Mohon tunggu...
Fatihnokturnal
Fatihnokturnal Mohon Tunggu... Pelajar -

Orang malam yang membicarakan terang ngefapfapfap.wordpress.com Al Ain, UAE

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Barbar, Cina dan Banglo

19 Januari 2016   22:17 Diperbarui: 19 Januari 2016   22:19 352
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

The Barbarian di Clash of Clans yang merupakan representasi bangsa Barbar.

 

Belajar sejarah bukan hanya membuat kita tidak mengulangi kesalahan pendahulu, tetapi juga membuat kita tahu alasan-alasan sesuatu yang terjadi sekarang.

Contoh pertama, kenapa bahasa Inggris menjadi bahasa internasional?

Jawaban ini saya temukan di kolom Boleh Tahu di majalah Bobo saat kecil, bahwa ternyata bahasa Inggris banyak digunakan karena daerah-daerah koloninya yang banyak saat itu (Malaysia, India, UAE, Singapura, dll.), membuat bahasa Inggris tersebar luas ke daerah-daerah itu hingga sekarang. Untuk sekarang ini bahasa Inggris juga masih bertahan kuat, apalagi dengan populernya film-film Hollywood.

Contoh kedua, berasal dari manakah ungkapan ‘perilaku yang barbar’ yang  menggambarkan perilaku yang bengis, kejam dan biadab?

Rupanya memang dulu, ada suatu bangsa bernama bangsa Barbar, mungkin perilaku mereka membuat ungkapan tersebut. Bangsa inipun sepertinya sangat menarik, Ibnu Khaldun sendiri menulis tentang sejarah mereka dalam bukunya yang fenomenal ‘The Muqaddimah’.

 

Nah, itu bangsa Barbar, bagaimana dengan bangsa lain? Apakah ada bangsa lain yang menjadi representasi atas suatu sifat khusus juga?

Di Indonesia, atau mungkin juga di beberapa negara lain, ada ungkapan ‘Cina’ buat mereka-mereka yang pelit.

Awalnya sih mungkin sebenarnya berasal dari pintarnya orang Cina atau Tionghoa mengatur keuangan dan bisnis, bahkan saya pernah mendengar bahwa orang Cina jika mengambil barang di warungnya sendiri akan membayar barang tersebut agar tidak rugi. Tapi mungkin dari perilaku mereka yang ‘hitung-hitungan’ seperti itu yang tidak sesuai dengan adat Indonesia dimana ada yang namanya ‘harga teman’, mereka akhirnya dikonotasikan sebagai orang-orang yang pelit.

“Dasar Cina lu!” Tapi kadang kata-kata ini akhirnya bukan hanya untuk orang Cina, tapi orang-orang yang pelitnya kayak orang Cina. Contohnya saya, heuheu…

Di UAE, Malaysia, dan negara-negara lain dimana banyak pekerja dari India, Pakistan, dan Bangladesh berdatangan, ada sebutan lain.

Jadi, tiga negara (India, Pakistan, Bangladesh) yang sebenarnya berada di wilayah yang berdekatan dan muka-mukanya pun tak jauh beda, mempunyai kemampuan rata-rata yang berbeda yang akhirnya membuat mereka mendapatkan pekerjaan yang berbeda, orang India biasa jadi koki (karena pintar masak kari), orang Pakistan biasa jadi supir, dan orang Bangladesh biasanya jadi cleaner.

Nah, dari atas juga keliatan kan, siapa yang bisa dibilang kurang berkemampuan diantara mereka bertiga; Banglo (di Malaysia) atau Banggali (di UAE) yang merupakan panggilan untuk orang-orang Bangladesh..

Orang-orang Bangladesh diantara tiga negara tersebut memang rata-rata (bukan pukul rata loh, ya) adalah orang-orang yang paling kurang berkemampuan dan kurang inisiatif  juga  suka bingung sendiri dalam bekerja, karenanya dikasihnya pekerjaan yang udah jelas apa yang dikerjakan, yang paling sering kalau di UAE sih ya cleaner.

Guru SMP saya pun bercerita saat saya sedang berkunjung ke rumahnya, tentang orang Bangladesh saat dia mendampingi rombongan junior SMP saya berkunjung ke Malaysia.

Jadi guide mereka adalah orang Malaysia, dan saat dia melihat kelakuan salah satu orang (entah siapa, saya lupa) yang pekok, ia berkata, “Macem Banglo saja kau ni!”

***

Yah begitulah, jika kamu bengis, biadab, kamu ‘Barbar’. Jika kamu pelit, kamu ‘Cina’, dan jika kamu pekok, kurang inisiatif, suka bingung sendiri, kamu ‘Banggali/Banglo’….

 
Sumber gambar: ipadgameszone.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun