Mohon tunggu...
Fantasia Imanda Putri
Fantasia Imanda Putri Mohon Tunggu... Freelancer - Profil Baca

Musik, suka buat film pendek, suka foto-foto. Everything that makes me greater.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Dalam Sebuah Dilema

17 Agustus 2018   01:14 Diperbarui: 17 Agustus 2018   01:45 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku dan orang-orang yang mengisi rumah ini, pada suatu malam menjelma menjadi sosok-sosok yang tak kukenal. Berada di sebuah ruang makan dan tak ada kursi yang tersisa. Namun bagiku sendiri, ruang ini tetap saja kosong. Benar-benar kosong. Seperti ada yang tidak lengkap. Padahal aku tau, mereka semua adalah keluargaku... 

Satu-persatu mengambil bagian mereka. Melihat tangan-tangan yang sudah ikut kelaparan. Kecuali aku. Aku tetap pada pikiranku. Lama-lama semakin tidak menentu...

Ibu memberikan sepiring itu padaku. Aku terima saja. Ia menatapku dengan rasa penasaran. 

"Nak, apa yang kau pikirkan?"

"Seandainya laki-laki itu ikut makan lagi bersama kita, seperti malam yang sebelumnya", terangku pada ibu. 

Ayah menyambung tiba-tiba, "Ah kamu ini Ros, apa hebatnya dia? Dia hanya laki-laki biasa. Nanti kubawa Edward ke sini".

"Aku nggak suka sama dia! Lagipula aku juga tidak ingin kalau aku bisa dekat dengan dia!"

Aku pun langsung beranjak dari kursi dan meninggalkan ruang makan. Ayah sungguh mengesalkan, tidak mengerti perasaan anaknya...

Dan kudengar dari balik dinding dimana mereka masih menikmati makanan-makanan.. Ayah juga ikut kesal rupanya, dengan keras kepalaku, ia menggerutu. 

"Edward itu anak luar biasa, dia kaya raya, apa saja serba ada. Harusnya ia-lah yang memang cocok untuk hadir bersama kita"

"Tapi itu kan, keinginannya Ros. Tak bisa kita memaksakan kemauannya", kata ibu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun