari sikapnya, dia membela orang kafir.

Maka dijelaskan dalam surat an-Nisa' ayat 142 mengenai sifat mereka. "Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali."

Sebenarnya mereka ingin menipu Allah dengan menampilkan perbuatan baik. Mereka shalat agar dilihat (riya') orang bahwa dia adalah orang yang salih. Mereka juga tidak berzikir kecuali sangat sedikit sekali. Padahal Allah tidak bisa ditipu. Apa yang mereka tampakkan dan apa yang ada di hati mereka, Allah ketahui semuanya. Tidak ada yang bisa menyembunyikan apapun dari Allah. Karena Dia-lah yang maha melihat lagi maha mengetahui.

Dalam hadis juga dijelaskan mengenai ciri-ciri orang munafik. Pertama, mereka selalu berkata dusta. Kedua, mereka kalau berjanji mengingkari. Ketiga, kalau dipercaya, mereka khianat. Seperti kisah Abdullah bin Ubay bin Salul. Yang selalu menjadi provokator ketika ada masalah di antara kaum muslimin. Peristiwa tuduhan zina kepada Aisyah merupakan kejadian nyata kemunafikannya. Dialah yang mengontrol tersebarnya fitnah itu. Hampir saja terjadi perpecahan di antara kaum muslimin gara-gara orang itu.

Ketika dia sakit, Rasulullah menjenguknya. Karena dia seperti orang muslim. Maka merupakan haknya untuk dijenguk ketika sakit. Dan ketika itu beliau menasehatinya akan sesuatu. Bahkan ketika dia meninggal dunia, Rasulullah memberikan kain kafan untuknya dan menyolatkannya. Saat itulah Umar menarik baju Rasulullah dan menanyakan kenapa Rasulullah menshalati orang munafik. Maka turunlah ayat yang membela Umar, bahwa dilarang bagi kita untuk munshalatkan orang munafik.

Nampaknya banyak orang memiliki ciri itu sekarang. Orang-orang memakai sorban dan jubah, seakan menampakkan bahwa diri mereka adalah seorang muslim sejati. Ditambah dengan ayat-ayat al-Qur'an yang mereka baca, seakan menambah kemahiran dan kepahaman meraka tentang agama. Namun, ujung-ujungnya mereka hanya bermulut manis. Mereka membela penguasa yang zalim dan kejam hanya agar mendapatkan seonggok dunia.

Mereka mengeluarkan dalil dari al-Qura'an dan Hadis agar memperkuat pendapat mereka untuk membela kebijakan yang dilakukan pemerintah. Mereka melakukan itu karena sudah dipesan oleh mereka dengan imbalan uang secara langsung atau diberikan kursi kekuasaan agar bisa melakukan banyak hal. Banyak orang yang dulunya lurus dan mustaqim, sekarang menjadi pembela kafir. Entah apa yang sudah merasuki pikiran mereka. Saya masih ingat dulu pertama sangat keras dengan kebijakan pemerintah yang tidak sesuai syariat agama. Sekarang ketika sudah naik ke pentas politik malah "me-iya-kan" apa saja yang dilakukan mereka. Walaupun itu haram, tiba-tiba berubah menjadi halal. Atau sebaliknya, yang aslinya halal, tiba-tiba jadi halal. Itu semuanya tergantung dengan keinginan atasan.

Dikatakan di sebuah buku yang membaha tentang tanda-tanda hari kiamat bahwa, orang munafik akan banyak. Mereka menggunakan dalil untuk menyesatkan orang. Yang mereka pikirkan adalah hanyalah dunia. Ketika perut mereka kenyang. Syahwat mereka terpuaskan. Maka mereka pun senang. Dan merekalah nantinya akan menjadi golongan Dajjal.

Di ayat selanjutnya 143, Allah menjelaskan bahwa mereka itu bukan bagian dari orang mukmin, juga bukan bagian dari orang kafir. Kita yang melihatnya juga bingung. Kalau orang mukmin, kita bisa menjadikannya teman. Kalau orang kafir, kita bisa menjadikannya musuh. Kalau orang munafik, kadang kita tidak bisa berbuat apa-apa karena penampilannya seperti orang Islam, walaupun mereka sering menjatuhkan orang Islam sendiri.

Maka Allah memberikan hukuman bagi mereka untuk masuk ke dalam neraka yang paling dalam. Balasan untuk orang-orang munafik jauh lebih berat ketimbang orang kafir. Sebagaimana firman-Nya, "Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong pun bagi mereka". Semoga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang munafik. Amin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun