Pemain UEU mengiring bola
Acara penutupan UPH Festival 22 pada hari Sabtu, 22 Agustus 2015 dimeriahkan dengan menampilkan human configuration membentuk simbol dari tema “Grow Deeper” yang sangat luar biasa. Puncak acara masih dilanjutkan dengan pertandingan National Basketball Exhibition antara Tim basket putra Universitas Pelita Harapan (UPH) Eagles melawan Tim basket putra Universitas Esa Unggul (UEU). Walaupun sudah melalui hari yang panjang dengan rangkaian acara UPH Festival 22 yang cukup banyak, mahasiswa baru dan publik tetap antusias menyaksikan pertandingan ini. Tampak tribun dipenuhi penonton, membuktikan besarnya dukungan, sportivitas, dan kebanggaan terhadap UPH.
Didampingi oleh masing-masing pelatih, kedua tim bermain dengan memukau. Pertandingan yang terdiri atas 4 babak tersebut terus diungguli oleh tim UPH dengan perbedaan skor yang signifikan. Walaupun tertinggal, UEU tetap menunjukan semangat dan tidak menyerah untuk mengejar ketertinggalan. Selain pertandingan basket, acara malam itu dimeriahkan oleh penampilan Korean modern dance dari Hana Union, mini games, pemutaran video dokumentasi acara 5K Run yang diadakan pada pagi harinya, serta pengumuman pelari tercepat dan pemenang kompetisi selfie pada 5K Run. Pertandingan basket pun berakhir dengan skor 102 (UPH) – 48 (UEU).
Kenny, mahasiswa Manajemen 2015 yang sejak pagi mengikuti acara UPH Festival dan penggemar olahraga basket, berpendapat bahwa pertandingan akan menjadi lebih seru kalau lawannya lebih kuat. Tetapi suasana pertandingan ramai dan menyenangkan. “Fasilitas sport di UPH sangat lengkap dan program sport itu sendiri sepertinya sangat didukung, sehingga tidak heran UPH selalu menjadi juara di berbagai kejuaraan basket,” ujar Kenny.
John Riady bersama istri turut hadir mendukung tim UPH pada malam hari itu. “Pertandingannya menyenangkan dan cukup seru. Lagipula, ini merupakan pertandingan persahabatan, jadi bukan masalah menang atau kalah. Ini adalah ajang untuk membawa orang-orang ke UPH untuk menonton dan meramaikan pertandingan. UPH memang menonjol dalam sport. Walau demikian, saya pikir UEU juga cukup hebat dalam permainan,” kata John.
Rentang skor yang cukup jauh antara UPH dan UEU, tim yang pernah memenangkan beberapa kejuaraan basket tersebut membuat sebagian penonton penasaran mengenai penampilan UEU malam ini. Menurut Vendy, sang pelatih tim UEU memang sedang dalam masa transisi. “Tim kita terdiri dari anggota baru dan masih dalam masa transisi. Inilah yang saya kagumi dari tim UPH. Regenerasinya selalu bagus, timnya selalu solid dan persiapannya matang,” ujarnya sambil tersenyum.
Mr. Met mengatur strategi tim Eagles
Berbeda dengan pandangan banyak orang, Mr. Stephen Metcalfe, pelatih dari tim putra UPH berpendapat bahwa para pemain di tim masih bisa bermain lebih baik lagi daripada tadi. “Masih ada kesalahan-kesalahan yang seharusnya dihindari. Saya tidak terlalu memikirkan mengenai skor. Apa yang dilihat penonton berbeda dengan apa yang saya lihat. Kedepan harus bisa lebih baik lagi. Saya tidak peduli akan tim lawan. Kita tidak bisa mengontrol mereka, tapi kita bisa mengontrol tim kita sendiri,” ujar sang pelatih tegas.
Pelajaran yang bisa diambil dari pertandingan ini, terutama dari tim UPH, yaitu bahwa nilai memang penting, tetapi bukan itulah fokus utama. Yang terpenting yaitu proses, dimana karakter setiap pemain dibentuk sehingga menghasilkan tim yang solid, tidak menganggap remeh lawan dan selalu menampilkan yang terbaik siapapun lawannya dan bagaimanapun keadaannya. (nn)
