Mohon tunggu...
Fanny Citra
Fanny Citra Mohon Tunggu... Pelajar -

Hard words breaks no bones

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kampanye Stay Away: No S.A.D Be SMART UPH Konsisten Terapkan ‘Non Smoking Campus’

12 November 2015   13:29 Diperbarui: 12 November 2015   13:29 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

    UPH, A Non Smoking Campus

Tangerang, 11 November 2015 - Universitas Pelita Harapan (UPH) merupakan kampus yang konsisten menerapkan anti rokok. Slogan ‘A Non Smoking Campus’ terpampang di setiap tempat strategis di lingkungan kampus. Slogan ini diwujudkan dengan penerapan yang tegas, mulai dari peraturan dengan sanksi ketat hingga program pembinaan dibuat untuk menjadikan kampus UPH sebagai kampus bersih atau KASIH. Hal ini bertujuan untuk menciptakan lingkungan sehat dan nyaman bagi setiap orang yang ada di kampus UPH.

Kekonsistenan ini sebagai salah satu point yang membawa Founder UPH, James T. Riady, sebagai salah satu penerima penghargaan atas dedikasi serta kepedulian terhadap bahaya rokok, dari WITT, Juni 2008. Dukungan Universitas Pelita Harapan terhadap kebiasaan hidup sehat juga telah dibuktikan dengan diperolehnya Penghargaan Sanggraha Krida dari Menpora pada tahun 2009. Penghargaan ini diberikan atas konsistensi Universitas Pelita Harapan dalam mendukung olahraga di tingkat universitas.

Kampanye ‘Stay Away’ pertama kali dicanangkan pada tahun 2010, dan kembali digelar tahun ini dengan seruan No S.A.D Be SMART, yang berlangsung selama 3 hari, dari tanggal 10-12 November 2015. Hari kedua, kampanye ini diisi dengan Mini Talkshow mengenai bahaya merokok yang disampaikan KOMNAS Pengendalian Tembakau, Fuad Baradja dipandu finalisAmbassador of UPH, yang diadakan di Taman kampus UPH.

 

Fuad Baradja, bersama MC dan Ambassador of UPH dalam Mini Talkshow Salah satu isu yang diangkat dalam mini talkshow ini adalah trend merokok di kalangan remaja. Banyak anak muda yang menjadi social smoker atau merokok untuk kepentingan sosial, khususnya saat berkumpul dengan teman-teman sesama perokok. Menurut Fuad, anggapan merokok hanya sebagai jalan untuk diterima di lingkungan adalah suatu hal yang kurang tepat. “Yang benar social smoker adalah jalan untuk mengikat seseorang menjadi smoker. Dimulai dari rasa ingin tahu, akhirnya kecanduan yang disebabkan nikotin dalam rokok. Tidak mungkin orang menjadi social smoker selamanyapada akhirnya orang tersebut akan menjadi kecanduan,” tegas Fuad.

 

Terkait dengan strategi produsen rokok dalam menawarkan rokok dengan kadar nikotin rendah, dengan mencantumkan label Mild atau Light, menurut Fuad, sesungguhnya itu hanya penyesatan. Hal yang terjadi adalah orang  akan mengkonsumsi rokok lebih banyak demi memenuhi rasa kecanduannya.

Mini talkshow ini juga mengangkat kehadiran produk pengganti rokok yaitu Shisha dan rokok elektrik yang dianggap jauh lebih aman daripada merokok dan produk ini diminati oleh banyak orang terutama generasi muda. Dalam menanggapi hal ini, Fuad menegaskan bahwa kandungan pada shisha  tidak lebih baik dari rokok bahkan jauh lebih buruk. Kandungan shisha yang dibakar dan kemudian melalui air akan mengeluarkan uap untuk dihirup, memiliki kandungan yang berbahaya. Fuad dengan pasti mengatakan bahwa komposisi dari pasta shisha sudah pasti menggunakan tembakau. Tembakau pada pasta shisha yang dibakar akan menghasilkan karbon monoksida yang jauh lebih besar. “Karbon monoksida yang masuk pada paru-paru akan diproses sama seperti oksigen dan masuk ke aliran darah, yang kemudian mengikat hemoglobin darah puluhan kali lebih kuat dari oksigen, akibatnya oksigen menjadi lebih banyak lepas.  Semakin banyak oksigen yang terlepas, akan terjadi kekurangan oksigen yang menyebabkan berbagai penyakit, salah satunya stroke,” Jelas Fuad terkait kandungan Shisha.

Begitu juga halnya dengan rokok elektrik, yang tidak kalah berbahayanya. Cartrigde pada rokok elektrik terdiri dari nikotin murni yang dicampur pelarut gliserin, dieter glikol, dan propilen glikol, untuk membuat nikotin tersebut menguap ketika dipanaskan. Kandungan dieter glikol dan propilen glikol ini juga  merupakan kandungan yang dapat membuat kanker, jelas Fuad.

Menjawab pertanyaan mengenai apa manfaat dari tembakau itu sendiri, secara jelas Fuad mengatakan bahwa tembakau yang diolah tentunya juga memiliki manfaat positif, pertama sebagai pestisida organik yang sangat bagus sekali, kedua bahan bakar pesawat terbang yang saat ini belum diproduksi masal, dan ketiga yang saat ini sedang diupayakan agar tembakau dapat diproses menjadi sarana terapi insulin. Namun, Fuad kembali menegaskan dengan manfaat tembakau ini bukan berarti merokok itu bagus, tembakau bukanlah untuk dihisap, dan rokok sangatlah berbahaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun