Mohon tunggu...
fanny oktaviani
fanny oktaviani Mohon Tunggu... -

Simple

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ingin Tau Penerapan Rules Theoris dalam Berkomunikasi Antarpribadi???

6 Juni 2014   18:58 Diperbarui: 20 Juni 2015   05:00 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

pemikiran rules theorie menekankan bahwa tingkah laku orang merupakan hasil atau refleksi dari penerapan aturan yang disepakati bersama (dua orang atau lebih). Dalam hal ini ada empat proposisi yaitu:

a.Tindakan-tindakan yang bersifat gabungan, kombinasi dan asosiasi merupakan ciri-ciri dari perilaku manusia.

b.Tindakan-tindakan di atas disampaikan melalui pertukaran informasi simbolis,

c.Penyampaian informasi simbolis menuntut adanya interaksi antar narasumber, pesan, dan penerima yang sesuai dengan aturan-aturan komunikasi yang disepakati.

d.Aturan-aturan komunikasi ini mencangkup pola-pola umum dan khusus.

Secara umum pemikiran dasar pendekatan sistem mempunyai empat ciri/sifat pokok: (1) sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian, elemen-elemen, unsur-unsur, yang masing masing mempunyai karakteristiknya sendiri; (2) sistem berada secara tetap dalam lingkungan yang berubah; (3) sistem hadir sebagai reaksi atas lingkungan; (4) sistem merupakan koordinasi dari hierarki.

Kerangka kerja sistem pada dasarnya tidak bersifat monolitis. Dalam hal ini ada tiga alternatif model sistem: General System Theory (Teori Sistem Umum), yang terdiri atas sistem terbuka dan sistem tertutup; Cybernetics (Sibernetika), dan Structural Functionalism (Struktural Fungsuonalisme).
Sistem terbuka mempunyai 5 (lima) karakteristik: (1) adanya komponen-komponen bagian dari sistem, (2) adanya spesifikasi hubungan antar komponen, (3) adanya perilaku sistem, (4) adanya interaksi dengan lingkungan diluar sistem yang menghasilkan inputs (masukan) dan outputs (keluaran atau hasil), dan (5) adanya proses evolusi sistem. Di samping otu sistem terbuka mempunyai 4 (empat) ciri proses perilaku. Pertama, proses pertukaran antara sistem dan lingkungan selalu terjadi dalam sistem dan lingkungan selalu terjadi dalam sistem terbuka. Kedua, pada suatu kondisi tertentu sistem berada dalam keadaan tetap yakni berada pada suatu jarak tertentu danri titik keseimbangan. Ketiga, keadaan tetap ini bisa dicapai dengan parameter-parameter sistem (equifinality). Keempat, keadaan entropy (ketidakpastian atau situasi yang tidak menentu) dalam sistem cenderung akan menurun.

Sistem tertutup dicirikan oleh 3 (tiga) karakteristik: (1) adanyan komponen-komponen bagian, (2) tiap komponen merupakan konfigurasi nilai pada suatu waktu tertentu, dan (3) tiap komponen bisa berubah karena proses trasformasi. Perilaku sistem tertutup mempunyai 4 (empat) ciri. Pertama, terisolasi dari lingkungan. Kedua, tetap berada pada titik keseimbangan semula. Ketiga, sistem sepenuhnya ditemukan oleh kondisi awal, dan Keempat , keadaan entropy cenderung meningkat.

Cybernetics (sibernetika) dicirikan oleh beberapa kondisi logis yakni: (1) parameter-parameter tujuan diatur oleh pusat kontrol; (2) pusat kontrol mempengaruhi dan mengendalikan bagian-bagian dari sistem; (3) adanya feedback (umpan balik) kepusat kontrol; (4) tes perbandingan yang dilakukan oleh pusat kontol manghasilkan tanda error (keslahan); (5) aksi korektif dilakukan oleh pusat kontrol.

Bentuk atau model sistem berikutnya adalah structural functionalism (struktural fungsionalisme). Model ini mempunyai beberapa ciri sebagai berikut. Pertama, sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari unsur-unsur yang berkaitan. Kedua, adanya spesifikasi lingkungan yakni spesifikasi faktor-faktor eksternal yang bisa mempengaruhi sistem. Ketiga, adanya ciri-ciri, sifat-sifat yang dipandang esensial untuk kelangsungan sistem. Keempat, adanya spesifikasi jarak yang menentukan pebedaan nilai. Kelima, adanya aturam tentang bagaimana bagian-bagian secara kolektif beroprasi sesuai ciri-cirinya untuk menjaga eksistensi dari sistem.

Ketiga model teori sistem ini masing-masing memiliki ciri empiris yang relatif berbeda satu sama lainnya. Ciri-ciri empiris dari General Syatem Theory (Teori Sistem Umum yang mencangkup sistem tertutup dan sistem terbuka) adalah: (1) adanya pengukuran tehadap variabel-variabel struktu, dan (2) adanya pengukuran mengenai perubahan setiap variabel sebagai fungsi dari variabel lain (pengukuran proses). Cybernetics ( sibernetika) memilih 3 (tiga) ciri empris: (1) adanya pengukuran tanda error-yakni jarak tanda reference (referensi) dan tanda feedback, (2) adanya pengukuran jumlah aksi-aksi korektif yang dilakukan oleh pusat kontrol, dan (3) adanya pengukuran respons ( reaksi atau tanggapan dari bagian-bagian dalam sistem). Sementara itu, model pendekatan Structual functionalism mempunyai 4 (empat) syarat pengukuran empiris, yakni: (1) indikator-indikator cara kerja sistem harus diukur, (3) adanya identifikasi dan pengukuran hubungan antarciri, dan (4) adanya pengukuran kekuatan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi.

Kerangka pemikiran symbolic interactionism berasal dari disiplin sosiologi. Menurut Jerome Manis dan Bernard Meltzer terdapat tujuh proposisi umum yang mendasari pemikiran symbolic interactionism, yaitu:

a. Bahwa tingkah laku dan interaksi antar manusia dilakukan melalui perantara lambang-lambang yang mengandung arti.

b. Orang menjadi manusiawi setelah berinteraksi dengan orang-orang lainnya.

c.Bahwa masyarakat merupakan himpunan dari orang-orang yang berinteraksi.

d.Bahwa manusia secara sukarela aktif membentuk tingkah lakunya sendiri.

e.Bahwa kesadaran atau proses berpikir seseorang melibatkan proses interaksi dalam dirinya.

f.Bahwa manusia membangun tingkah lakunya dalam melakukan tindakan-tindakannya.

g.Bahwa untuk memahami tingkah laku manusia diperlukan penelaahan tentang tingkah laku/perbuatan yang tersembunyi.

Menurut Manford Kuhn, perkembangan pendekatan symbolic interactionism dapat dibagi dalam dua periode. Periode pertama, merupakan periode tradisi oral dan menjadi awal perkembangan dasar-dasar pemikiran symbolic interactionism. Tokoh-tokoh yang dikenal antara lain, charles coolet, john dewey, I.A. Thomas, dan George Herbert Mead. Karya Mead, Mind, Self and Sosiety merupakan buku pegangan utama. Oleh karena itu, periode ini disebut juga sebagai sebagai periode mead atau meadian. Periode kedua, disebut juga sebagai masa pekajian atau penyelidikan, mucul beberapa tahun setelah publikasi karya Mead. Tokoh-tokoh yang mencul pada masa ini antara lain Herbert Blumer (The Chicago School). Manford kuhn (The Iowa School), dan kenneth Burke.

sumber : buku teori komunikasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun