Mohon tunggu...
Faqih Ma arif
Faqih Ma arif Mohon Tunggu... Dosen - Civil Engineering: Discrete Element | Engineering Mechanics | Finite Element Method | Material Engineering | Structural Engineering |

Beijing University of Aeronautics and Astronautics | 601B号房间 | 1号楼, 外国留学生宿舍 | 北京航空航天大学 | 北京市海淀区学院路 | 37學院路, 邮编 |100083 |

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Terungkap 2 Sumber Utama Penyebab Peningkatan Fatalitas akibat Coronavirus

30 Maret 2020   01:13 Diperbarui: 30 Maret 2020   17:27 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Progres pembangunan RS di Wuhan | property.kompas.com

Berdasarkan gambar di atas, apabila kita misalkan warna biru muda adalah jumlah masyarakat yang pergi ke rumah sakit sedangkan warna biru gelap di atas mewakili orang yang harus masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD), maka dapat dilihat bahwa puncak pasien yang harus masuk ke IGD atau ICU berjumlah lebih dari tiga juta.

Mari kita asumsikan jika tempat tidur IGD Amerika Serikat di awal Maret berjumlah 50.000, diasumsikan berada pada garis putus-putus berwarna merah.

Jadi, garis putus-putus berwarna merah adalah kapasitas yang saat ini di miliki oleh negara tersebut. Apa maksudnya?, Masyarakat yang harus masuk ruang IGD dan berada di atas garis merah di atas, maka sebenarnya dalam kondisi kritis. Imbasnya, akses pelayanan dan perawatan kesehatan yang harusnya dia terima tidak akan didapatkan. Ujung-ujungnya pasien tersebut akan terdesak, dan kemudian meninggal.

Tidak hanya terbatas pada tempat tidur, fasilitas lain seperti ventilator, APD, juga sangat terbatas, hal inilah yang menopang tingginya jumlah korban terinfeksi dan meninggal.

Dilaporkan oleh Thomas data diperoleh dari JHU CSSE, setidaknya ada salah satu contoh RS Seattle yang tidak dapat melayani pasien lebih dari 65 pasien sehari karena kekurangan peralatan medis. Alhasil, peluang meninggal bagi sang pasien sebenarnya 90 persen.

Studi di Indonesia
Berikut ini disajikan sebagai uji banding tingkat fatalitas di Indonesia berdasarkan kalkulator epidemi yang dikembangkan oleh Gabriel Goh mengacu pada data statistic CDC, JHU CSSE adalah sebagai berikut:

Calculator epidemi by Goh | gabgoh.github.io/COVID/index.html
Calculator epidemi by Goh | gabgoh.github.io/COVID/index.html

Kurva lonceng biru muda digambarkan sebagai jumlah masyarakat yang pergi ke rumah sakit. Sedangkan kurva (kecil) garis ungu dimisalkan adalah jumlah orang yang harus masuk ke Instalasi Gawat Darurat (IGD). Puncak garis ungu dimisalkan dalam sehari harus menampung 100.000 pasien.
Jika masa awal pandemik COVID-19 di Indonesia salah satu rumah sakit hanya memiliki ruang untuk pasien IGD berjumlah 200 tempat tidur (pada garis warna merah).

Maka, masyarakat yang masuk ruang IGD dan berada di atas garis warna merah adalah dalam kondisi kritis. Hasilnya, akses pelayanan perawatan tidak dapat maksimal, banyak pasien yang diminta pulang, dan kekurangan ruangan pelayanan. Akhirnya, terjadi beberapa pasien meninggal sebelum mendapatkan pelayanan dan perawatan.

Sama halnya dengan negara lain, tidak hanya terbatas pada tempat tidur, fasilitas lain seperti ventilator, APD, juga sangat terbatas, hal inilah yang menopang tingginya jumlah korban terinfeksi dan meninggal.

Dilaporkan melalui dialog dalam salah satu stasiun swasta di Indonesia, salah satu Rumah Sakit Rujukan pemerintah tidak dapat melayani pasien lebih dari 24 jiwa pada awalnya. Sementara jumlah yang akan dilayani lebih besar. Artinya, peluang meninggal pasien adalah 95%.
Peristiwa inilah yang menyebabkan banyak korban meninggal di Provinsi Hubei, Amerika, Italia, Iran, Spanyol dan lain lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun