Mohon tunggu...
fanny s alam
fanny s alam Mohon Tunggu... -

Pengelola Bandung's School of Peace Indonesia (Sekolah Damai Mingguan Indonesia Bandung) dan penggiat komunitas di kota Bandung untuk kota yang ramah bagi semua

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengurai Hoaks sebagai Ancaman terhadap Keberagaman

16 April 2018   15:04 Diperbarui: 16 April 2018   18:06 572
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: Getty Images

oleh Fanny S. Alam
Koodinator Bhinneka Nusantara Foundation Region Bandung

Dua tahun hingga tiga tahun sebelumnya kita pernah dikejutkan dengan beberapa kabar bohong atau hoax yang berkaitan dengan peristiwa-peristiwa intoleransi, seperti kejadian pembakaran musala di Tolikara, pembakaran vihara serta properti milik sebagian masyarakat di Tanjung Balai, hingga isu mengenai penganiayaan terhadap pemuka agama. 

Bukan hanya terjadi di Indonesia, di Sri Lanka beberapa hari yang lalu pecah konflik antara masyarakat Buddha dan Muslim hanya karena salah mengartikan kata yang akhirnya diterjemahkan menjadi pil mandul.

Ketakutannya adalah pil tersebut digunakan untuk membuat masyarakat Buddha untuk beranak pinak yang merupakan juga masyarakat mayoritas di Sri Lanka.

Hingga sekarang, terutama menjelang tahun politik mendekati pemilihan umum kepala daerah, tidak berarti hoax menjadi terpinggirkan, namun diperkirakan semakin menggurita karena ada kepentingan politik besar dibaliknya. Hoax dibuat sedemikian rupa sehingga informasi yang disampaikan terbaca seolah-olah benar, hal ini juga tidak luput dari kontribusi media-media baik on-line maupun cetak untuk memperebutkan jumlah penyimak media.

Hoax berkembang pesat dalam hitungan detik, terutama dalam media online serta bergerak dalam pesan-pesan berantai dalam bentuk lain media sosial, seperti WhatsApp.Tren penyebaran hoax di Indonesia yang paling krusial mendapatkan atensi penyimaknya adalah seputar agama, politik, serta etnis dan kesukuan, terutama jika berhubungan dengan  minoritas ketiga kelompok di atas.

Jenis-jenis Sebaran Informasi

Perkembangan media dan teknologi beserta integrasi keduanya sebenarnya merupakan tonggak modernisasi kehidupan masyarakat. Artinya, tonggak tersebut seharusnya memudahkan masyarakat untuk mengakses banyak informasi secara tidak terbatas dan relatif rendah biaya. Ini adalah hal positif untuk menggerakkan pola literasi masyarakat Indonesia yang masih cenderung rendah dibanding negara-negara lain, bahkan untuk sekelas ASEAN. 

Tonggak tadi bukan tidak menyimpan sisi negatif, salah satunya sebaran informasi yang tidak benar atau hoax, terutama yang berkaitan dengan agama, suku, etnis, dan politik. 4 topik tadi dikemas sedemikian rupa menjadi bentuk informasi yang sebenarnya jika dikemas dengan baik untuk memberikan informasi mengenai keberadaan kelompok minoritas agama, suku, etnis dan politik serta bagaimana caranya bersama merangkul satu sama lain untuk kepentingan pembangunan bersama maka hal ini bisa dianggap positif, akan tetapi secara dominan yang lebih banyak muncul adalah informasi provokasi terhadap kelompok kelompok tersebut sehingga ini menjadi ancaman baru terhadap tatanan keberagaman yang sudah ada sejak dahulu (S.Alam, Fanny, 2017).

Membutuhkan kejelian masyarakat dalam hal membaca informasi yang ada di media manapun. Hal ini berguna agar masyarakat tidak semakin mudah terprovokasi informasi apa pun yang berkonten negatif. Secara umum, konten negatif ini terbagi atas dua kelompok, misinformasi dan disinformasi, dimana misinformasi adalah jelas informasi yang sudah salah sedangkan disinformasi adalah kesengajaan pembuatan informasi yang salah (Hoax Busting and Digital Hygiene). 

Beberapa konten yang merupakan turunan yang sering memanfaatkan ketidakjelian masyarakat dalam menyimak informasi adalah konten menyesatkan, bertujuan untuk membentuk isu atau individu berdasarkan informasi sesat, konten palsu, 100 persen palsu bertujuan untuk menipu, konten salah yang merupakan campuran konten asli dengan konteks informasi salah, serta konten manipulasi ketika seluruh informasi asli dimanipulasi total untuk terlihat baru padahal tetap salah dalam isinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun