Mohon tunggu...
Fany El Diana
Fany El Diana Mohon Tunggu... Guru - NIM: 1903016114

Nama: Fany El Diana NIM:1903016114 Pendidikan Agama Islam FITK UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Bullying terhadap Perkembangan Psikologi di Kalangan Remaja

20 April 2021   17:43 Diperbarui: 20 April 2021   17:46 1356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wiyani (2012) mengungkapkan bahwa bullying adalah suatu isu yang tidak semestinya dipandang sebelah mata dan diremehkan, bahkan disangkal keberadaannya. Masih banyak yang menganggap bahwa bullying tidak berbahaya, padahal sebenarnya bullying dapat memberikan dampak negatif bagi korbannya.  Siswa-siswa yang menjadi korban dari bullying akan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan berbagai cara untuk menghindari gangguan di sekolah sehingga mereka hanya memiliki sedikit energi untuk belajar. Hal inilah yang akan mempengaruhi prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa.

Selain itu, gejala-gejala yang terjadi ketika tindakan bullying pada siswa di sekolah diantaranya adanya penurunan pada penampilan akademisnya, penurunan pada kehadiran di sekolah, hilangnya minat pada pekerjaan sekolah /PR, sulit berkonsentrasi pada pekerjaan sekolah, dan berkurangnya minat pada kegiatan yang awalnya disukai. Korban bullying memiliki penyesuaian sosial yang buruk sehingga korban merasa takut ke sekolah bahkan tidak mau sekolah, menarik diri dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar bahkan terburuknya korban memiliki keinginan untuk bunuh diri daripada harus menghadapi berbagai tekanan berupa hinaan dan hukuman.

Menurut Ariesto (2009), faktor-faktor penyebab terjadinya bullying antara lain:

1. Keluarga. Pelaku bullying seringkali berasal dari keluarga yang bermasalah, seperti orang tua yang sering menghukum anaknya secara berlebihan, situasi rumah yang penuh setress, permusuhan, dan broken home. Anak akan mempelajari perilaku bullying ketika mengamati konflik-konflik yang terjadi pada orang tua mereka, kemudian menirunya terhadap teman-temannya.

2. Sekolah. Pihak sekolah seringkali mengabaikan keberadaan bullying, dan menganggap hal ini adalah candaan semata. Akibatnya anak-anak sebagai pelaku bullying akan mendapatkan penguatan terhadap perilaku mereka untuk melakukan intimidasi terhadap anak yang lain.

3. Kelompok sebaya. Remaja ketika berinteraksi dengan teman dalam lingkungan sekolah dan disekitar rumah, kadangkala terdorong untuk melakukan bullying. Beberapa anak melakukan bullying dalam usaha untuk membuktikan bahwa mereka bisa masuk dalam kelompok tertentu, meskipun mereka sendiri merasa tidak nyaman dengan perilaku tersebut.

4. Kondisi lingkungan sosial. Salah satu faktor lingkungan sosial yang menyebabkan tindakan bullying adalah kemiskinan. Mereka yang hidup dalam kemiskinan akan berbuat apa saja demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sehingga tidak heran jika di lingkungan sekolah sering kali terjadi pemalakan antar siswa.

Bullying sudah menjadi masalah global yang tidak bisa diabaikan lagi. Banyak hal yang harus dilakukan untuk menyelamatkan perkembangan psikologis anak-anak dan remaja. Bullying bukan merupakan bagian dari perkembangan psikologis mereka, oleh sebab itu banyak elemen harus ikut terlibat, baik orang tua, pihak sekolah, bahkan pemerintah. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah bullying, seperti orang tua membiasakan diri memberikan feed back positif bagi anak sehingga mereka bisa belajar berperilaku sosial yang baik dan mendapatkan model interaksi yang tepat, bukan seperti perilaku bullying dan agresi. Menggunakan alternatif hukuman kepada anak dengan tidak melibatkan kekerasan fisik maupun psikologis. Orang tua diharapkan mau menjalin relasi dan konsultasi dengan pihak sekolah jika anaknya menjadi pelaku bullying ataupun korban. Selain itu, pihak sekolah menciptakan lingkungan yang positif dan kondusif, misalnya dengan mengadakan praktik kedisiplinan tanpa menggunakan hukuman kekerasan. Yang tak kalah penting yaitu meningkatkan kesadaran pihak sekolah untuk tidak mengabaikan perilaku bullying di lingkungan sekolah.

Lalu bagaimanakah upaya-upaya yang perlu dilakukan oleh guru dan orang tua untuk menghadapi hal itu?

1. Cermati gejala-gejala perubahan anak, dan segeralah lakukan pendekatan padanya.

2. Tenanglah dalam bertindak, sambil meyakinkan anak bahwa ia telah mendapat perlindungan dari perilaku bullying mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun